Marah

798 46 1
                                    

"Gavin" panggil doni saat melihat gavin sudah selesai makan.

"Iya mas?"

"Mas mau jujur sama kamu vin"

"Tentang?"

"Mas suka sama kamu vin" gavin menelan liur mendengar ucapan Doni.

"Maksud mas gimana? Suka sebagai teman ya?"

Doni menggeleng "Bukan vin, perasaan mas ini bukan sebagai teman.....mas suka sama kamu, mas cinta sama kamu vin. Awalnya mas takut kamu akan benci sama mas kalau tau perasaan mas, tapi begitu mas liat kamu tadi pagi bermesraan dengan seorang pria dimobil, mas berani jujur karena kita sama-sama berbeda" Doni menggenggam tangan gavin diatas meja.

"Mas Doni liat aku cium frandi" batinnya.

"Tapi mas..." ucap gavin berhenti.

"Tapi kenapa vin? Apa pria tadi itu kekasihmu?"

Gavin mengangguk kecil.

"Tapi mas masih bisa kan? Mas masih bisa berharap kan vin? Kamu mau kan kasih tempat buat mas?"

Gavin menggeleng dengan raut wajah yang merasa tak enak "maaf mas, lebih baik mas jangan berharap sama aku, mas bisa cari yang lebih dari aku"

"Ga bisa vin"

"Bisa mas, yang penting mas mau buka hati aja"

"Baiklah vin mas ga bisa maksa kamu, tapi setelah ini kamu ga akan menjauh mas kan?"

Gavin mengangguk dan tersenyum "tentu mas" ucapnya tak sadar bahwa tangannya masih digenggam oleh Doni.

Cup

Doni berdiri membungkukkan badannya kedepan dan menyatukan bibirnya dengan bibir Gavin. Doni memejamkan matanya menikmati sentuhan pada bibirnya.

Mata gavin terbelakak tak percaya, tubuhnya shock. Kedua tangannya ingin mendorong Doni tapi tak bisa karena genggaman Doni begitu kuat.

"BANGSATTT" seseorang datang dari samping mereka menarik kuat kemeja Doni sampai genggamannya di tangan gavin terlepas.

Bughh

Satu tinjuan melayang di pipi sebelah kanannya hingga di ujung bibirnya mulai berdarah. Doni tak terima dan membalas pukulan pria tadi ditempat yang sama ia dinju.

Gavin masih kaget melihat kedatangan pria yang tak lain adalah Frandi dengan penuh emosi.

Bughh....bughh

Dua pukulan diberikan oleh frandi tepat di perut Doni sehingga Doni terjatuh dan memegang perutnya yang kesakitan. Doni tak sanggup lagi untuk membalas, bahkan berdiri saja ia sudah tak sanggup.

Tak ada orang lain melihat kejadian itu karena kafe yang hanya berisikan beberapa pelanggan. Kafe yang luas ditambah posisi mereka yang berada di pojok semakin membuat pelanggan yang ada tak bisa melihat aksi perkelahian tersebut.

Frandi membungkukkan badannya menarik kerah baju doni dengan satu tangan dan tangan satunya sudah terkepal kuat. Tangannya yang sudah terkepal melayang ke wajah doni namun tak jadi karena Gavin menahan tangan frandi.

"Poo cukup, cukup.... kasihan mas Doni" ucapnya.

Frandi mendorong doni dan melepaskan tangannya. Ia beralih kepada Gavin yang berdiri disampingnya "kau berbohong hanya untuk bisa berduaan dengan pria ini HAHH?" Teriak frandi meluapkan emosinya.

"Poo, bukan begitu-"

"Pantas saja kemarin kau sangat keras kepala memaksa untuk datang dan tidak mau membatalkan kerja sama, jadi ini alasannya? Cihh"

Senior PujaankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang