Chapter 17

223 13 3
                                        

Jurina POV

Saat ini aku dan Rena-chan sedang dalam perjalanan menuju sekolah, kami berbincang-bincang mengenai tugas sekolah dan beberapa hal menarik yang terjadi disekolah.

Saat sedang asik berbincang-bincang tiba-tiba ada seseorang yang menabrak Rena-chan dari belakang.

BRUKH!!!

Bukanya meminta maaf, orang tersebut malah langsung berlari pergi tanpa memgucapkan sepatah katapun.

"Dasar tak bertanggung jawab" kataku melihat orang yang menabrak Rena-chan tadi yang sudah pergi menjauh.

"Kamu tak apakan Rena-chan?" tanyaku tapi Rena-chan hanya diam saja.

"Ada apa Rena-chan" tanyaku tapi Rena-chan masih diam saja dan bukannya menjawab tiba-tiba Rena-chan tertawa pelan yang semakin lama menjadi keras.

"Hahahahahaahaha,,,,,,, "

Rena-chan terus tertawa yang membuatku kebingungan, semakin lama tawanya semakin keras dan yang dikeluarkan bukannya tawa menyenangkan melainkan tawa mengerikan yang biasa ia keluarkan saat ia masih menjadi Gekikara dulu.

"Ada apa Rena-chan?" tanyaku lagi tapi Rena-chan masih tetap tertawa hingga tiba-tiba saja ia terjatuh.

BRUKH!

Tubuh Rena-chan terjatuh ketanah dan aku lamgsung terkejut saat melihat sebuah pisau yang tetancap diperut Rena-chan dan perut Rena-chan sudah dipenuhi darah yang masih mengalir, itu berarti orang tadilah yang sudah menusuk Rena-chan.

"Rena-chan bertahanlah" kataku sambil menarik pisau yang menusuk Rena-chan mencoba menutup luka Rena-chan yang terus mengeluarkan darah dengan tanganku tak peduli jika tanganku berlumuran darah.

"Hahahahaha maafkan aku Jurina, aku tak bisa menepati janjiku untuk lulus bersama haahaha" kata Rena-chan.

"Jangan bicara seperti itu, kamu pasti selamat aku akan segera membawamu kerumah sakit" kataku.

"Seseorang tolong bantu aku, ada yang terluka disini" kataku mencoba mencari bantuan tetapi semua orang hanya diam menghiraukanku dan semua orang hanya melewatiku seakan didepan mereka tidak ada yang terjadi.

"Seseoarang tolong aku" kataku tapi semua masih menghiraukanku, aku menoleh kearah Rena-chan dan aku langsung terkejut saat melihat Rena-chan sudah tak sadarkan diri.

"Rena-chan,,, RENA-CHAN" kataku sambil menggoyangkan tubuh Rena-chan yang tak sadarkan diri.

Aku mendekatkan telingaku kedada Rena-chan dan aku langsung mematung saat aku tak dapat merasakan detak jantungnya.

"Tidak mungkin,,,, ini semua tidak mungkin terjadi" kataku mencoba tak mempercayai apa yang terjadi.

"Tidak mungkin Rena-chan meninggalkanku"

"TIDAK!!!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"TIDAK!!!"

Jurina terbangun dari tidurnya, keringat dingin membasahi tubuhnya dan nafasnya tidak teratur.

"Ternyata hanya mimpi" kata Jurina sambil melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 03.00 pagi.

"Untung semua hanya mimpi" kata Jurina, ia bersyukur semuanya hanya mimpi ia takut jika Rena benar-bemar meninggalkannya.

"Ada apa Jurina?" kata Rena yang terbangun akibat teriakan Jurina tadi.

Change YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang