Camer

781 46 5
                                    

"Poo, apa kau yakin kita akan pergi?" Tanya gavin setelah mereka sudah bersiap-siap.

"Tentu saja boo, aku ingin keluargaku juga mengetahui hubungan kita jadi kita bisa lebih leluasa"

"Tapi bagaimana jika keluargamu menolak ku poo? Bagaimana kalau mereka benci aku poo? Pasti mereka akan memintamu untuk menjauh dan meninggalkanku, i don't want it" ucap gavin penuh kekhawatiran.

Frandi mendekat ke arah gavin yang duduk di kursi meja makan, ia memeluk gavin yang masih duduk dan mengalungkan tangannya di depan dada gavin dari belakang. Dagunya ditopang diatas kepala gavin "Don't worry, Everything's gonna be all right baby"

"Tapii aku takut frandi, aku belum siap dan tak akan pernah siap kehilanganmu poo"

"Me too" ucap frandi tersenyum "yasudah ayo berangkat"

Gavin menggeleng dan memonyongkan mulutnya.

He looks so cute.

"Ayoo boo" frandi menarik tangan gavin tapi dilepas oleh gavin.

Cupp

Frandi mengecup bibir gavin yang sedang monyong-monyong.

"Dahh mulutnya jangan dimonyong monyongin lagi, kalau seperti itu terus kita tidak akan jadi pergi melainkan aku akan melahapmu habis" ucap frandi menaik turunkan sebelah alisnya.

"Coba saja kalau kau berani" tantangnya.

Tanpa aba-aba frandi menggendong gavin. Ia memegang kaki gavin dan membiarkan tangan dan kepalanya bergelantung di belakangnya, ia melakukan layaknya seorang pencuri.

"Frandii, turunkan aku" teriak gavin dan memukul punggung frandi.

Frandi berhenti namun tidak melepaskan gavin "jadi gimana? Kau akan ikut denganku atau ingin bertempur di kasur hmm" godanya.

"Aku akan ikut, sekarang turunkan aku" ucap gavin dan menggoyangkan kakinya yang digenggam kuat oleh frandi.

Frandi sedikit berjongkok dan menurunkan gavin "padahal aku berharap kau lebih milih bertarung"

"Dasar mesum" gavin meninju pelan perut frandi yang berotot.

"Aduhh, boo" frandi mengeluh kesakitan memegang perutnya.

"Jangan alasan, ayo cepat" gavin berbalik berjalan ke arah pintu.

Frandi yang merasa tak dihiraukan menjadi cemberut dengan ulah gavin "Sabar ya" ucap nya mengelus juniornya sendiri.

Tingkahnya sangat konyol bukan?

Diluar apartement frandi berjalan dengan merangkul bahu gavin dan mengelus-ngelusnya.

"Poo, geli"

"Hehee" cengir frandi.

~

Mobil milik frandi memasuki sebuah perumahan elit yang terdiri dari rumah-rumah gedong dan hampir semua rumah terdapat mobil yang mewah-mewah.

Tak lama ia berhenti di depan gerbang sebuah rumah berwarna putih dan bertingkat 3 dengan halaman yang luas dipenuhi banyak sekali bunga-bunga dan beberapa pohon.

Suara klakson mobil frandi dibunyikan dan tak lama seorang perempuan yang sepertinya itu adalah art membukakan gerbang tadi. Frandi memasukkan dan memarkirkan mobilnya.

"Jangan takut" tangan frandi menggenggam tangan gavin yang terlihat gugup.

Yaialah gimana gak gugup coba, kan mau ketemu camer.

Gavin melihat sejenak genggaman tangan frandi kemudian beralih ke wajah tampan frandi dan mengangguk.

"Yaudah ayok keluar" frandi membuka pintu mobilnya dan keluar namun gavin masih diam dengan seat belt yang masih terpasang.

Senior PujaankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang