Happiness

922 52 0
                                    

Frandi memberhentikan langkahnya menunggu didepan lift yang berada tak jauh dari apartmentnya.

Air mata nya kini sudah berhenti dan dia harus bisa tegar menerima kenyataan.

"Halo" ucapnya kepada seseorang di telpon.

"...."

"Tolong pesankan saya tiket ke london dengan penerbangan tercepat"

"...."

Ia mematikan teleponnya dan kembali teringat kepada Gavin.

"Ini yang terbaik" ucapnya dan masuk kedalam lift yang sudah terbuka.

Frandi melangkahkan kaki diparkiran menuju ke tempat mobilnya terparkir. Rasanya sangat berat harus pergi tapi mau tidak mau harus dilakukan, karena itu yang terbaik.

Disaat dia membuka pintu mobilnya sesuatu menubruk belakangnya dan ia dapat merasakan sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Tolong, jangan pergi"

~

Frandi Pov

"Tolong, jangan pergi" ucap seseorang dengan suara yang parau.

Suara itu, suara yang benar-benar kukenal.
Aku membalik badan dan melihat wajah yang benar-benar kuharapkan.

"Gavin....kenapa kau kesini?" Tanyaku saat pelukannya terlepas.

"Tolong, jangan pergi" ucapnya sambil menitihkan air mata.

Aku tidak bisa meliat nya menangis terus seperti itu.

"Udahh jangan nangiss" ucapku menghapus air mata dipipinya.

Untung saja suasana parkiran sangat sepi, walaupun terdapat banyak cctv tapi aku tak peduli.

"Aku mohon frandi jangan pergi" ucapnya lagi.

Aku hanya bisa tersenyum "maaf, aku hanya ga mau membuat mu terluka lagi, akan lebih baik kalau kau terus membenciku"

"Tidak frandi, aku tidak bisa membencimu dan aku tak mau kau pergi, aku mohon frandi.....kalau memang kau sudah benar menyesal, kita bisa ulang lagi frandi"

"Apa kau yakin? Apa kau bisa melewati semuanya ? Apa kau bisa melupakan perbuatan semua burukku?"

"Aku yakinn frandi mungkin akan sulit bahkan tidak bisa melupakannya tapi setidaknya kau harus bisa membayar semua itu"

"Maaf Gavin..."

"Baiklah, aku tidak bisa memaksamu mungkin seharusnya kau memang kembali seperti dirimu yang dulu mencintai orang yang seharusnya, tapi kau harus tau aku tidak membencimu" gavin berbalik badan.

"Jadi cuma segitu usahamu?" Tanyaku menggoda.

Gavin membalik "Apa kalau aku terus memohon kau akan berubah pikiran?"

"Mungkin" jawabku enteng.

"Haishh disini seharusnya kau yang berusaha kenapa malah aku" ucapnya kesal tapi malah terlihat imut.

"Yasudah kalau kau tidak mau, aku akan pergi" ancamku.

"Yaa terserah mu saja" gavin berjalan menjauh.

"Lah kok dia malah pergi"

Aku berlari mengejar gavin yang sudah semakin menjauh.

"Mau kemana? Kenapa malah pergi?" Tanyaku.

"Aku mau pulang ke rumah saja" ucapnya.

Aku menarik tangannya menuju ke arah lift.

"Kenapa kau menarikku"

Senior PujaankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang