Chapter 21

209 15 1
                                        

"Sudah hampir malam, tapi kenapa Rena-chan belum pulang juga ya" kata Jurina yang saat ini sedang duduk dimeja makan menunggu Rena pulang.

Sepulang sekolah tadi Jurina langsung memasak menyiapkan makan untuk Rena, tapi saat ini Rena belum pulang juga.

'Kamu dimana Rena-chan' batin Jurina, ia khawatir karena Rena belum pulang juga padahal hari sudah malam ia takut jika sesuatu yang buruk terjadi pada Rena.

"Lebih baik aku mencarinya" kata Jurina sambil berjalan menuju kamar mengambil jaket miliknya untuk menghangatkan tubuhnya dari dinginnya malam.

Setelah itu Jurina langsung bergegas keluar untuk mencari Rena, tapi baru saja ia membuka pintu ia melihat Rena yang baru saja datang dan akan masuk rumah.

"Kamu dari mana saja Rena-chan aku khawatir sekali, baru saja aku akan mencarimu" kata Jurina yang terlihat lega melihat Rena yang sudah pulang.

Bukannya menjawab Jurina, Rena malah langsung masuk rumah melewati Jurina begitu saja.

"Kamu kenapa Rena-chan?" tanya Jurina karena Rena tak menghiraukannya dan Rena yang ditanyai seperti itu tetap diam saja dan Rena langsung naik kelantai dua untuk menuju kamarnya, Jurina yang melihat itu langsung mengikuti Rena kelaintai dua.

"Tunggu Rena-chan ayo kita makan dulu, aku sudah memasak untukmu" kata Jurina sambil menarik tangan Rena yang akan masuk kekamarnya, sementara Rena hanya menundukkan kepalanya seakan menyembunyikan wajahnya.

"Maaf Jurina aku lelah sekali, aku mau langsung tidur" kata Rena sambil melepas tangan Jurina dan langsung masuk kamarnya dan menutupnya rapat.

"Rena-chan" kata Jurina pelan melihat Rena yang sudah masuk kekamarnya dan Jurina hanya bisa dibuat bingung dengan sikap Rena yang seperti itu.

Setelah itu akhirnya Jurina memutuskan untuk makan sendiri dimeja makan dan tak lupa ia menyisakan untuk Rena jika nanti Rena mau makan.

.
.
.
.
.
.
.

Keesokan harinya terlihat Jurina yang sudah memakai seragam lengkap sedang menyiapkan makanan untuk sarapan pagi.

"Sebaiknya aku membangunkan Rena-chan dulu" kata Jurina sambil berjalan menuju kamar Rena untuk membangunkannya.

Sesampainya disana Jurina dapat melihat Rena yang sedang tertidur pulas dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Ayo bangun Rena-chan, sudah siang kita harus berangkat sekolah" kata Jurina sambil mengoyangkan pelan tubuh Rena agar ia terbangun.

"Ayo bangun Rena-chan" kata Jurina sambil menggoyangkan tubuh Rena hingga akhirnya ia mulai terbangun.

"Hari ini aku bolos dulu Jurina" kata Rena sambil mengubah posisi tidurnya sehingga ia membelakangi Jurina.

"Kamu kenapa Rena-chan, apa kamu sedang sakit?" kata Jurina tetapi Rena hanya diam saja.

"Kalau begitu aku berangkat sekolah dulu Rena-chan, aku sudah menyiapkan makanan jika kamu nanti mau makan" kata Jurina tapi Rena masih tetap diam saja dan akhirnya Jurina memilih untuk segera bergegas berangkat kesekolah karena sebentar lagi masuk.

Setelah meliat Jurina sudah keluar rumah, Rena langsung bangun dari tidurnya dan berjalan menuju jendela kamarnya melihat Jurina yang berjalan menjauh.

'Maafkan aku Jurina' batin Rena merasa bersalah karena sejak kemarin ia bersikap dingin kepada Jurina dan selalu menghindarinya.

Rena masih kecewa kepada Jurina karena berbohong tentang masa lalunya dan tak mau memberi tahukan kebenarannya, tapi Rena berusaha membuang rasa kecewa itu karena ia tahu bahwa Jurina melakukan hal itu demi kabaikannya sendiri, selain itu alasan Rena menghindari Jurina karena ia tak mau jika Jurina melihat luka dan memar diwajahnya akibat pukulan Black kemarin.

Rena berjalan kearah cermin dan melihat memar diwajahnya yang masih terlihat jelas, meski kemarin Mayu sudah membantu mengobati dan memberi make-up wajah Rena untuk menyembunyikan lukanya, tapi saat ini lukanya sudah terlihat kembali.

Tok!
Tok!
Tok!

Rena mengalihkan pandangannya saat mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya.

"Iya, tunggu sebentar" kata Rena sambil berjalan untuk membukakan pintu.

Rena membuka pintu dan dapat melihat siapa yang mengunjunginya.

"Black" kata Rena melihat siapa yang mengunjunginya.

"Apa aku boleh masuk?" tanya Black.

"Tentu saja, masuklah" kata Rena mempersilahkan Black masuk.

"Duduklah aku akan membuatkan minuman" kata Rena sambil berjalan menuju dapur untuk membuat minuman sementara Black langsung duduk ditempat yang Rena tunjukkan.

Tak lama kemudian Rena datang dan langsung menyuguhkan minuman yang ia buat.

"Sudah lama aku tak kemari" kata Black kepada Rena yang sedang memhuguhkan minuman.

"Benarkah?" kata Rena menanggapi Black sambil duduk didepan Black.

"Kau tak sekolah hari ini?" tanya Rena.

"Tentu saja aku sekolah, mungkin kau tak mengingatnya kalau kita dulu sering masuk kelas setelah istirahat pertama selesai" kata Black.

"Dasar pemalas" kata Rena sementara Black hanya tersenyum menanggapi hal itu.

"Jangan berkata seperti itu karena kau jauh lebih pemalas dariku" kata Black yang kemudian keduanya tertawa kecil menanggaoi pembicaraan barusan.

"Benarkah? aku masih sulit mempercayai kalau dulu aku siswa yang nakal" kata Rena sambil tersenyum, entah kenapa pembicataanya dengan Black bisa sehangat ini padahal kemarin mereka baru saja salinh beradu pukulan, mereka seolah-olah melupakan apa yang sudah terjadi kemarin.

"Ngomong-ngomong kau ada perlu apa Black?"   tanya Rena.

"Sebenarnya aku ingin memberikan sesuatu yang belum sempat kuberikan kemarin" kata Black.

"Apa itu?"

"Ini" kata Black sambil memberikan sebuah kalung bertuliskan 'ROCK' milik Rena.

"Apa ini?" kata Rena sambil mengambil kalung tersebut.

"Itu adalah kalung yang sangat berharga bagimu, kalung itu menjadi simbol tekadmu untuk terus bertarung" jelas Black sementara Rena hanya memandangi kalung tersebut.

"Tapi kenapa ini ada padamu?" tanya Rena.

"Aku menemukannya disekolah, mungkin kau menjatujkannya saat itu" kata Black berbohong karena ia sebenarnya tau kalau saat itu Rena membuang kalungnya.

"Saat menemukamnya, kalung itu sudah patah menjadi dua bagian, tapi aku sudah memperbaikinya meski hasilnya tidak terlalu bagus" kata Black sambil menunjukan bagian yang sudah ia perbaiki.

"Tak apa, aku sangat berterima kasih karena kau sudah menemukan dan sudah memperbaikinya" kata Rena sambil menggenggam erat kalung tersebut.

"Gekikara, kuharap kau menjaga baik-baik kalung itu, karena kalung itu adalah benda yang sangat berharga bagimu" kata Black.

"Aku akan menjanganya sebaik mungkin" kata Rena.

"Baguslah, kalau begitu aku permisi dulu ada sesuatu yang harus kulakukan" kata Black.

"Tunggu" panggil Rena sebelum Black meninggalkan rumahnya.

"Ada apa Gekikara?" tanya Black.

"Mulai sekarang apa kau bisa tidak memanggilku Gekikara lagi" kata Rena yang membuat Black terdiam beberapa saat.

"Baiklah Rena" kata Black yang tidak lagi memanggil Rena dengan nama Gekikara.

"Terima kasih Yuki" kata Rena yang kali ini memanggil Black dengan nama aslinya.

"Kalau begitu aku pergi dulu" kata Black sambil meninggalkan rumah Rena.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Change YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang