-14-

127 26 1
                                    

Gita kembali memikirkan cara bagaimana supaya dirinya dan Ezra bisa berbaikan sebelum penampilan mereka berikutnya di Pra-Event 2. Hanya tinggal tiga hari lagi menuju Pra-Event 2 yang diadakan hari Sabtu itu dan Ezra masih terus menghindar darinya. Memantapkan hati, Gita mengencangkan tali tas pundaknya. Semoga saja di latihan terakhir hari ini sebelum naik ke atas panggung, Ezra tidak menghindar darinya. Ia tidak mau membuat suasana latihan kembali terasa canggung.

Saat Gita sampai di AVI, semua anggota Acoupella sudah berkumpul. Tanpa mengulur-ngulur waktu, Adrian langsung mengarahkan semuanya untuk latihan. Tak ada pula yang mencoba membahas perkara tempo hari walaupun hanya sekedar untuk basa-basi. Dengan perasaan canggung, Gita mengambil microphone dari atas kursi kemudian duduk di sebelah Ezra. Rasanya serba salah. Lagi-lagi, ia takut melakukan kesalahan yang nantinya bisa berujung pertengkaran.

Gita menarik napas dalam saat Adrian mulai menabuh perkusinya sebagai aba-aba. Walaupun suasana terasa dingin, nyatanya latihan hari ini bisa dibilang cukup lancar dan jauh lebih baik daripada latihan-latihan sebelumnya. Pak Bowo tiba-tiba bergabung di tengah-tengah latihan mereka untuk mengevaluasi. Tak banyak bicara, Pak Bowo hanya menjadi pengamat.

"Gue minta ulang lagu My My My." Ezra merasa lagu dari Troye Sivan yang akan mereka bawakan untuk Pra-Event 2 itu terdengar janggal.

Bukan hanya Gita yang jantungnya berdebar dengan cepat, yang lainnya juga merasa khawatir jika mereka melakukan kesalahan yang dapat menyebabkan Ezra kembali marah. Tanpa pikir panjang, Mada langsung menekan tuts piano untuk memberi aba-aba pada Bianca dan Giselle untuk segera menyanyikan bagian intro. Belum sampai di chorus, Ezra sudah mengangkat tangan dan membuat semuanya berhenti.

Ezra memutar kursinya menghadap Bianca dan Giselle, "Lo berdua layer-in bagian my my my. Kita coba pecah suara."

Bianca dan Giselle yang memang memiliki suara dasar yang berbeda pun mengangguk paham. Mada pun kembali menekan tuts pianonya setelah semuanya siap. Dengan Bianca dan Giselle yang memecah suara untuk saat melapisi bagian Gita, penampilan mereka dirasa lebih hidup dari sebelumnya. Setelah disepakati, latihan hari itu pun usai dengan sangat singkat. Bahkan bagi Gita, latihan mereka hari itu terlalu cepat usai.

"Adrian, kalo udah ke ruangan Bapak, ya." pinta Pak Bowo pada Adrian sebelum kembali ke ruangannya.

Adrian yang sedang memebenahi posisi perkusi yang baru saja dipakai pun mendongak ke arah Pak Bowo kemudian mengangguk, "Iya, Pak."

Mengetahui Pak Bowo akan menyampaikan sesuatu yang penting pada Adrian, semua langsung menatap satu sama lain dengan perasaan tidak tenang.

"Kalian balik duluan aja. Kalo ada apa-apa nanti gue kabarin di grup." ujar Adrian yang menyadari keresahan teman-temannya itu.

Adrian langsung beranjak menuju ruangan Pak Bowo dan yang lainnya pun akhirnya memutuskan untuk meninggalkan AVI. Gita duduk di teras AVI untuk mengenakan kembali sepatunya. Tepat di hadapannya, ia melihat punggung Ezra berjalan menjauh meninggalkan AVI. Gita harus kembali menelan kecewa karena Ezra benar-benar menghindari dirinya. Ini adalah pertengkaran terlama di antara dirinya dan Ezra. Sebelum-sebelumnya, pertengkarannya dengan Ezra hanyalah hal remeh. Namun seiring berjalannya waktu, baik Gita maupun Ezra, keduanya perlahan masuk ke kehidupan satu sama lain tanpa disadari.

"Masih belum baikkan sama Ezra?" tanya Faza yang sama-sama sedang memakai sepatu di samping Gita.

Gita mengangguk pelan, "Dia ngehindar tiap kali gue mau minta maaf."

"Gue tau gimana caranya bikin Ezra enggak ngehindar dari lo lagi." Gio tiba-tiba ikut masuk ke dalam obrolan Gita dan Faza.

"Gimana caranya?" tanya Gita antusias.

Gio memasang senyum kemudian memberi instruksi dengan tangannya supaya Gita mendekat. Gita pun menuruti Gio yang selanjutnya membisikkan sesuatu di telinganya.

Mendengarkan saran Gio tempo hari, di sinilah Gita berada, di sebuah café bernama Moira. Menurut informasi yang Gio berikan, cafe bernuansa industrial di hadapannya inilah tempat di mana Ezra biasa tampil setiap hari Jumat. Menjelang akhir pekan seperti ini, Moira yang terletak di pusat Kota Bandung itu tentu ramai. Dari tempatnya berdiri, Gita mencoba mencari tempat duduk yang paling strategis dengan panggung kecil yang ada di tengah ruangan. Di atas panggung, Gita menemukan Ezra sedang bersiap dengan rekan-rekannya.

Gita melangkah masuk ke dalam café dan langsung melangkah menuju sebuah meja yang berada tak jauh dari panggung. Duduk sendirian di tengah-tengah keramaian juga yang pertama kalinya untuk Gita. Seorang pelayan menghampirinya memberikan buku menu. Gita hanya memesan hot chocolate untuk menemaninya kali ini. Selepas kepergian pelayan yang baru saja mencatat pesanannya, matanya langsung bertemu dengan mata Ezra. Tempat duduknya memang dirasa paling strategis jika memang berminat menonton live music. Tidak membalas senyumnya, Ezra kembali menyibukkan diri dengan gitarnya.

"Malam, semuanya. Gue Ezra, Andri, dan Cikal bakal nyanyiin beberapa lagu buat nemenin waktu kalian di sini. Selamat menikmati." Ezra membuka sesi live music dengan memperkenalkan dua rekannya.

Ezra sendiri adalah vokalis di antara kedua rekannya yang lain. Lelaki dengan kemeja flanel biru dongker itu juga memegang gitar. Rekannya yang bernama Andri memegang cajon, sementara Cikal memegang piano. Lagu pertama yang dibawakan Ezra bersama dua rekannya itu adalah There's Nothing Holdin' Me Back dari Shawn Mendes. Menonton penampilan Ezra dari tempat duduknya, Gita tahu benar bahwa sesederhana apapun penampilan Ezra, lelaki itu memang selalu bersinar di atas panggung. Di tengah-tengah ia menikmati penampilan Ezra, hot chocolate pesanan Gita sampai.

"Nah, buat lagu selanjutnya, kami mau open mic. Dari temen-temen sekalian, ada yang mau naik ke atas panggung bareng kami?" kali ini Cikal yang bersuara dari atas panggung.

Tanpa berpikir panjang, Gita langsung mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Tétéh yang pake kemeja biru muda di depan bisa maju?" tanya Cikal yang langsung dibalas anggukan oleh Gita.

"Siapa namanya?" tanya Cikal saat Gita sudah bergabung di atas panggung.

"Gita."

Ezra nampak biasa-biasa saja saat Gita akhirnya duduk di kursi yang sudah disediakan di sebelahnya. Setelah berdiskusi sebentar, akhirnya Gita bersama Ezra dan rekan-rekannya itu membawakan lagu 2002 dari Anne-Marie. Nampaknya, pengunjung Moira juga menikmati penampilan mereka.

Tepat pukul sepuluh, live music dari Ezra dan rekan-rekannya berakhir. Moira juga akan segera tutup. Melihat Ezra yang masih membereskan alat musik di atas panggung, Gita memilih menunggu lelaki itu di depan café. Gita masih berharap ia bisa mendapatkan maaf dari Ezra hari ini juga. Sementara Ezra yang sudah tak mendapati keberadaan Gita pun berjalan santai keluar dari Moira. Dan detik berikutnya, Ezra dikejutkan dengan Gita yang masih berdiam di depan Moira.

"Lo enggak balik?" tanya Ezra dingin.

"Oh, iya. Gue mau pesen Go-Jek dulu." balas Gita yang masih terkejut dengan keberadaan Ezra di sampingnya sembari mengambil ponsel dari saku celananya. Lenyap sudah kata maaf yang sudah ia susun dalam otaknya.

Ezra mencegah Gita meraih ponselnya, "Gue anter aja. Udah malem."

Gita yang masih bingung akhirnya mengikuti Ezra yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkan Moira. Sampai di mana Ezra memarkirkan motornya, lelaki itu memberikan helm untuk dipakai Gita. Tak ada percakapan di antara mereka selama perjalanan menuju rumah Gita. Ezra juga tidak menanyakan alamat rumah Gita karena lelaki itu tentu sudah tahu di mana rumah Gita berada. Sampai di depan pagar rumahnya, Gita turun dari atas motor dan menyerahkan helm milik Ezra yang ia pakai.

"Zra, maafin gue. Gue bener-bener minta maaf udah maksa lo. Gue terlalu khawatir sampe enggak mikirin perasaan lo kemaren." Gita akhirnya buka suara sebelum Ezra benar-benar pergi meninggalkan rumahnya.

"Udah, lupain aja, Git. Anggap kejadian kemaren enggak ada, oke? Jadi lo enggak perlu minta maaf lagi ke gue."

Diliat-liat, Ezra sama Gita banyak ributnya juga, ya...

Enjoy!

Love, Sha.

AcoupellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang