"Rena-chan apa aku boleh mencoba makananmu" kata Jurina melihat Rena yang sedang menikmati ramen cup miliknya.
Saat ini mereka berdua sedang menikmati makan siang diatap sekolah, bukan hal yang aneh lagi jika melihat mereka menghabiskan waktu istirahat diatap, karena setiap istirahat mereka akan langsung menuju atap untuk memakan bekal atau sekedar tidur disana bahkan Jurina terkadang juga ikut tidur diatap bersama Rena.
Selain itu sepertinya Rena sudah tidak mempermasalahkan lagi jika Jurina selalu mendekatinya bahkan Rena juga menikmati waktunya yang ia habiskan bersama Jurina.
Semua penghuni sekolah baik siswa maupun guru terkejut dengan kedekatan mereka berdua, mengingat tidak ada yang berani berdekatan dengan Rena, meski begitu banyak yang bersyukur karena itu Rena mulai berubah, ia tidak pernah lagi berkelahi disekolah meski diluar sekolah ia masih berkelahi, selain itu Rena sudah tidak pernah lagi membolos sekolah dan tidak pernah terlambat, mungkin karena setiap pagi Jurina selalu menjemputnya."Sini Rena-chan aku ingin mencobanya, aku penasaran kenapa kau suka sekali makan ramen cup itu" kata Jurina karena setiap hari ia melihat Rena memakan ramen cup yang terlihat sangat pedas itu.
"Apa kau yakin?" tanya Rena mencoba meyakinkan karena yang sedang ia makan adalah ramen super pedas yang tidak sembarang orang kuat memakannya.
"Tentu saja, asal kamu tau aku juga kuat memakan makanan pedas" kata Jurina percaya diri.
"Baiklah" kata Rena sambil memberikan ramen cup miliknya kepada Jurina.
Setelah menerimanya Jurina langsung menyantap ramen cup dari Rena dengan lahap hingga beberapa detik kemudian.
"Pedas!!, pedas!!, pedas!!" Kata Jurina yang kepedasan sambil mengibaskan tangannya didepan mulutnya, bahkan wajah Jurina sampai memerah karena kepedasan.
"Hhahahahha sudah kubilang kan" kata Rena tertawa sambil memberi Jurina sebotol minuman dan Jurina langsung menyambar dan meneguk habis minuman yang diberikan Rena.
"Haah,, pedas sekali" kata Jurina setelah meneguk habis minumannya tetapi tetap saja ia masih merasakan mulutnya masih panas.
"Katanya kau kuat dengan makanan pedas" kata Rena dengan senyum mengejek yang membuat Jurina kesal."Aku memang kuat memakan makanan pedas, tapi kalau ini pedasnya sudah keterlaluan" kata Jurina dengan wajah cemberut setelah mendengar perkataan Rena tadi, sementara Rena hanya tertawa apalagi saat ia melihat wajah cemberut Jurina yang menurutnya lucu.
"Apa yang kamu tertawakan Rena-chan" kata Jurina masih dengan wajah cemberutnya.
"Hahaha bukan apa-apa, lebih baik kau segera cari minuman, lihat mulutmu merah sekali" kata Rena sambil tertawa.
"Mou,,, Rena-chan berhenti tertawa itu tidak lucu" kata Jurina sambil mengembungkan pipinya yang malah membuat Rena tak bisa menghentikan tawanya.
Sementara itu tanpa mereka sadari terlihat seseorang yang sedang melihat kebersamaan mereka dari kejauhan dengan wajah tidak suka.
.
.
.
..
Sepulang sekolah, seperti biasa Rena dan Jurina akan pulang bersama, sebelum pulang biasanya mereka akan mampir terlebih dahulu kekedai ramen langganan Rena untuk mengisi perut mereka.
"Rena-chan bagaimana hasil tes sejarahmu tadi?" tanya Jurina karena kelas mereka tadi baru saja menyelesaikan tes sejarah.
"Seperti biasa" kata Rena sambil menunjukkan hasil tesnya yang memiliki nilai 15."Rena-chan kenapa kamu tak mngerjakan semuanya?" tanya Jurina melihat lembar tes Rena yang hanya dijawab 3 dari 20 soal.
"Aku hanya malas mengerjakan" jawab Rena, dari dulu Rena memang jarang mengerjakan soal yang diberikan bahkan Rena sering membiarkan lembar kerjanya kosong karena memang Rena tidak peduli dengan nilainya."Tapi Rena-chan, mungkin kamu akan mendapat nilai tingga kalau mengerjakan semuanya" kata Jurina melihat 3 soal yang dijawab Rena semuanya benar.
"Biarlah, aku tak peduli dengan nilaiku" kata Rena yang tiba-tiba membuat Jurina teringat sesuatu.
"Rena-chan"
"Ada apa?"
"Apa benar jika tahun ini kamu tidak naik kelas, kamu akan dikeluarkan?" tanya Jurina mengingat bahwa Rena sudah tidak naik kelas sebanyak 2 kali yang berarti jika ia tidak naik kelas sekali lagi akan dikeluarkan.
"Ya begitulah" jawab Rena santai.
"Bagaimana jika kamu benar-benar dikeluarkan dari sekolah" kata Jurina, ia tak ingin jika sampai Rena dikeluarkan dari sekolah.
"Aku tak peduli" kata Rena yang membuat Jurina terdiam.
"Ada apa Jurina?" tanya Rena melihat Jurina yang diam saja.
"Rena-chan, aku tak ingin jika kamu sampai dikeluarkan" kata Jurina.
"Apa maksudmu?"
"Aku ingin kamu berubah, setidaknya aku ingin kamu memikirkan nilaimu agar kamu tidak dikeluarkan" kata Jurina.
"Biarlah, lagipula apapun yang kulakukan aku tetap tidak akan naik kelas" kata Rena.
"Tapi Rena-chan, aku ingin menghabiskan masa sekolah bersamamu, aku ingin kita lulus bersama-sama" kata Jurina yang membuat Rena terdiam beberapa saat, ia tak menyangka jika Jurina akan berkata seperti itu.
"Sudahlah Jurina, itu hal yang mustahil" kata Rena karena ia yakin para guru tidak akan menaikkannya mengingat sikapnya yang tidak baik.
"Tapi Rena-chan, jika kamu berusaha pasti bisa, aku akan membantumu" kata Jurina.
"Sudahlah Jurina aku tak ingin membicarakan hal itu"
"Tapi-" kata Jurina yang harus terpotong karena seseorang tiba-tiba datang.
"Gekikara, ada yang ingin kubicarakan" kata seseorang yang tiba-tiba datang.
"Black, kau mengagetkanku saja" kata Rena terkejut melihat Black yang datang tiba-tiba, sepertinya Jurina juga ikut terkejut.
"Gekikara ikut aku" kata Black sambil berjalan pergi tanpa menuggu jawaban Rena.
"Jurina, kau pulang saja dulu aku sedang ada urusan" kata Rena sementara Jurina hanya menggangguk mengerti, setelah itu Rena langsung berjalan mengikuti Black.
.
.
.
.
"Ada apa Black?" tanya Rena."Gekikara, kemana saja kau akhir-akhir ini?" tanya Black.
"Aku tidak kemana-mana"
"Akhir-akhir ini aku tak melihatmu bersama kami, bahkan aku tidak melihatmu berkelahi sama sekali" kata Black karena akhir-akhir ini ia tidak melihat Rena saat ia dan kelompoknya sedang berkelahi dengan para yankee dari sekolah lain.
"Sudah kubilang aku sedang malas akhir-akhir ini"
"Apa karena gadis itu" kata Black yang mengacu pada Jurina.
"Sudah kubilang Jurina tidak ada hubungannya-" kata Rena tapi harus terpotong oleh ucapan Black.
"Jika itu karena gadis itu, aku akan-" kata Black tapi Rena langsung memotong ucapannya.
"Aku tak akan membiarkanmu menyakiti Jurina" kata Rena sambil mencengkram kerah baju Black sambil menatapnya tajam, sontak hal itu membuat Black terkejut dengan apa yang Rena lakukan.
Mereka berdua tetap dalam posisi seperti itu beberapa saat hingga Black mendorong tubuh Rena untuk menjauh darinya.
"Kemarin Gatsu dan Sankaku dihajar siswa Yabakune" kata Black sambil merapikan kerah bajunya.
Ngomong-ngomong Yabakune adalah sekolah Yankee yang menjadi musuh abadi Rena dan Black, meski sudah beberapa kali Rena dan Black menghabisi para siswa Yabakune, tapi tetap saja mereka tak kenal menyerah dan terus membuat masalah.
"Apa?" kata Rena yang terkejut setelah mendengar jika kedua temannya telah dihabisi.
"Mereka berdua dihajar saat dalam perjalanan pulang, besok kami akan membalasnya jika kau sampai tidak ikut aku akan menghajarmu" kata Black sambil berjalan pergi membiarkan Rena yang masih terdiam disana.
.
.
.
.
.
.
.TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Change You
Fiksi PenggemarSebuah kisah tentang siswa pindahan dan siswa nakal yang ditakuti semua siswa disekolah, awalnya hubungan mereka tidak hingga suatu saat murid pindahan mempunyai tujuan untuk merubah siswa nakal untuk menjadi lebih baik. Wmatsui