Rena dan Airi sampai didepan sebuah rumah yang cukup besar, dilihat dari kondisinya sepertinya rumah tersebut sudah tak berpenghuni selama bertahun-tahun.
Rena memandangi kondisi rumah tersebut yang dipenuhi tumbuhan liar dan sarang laba-laba yang menghiasi setiap sudut rumah.
Rumah tersebut merupakan rumah dimana Rena tinggal saat kecil dulu bersama adiknya dan ibu angkatnya yang kejam.
"Sejak kejadian itu tidak ada yang menghuni rumah ini" kata Airi.
"Begitu ya, lalu dimana dia tinggal?" tanya Rena bertanya mengenai adiknya.
"Sejak kejadian itu Ren-kun tinggal dipanti asuhan, sebenarnya ibuku ingin mengasuhnya tapi dia menolaknya dan lebih memilih tinggal dipanti asuhan" jawab Airi yang membuat Rena semakin merasa bersalah karena sudah meninggalkan adiknya.
"Sekarang dia sudah tumbuh besar, dia sangat mirip denganmu, karena itulah dipenginapan aku langsung menyadari bahwa itu kau" kata Airi.
"Begitu ya, sayangnya aku tak bisa melihatnya tumbuh dewasa" kata Rena membayangkan jika ia bisa melihat adiknya yang kini sudah tumbuh dewasa.
"Apa kau tak ingin bertemu dengannya, saat ini dia tinggal diapartement yang letaknya tak jauh dari sini" kata Airi.
"Tak perlu Airi, dia tak mungkin mau bertemu denganku" kata Rena, ia tau pasti adiknya akan membencinya saat ini.
"Kau salah Rena, Ren-kun pasti akan sangat senang bisa bertemu kakaknya lagi" kata Airi menyangkal apa yang Rena katakan.
"Tapi aku sudah meninggalkannya, dia pasti sudah hidup menderita sejak saat itu" kata Rena.
"Meski begitu, sebaiknya kau menemuinya Rena, hanya kau satu-satunya yang Ren-kun punya" kata Airi.
"Aku akan memikirkanya lagi" kata Rena sambil berjalan memasuki rumah yang diikuti Airi dibelakangnya.
Tak jauh dari sana terlihat Jurina yang mengikuti Rena dan Airi.
"Apa yang akan mereka lakukan, lagian mau apa mereka memasuki rumah kosong malam-malam begini" kata Jurina yang entah kenapa pikirannya jadi aneh-aneh.
"Aku harus ikut masuk kesana" kata Jurina.
Rena memandangi seisi rumah yang kondisinya tak jauh berbeda sejak ia tinggalkan beberapa tahun yang lalu, hanya saja sekarang kondisinya terlihat kotor karena memang tidak ada yang menghuninya.
Rena memasuki kamar yang ia tempati dulu, kondisinya masih sama hanya saja lebih kotor.
Rena mengambil bingkai foto yang ada diatas meja dan membersihkan foto tersebut yang tertutup debu.
Air mata Rena jatuh ketika melihat foto tersebut, didalam foto terlihat dua anak kecil satu perempuan dan satu laki-laki yang ternyata adalah Rena dan adiknya.
"Ada apa Rena?" tanya Airi.
"Tak apa Airi" jawab Rena sambil menghapus air matanya.
"Begitu ya" kata Airi meski ia tau bahwa Rena menangis tapi ia memilih untuk tidak bertanya lebuh lanjut.
Rena mengambil foto dibingkai tersebut dan memasukkannya kesaku jaketnya karena salah satu tujuan Rena kemari adalah untuk mengambil foto tersebut.
KYAAA!!
Rena dan Airi dikejutkan dengan sebuah teriakan dan mereka berdua langsung bergegas kearah suara tersebut berasal.
"Jurina" kata Rena melihat suara tersebut berasal dari Jurina yang entah bagaimana bisa berada disana.
"Apa yang terjadi?" tanya Rena.
"Aku dijatuhi laba-laba" kata Jurina sambil membersihkan rambutnya yang dipenuhi sarang laba-laba.
"Memangnya kenapa kau bisa berada disini?" tanya Rena sambil membantu Jurina membersihkan sarang laba-laba yang menempel dirambutnya.
"Aku tadi melihat kalian berdua keluar malam-malam begini, jadi aku memutuskan untuk mengikuti kalian" jawab Jurina.
"Memangnya apa yang kalian berdua lakukan disini?" tanya Jurina.
"Hanya sedang mengenang masa lalu" jawab Rena.
"Mengenang masa lalu?"
"Iya, ini adalah tempat tinggalku dulu" jawab Rena.
"Begitu ya, kukira kalian melakukan apa dirumah kosong seperti ini" kata Jurina.
"Memangnya kau pikir kami sedang apa?" tanya Rena.
"Eh ti-tidak aku tak berpikir yang aneh-aneh kok, oh ya sebaiknya kita segera kembali ke penginapan, aku takut sensei mengetahui kalau kita keluar malam-malam begini" kata Jurina.
"Kau benar Jurina" kata Rena.
"Kalau begitu aku akan kembali kepenginapan, terimakasih sudah menemaniku Airi" kata Rena.
"Sama-sama Rena, aku senang bisa membantumu" kata Airi.
Setelah itu Rena dan Jurina kembali kepenginapan karena mereka takut jika sensei mengetahui bahwa mereka keluar malam-malam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Dua hari kemudian akhirnya wisata mereka selesai, kini semua siswa sedang mengemasi barang-barang mereka karena mereka akan pulang sebentar lagi.
"Hah,,, padahal aku belum mengajaknya berkencan" kata Mayu yang kecewa karena belum sempat mengajak pujaan hatinya berkencan, tapi bagaimana lagi perjalanan wisata sudah berakhir dan ia juga harus pulang.
"Ada apa Mayu?" tanya Jurina.
"Aku belum sempat jalan dengannya, tapi perjalanan wisata kenapa cepat berlalu" jawab Mayu.
"Maksudmu dengan ikemen yang kau bicarakan waktu itu?" tanya Jurina yang mendapat anggukan dari Mayu sebagai jawaban iya.
"Tapi kau sudah mendapatkan nomor teleponnya kan?" tanya Kumi.
"Memang, tapi tak tau apa aku bisa bertemu dengannya lagi apa tidak" kata Mayu.
"Mayu jika kau merindukannya kenapa kau tak meyuruh Rena berpakaian seperti laki-laki, kau bilang dia mirip dengan Rena" bisik Kumi becanda pada Mayu.
"Jangan bicara sembarangan, kau akan dihajar jika Rena mendengarnya" kata Mayu.
Jurina yang sempat mendengar apa yang Kumi katakan terlihat tertarik saat mendengar seorang laki-laki yang mirip Rena.
"Mayu apa-" tanya Jurina tapi tak bisa melanjutkannya karena Yuria tiba-tiba masuk kamar dengan wajh panik.
"Minna sesuatu yang gawat terjadi" kata Yuria yang baru saja datang dengan wajah panik.
"Ada apa Yuria?"
"Bis yang kita tumpangi mengalami masalah sehingga kita harus tetap tinggal disini selama waktu yang belum ditentukan" kata Yuria yang seketika membuat semua terdiam.
"APA!!!!"
.
.
.
.
.
.
.
.TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Change You
FanfictionSebuah kisah tentang siswa pindahan dan siswa nakal yang ditakuti semua siswa disekolah, awalnya hubungan mereka tidak hingga suatu saat murid pindahan mempunyai tujuan untuk merubah siswa nakal untuk menjadi lebih baik. Wmatsui