Restu(2)

768 48 1
                                    

"apa kalian sudah yakin dengan hubungan dan perasaan kalian masing-masing?"

"Saya sangat yakin om, saya sudah sangat lama mencintai frandi om dari kita masih sma dulu. Walaupun saat itu frandi masih benci dengan saya, dan walaupun juga perasaan saya itu sempat hilang. Tapi sekarang saya merasakan itu lagi om bahkan lebih dari dulu, om dan saya rasa bahwa dulu takdir cuma mempermainkan kami berdua" ucap gavin memberanikan diri.

Hendra tersenyum kepada gavin begitupun frandi yang melihat gavin dengan penuh bahagia atas ucapan gavin.

"Makasih" bisik frandi di telinga gavin.

"Kalau kamu frandi? Gimana?"

Frandi menghilangkan senyum di wajahnya "Frandi ga yakin pa" jawabnya.

"Maksud kamu apa frandi? Kamu hanya bercanda dengan hubungan ini"

Frandi hanya diam tak terucap apapun. Gavin yang ada disampingnya pun raut wajahnya sudah berubah, senyum yang tadi terukir kini tak terlihat lagi. Tatapannya kepada frandi memberi isyarat bahwa apa maksud ucapan frandi.

"Apa selama ini frandi mempermainkan ku lagi" batinnya dan memalingkan wajahnya kearah berlawanan dari frandi.

"Frandi kenapa kamu mempermainkan gavin? Papa tau kamu ga mungkin masuk kedunia itu karena dari dulu papa tidak melihat tanda-tanda itu dalam diri kamu. Walaupun gavin perasaannya berbeda tapi kamu harus menghargai itu" ucap hendra lagi.

"Papa kok malah ceramahin aku sih?" Tanya frandi

"Biar kamu tidak mempermainkan orang lain lagi"

"Apa tadi aku bilang kalau aku mempermainkan gavin? Tidak kan, memang frandi sudah pernah mempermainkan gavin dan frandi benar-benar menyesal dan itu cukup sekali saja. Dan yang tadi frandi maksud ga yakin itu-" frandi menggenggam tangan gavin dengan kedua tangannya membuat gavin menoleh kembali kearahnya sehingga mereka saling menatap satu sama lain. "Frandi ga yakin bisa hidup tanpa gavin pa" sambungnya.

Sebuah senyuman kembali terlukis diwajah gavin dengan mata berkaca-kaca dan perasaan yang penuh haru.

"Papa liat kalian berdua benar-benar sangat mencintai" ucap hendra.

"Iya dong om/iya lah pa" jawabnya bersamaan "oh iya papa sama mama kok ga marah sama frandi?" Tanya frandi.

"Waktu pertama tau info kalau kalian pacaran awalnya mama kamu itu marah besar dan akan memisahkan kalian berdua, tapi selama 2 hari papa ngebujuk mama supaya mau menerima kekurangan kamu frandi hingga akhirnya mama kamu menerimanya"

"Kalau papa ga marah sama frandi?" Tanya frandi lagi.

Hendra menggeleng.

"Kalau boleh tau kenapa om dengan gampangnya menerima hubungan kami?" Gavin bertanya.

"Karena om pernah merasakan apa yang kalian rasakan" ucap hendra.

"Maksud papa?"

"Dulu papa juga sama seperti kalian, mencintai orang yang salah. Tapi nenek kamu menentangnya dan menjodohkan papa dengan mama. Disitu papa merasakan bahwa hidup papa akan hancur, semua kebahagiaan lenyap begitu saja. Dan papa ga mau kamu ngalamin hal yang sama" jelasnya.

Frandi dan gavin keduanya sama-sama terkejut.

"Ap..apa masih sampe sekarang pa?"

"Tidak nak, semenjak kehadiran mama kamu dia yang berhasil merubah papa hingga papa mencintai mama kamu, dan itu butuh waktu yang sangat lama. Untungnya mama kamu mau sabar dengan papa"

"Berarti mama tau tentang masa lalu papa?"

"Tentu"

"Kalau om bisa mencintai tante, berarti saya juga akan bisa dong om cinta sama perempuan juga ?" Ucap gavin untuk mengerjai frandi.

Senior PujaankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang