Gita yang mengenggam gelang artis milik Ezra, tidak bisa lagi menutupi rasa cemasnya. Bukan hanya Gita, tapi semua personil Acoupella yang sudah hadir di artist room pun tak bisa menutupi kegelisahannya. Hanya tinggal setengah jam lagi Acoupella akan naik ke atas panggung besar F2WL dan Ezra masih belum menunjukkan diri. Seminggu terakhir ini, Ezra memang terkesan malas-malasan mengikuti latihan rutin di rumah Mada. Bahkan beberapa kali, Gita tak menemukan Ezra di studio sehingga Acoupella latihan tanpa lelaki itu.
"Kang, Téh, lima menit lagi kita naik ke backstage." Lula, LO Acoupella kali ini memberi tahu di pintu ruangan.
"Kita tampil tanpa Ezra. Lo sanggup, kan, Git?" Adrian akhirnya memberikan keputusannya.
Gita menoleh pada Adrian dengan tatapan tidak percaya. Selama ini mereka latihan bersama dan mereka juga harus tampil bersama pula. Gita menatap satu per satu wajah teman-teman satu band-nya itu. Tak ada raut antusias di sana. Sungguh keputusan yang berat jika mereka harus tampil tanpa Ezra. Jika mereka tidak tampil, mereka akan membuat banyak orang kecewa di luar sana. Beranjak dari duduknya, Gita tidak bisa lagi memperburuk suasana. Mereka harus tampil apapun yang terjadi.
"Ayo kita kasih yang terbaik buat malam ini." Gita mencoba membangkitkan semangat teman-temannya dengan senyum di wajahnya.
Mada menepuk kedua tangannya di samping Gita, "Ayo semangat!"
"Kita berdoa dulu, ya." Adrian akhirnya menyusul yang lainnya berdiri melingkar di tengah ruangan.
Walaupun tidak dalam situasi yang baik, Acoupella akan tetap tampil di atas panggung besar F2WL. Sore ini, Acoupella tampil dengan tema modern. Pakaian yang mereka kenakan pun lebih formal. Gita yang rambutnya dibiarkan terurai, mengenakan jins biru muda dengan atasan putih. Heels berwarna nude setinggi 5cm membuatnya nampak lebih dewasa. Faza yang penampilannya lebih tomboy, memilih mengenakan sweatshirt hitam polos yang dipadukan dengan celana jins biru tua dan sneakers putih. Yang jelas, pakaian Acoupella sore ini tidak jauh-jauh dari kemeja dan sweatshirt.
Sudah siap di backstage, Acoupella tampil tepat setelah jeda asar. Panggung sedang disiapkan untuk mereka tampil lima belas menit lagi. Gita yang sudah memegang microphone, masih berharap Ezra bisa tampil bersama dengan dirinya. Kemarin, Gita benar-benar memberikan dua tiket dari sepuluh tiket yang seharusnya ia jual kepada kedua orang tua Ezra secara cuma-cuma. Tante Dewi akan memastikan bahwa dirinya dan suaminya akan datang hari ini. Sibuk dengan pikirannya sendiri, Gita kembali ketika ia mendengar teman-teman di belakangnya menyebut nama Ezra.
"Ezra?!" seru Faza yang pertama kali mendapati kehadiran Ezra di backstage.
"Maaf, gue telat." ucap Ezra yang sudah berada di antara teman-temannya.
Gita memutar tubuhnya. Matanya langsung bertemu dengan mata lelaki yang membawa tas berisi gitar di tangan kanannya. Ezra nampak siap tampil dengan sweatshirt biru dongker dengan celana slim fit berwarna hitam yang menggantung di mata kakinya. Perasaan cemas yang sedari tadi menganggunya, berubah menjadi perasaan lega. Tanpa sepengetahuan Gita, Ezra menutupi fakta bahwa Surya-lah yang membuatnya berubah pikiran dan akhirnya ikut naik ke atas panggung bersama Acoupella di menit terakhir.
"Teman kamu kirimin tiket F2WL buat Papa sama Mama kemarin." Surya menghampiri putranya yang sedang mengenakan sepatu di teras rumah.
Ezra hanya diam tak menanggapi sang ayah yang berdiri di ambang pintu.
"Papa bakal ikut Mama dateng nonton kamu nanti." ucap Surya sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam rumah.
Ezra menghentikan pekerjaannya mengikat tali sepatunya. Tak memedulikan perkataan sang ayah, Ezra pun berangkat tanpa persiapan apapun untuk tampil bersama Acoupella. Namun, ketika dirinya benar-benar bertemu dengan kedua orang tuanya di dalam venue, Ezra berubah pikiran. Ini adalah satu-satunya kesempatan sang ayah menonton langsung penampilannya. Dengan ID card all access yang ia punya, Ezra bisa leluasa keluar masuk venue. Ia kembali ke rumah untuk mengambil gitar dan pakaian ganti dua jam sebelum Acoupella naik ke atas panggung. Dan karena itu pula ia bisa masuk ke backstage tanpa gelang artis.
Mencoba menahan tangis, Gita menyerahkan gelang artis pada Ezra yang ia simpan sejak tadi, "Pake."
Ezra yang berada di samping Gita menerima gelang kertas dari perempuan itu, kemudian memakainya.
Panggung yang digunakan untuk F2WL tentu jauh lebih besar dari panggung-panggung sebelumnya. Lapangan yang berada di dalam komplek TNI itu memiliki kapasitas hingga 15.000 orang. Adrian, Faza, Gio, Mada, Bianca, dan Giselle sudah naik ke atas panggung terlebih dahulu. Menarik napas dalam, Gita dan Ezra menyusul naik ke atas panggung setelah musik intro dimainkan. Menyambut ribuan penonton di bawah sana tentu membuat Gita dan yang lainnya melupakan permasalahan mereka sebelum naik ke atas panggung.
Lagu pertama yang Acoupella bawakan untuk membuka penampilan mereka adalah soundtrack dari film The Greates Showman, yaitu Rewrite the Stars yang sudah mereka aransemen ulang. Ezra yang jarang mengikuti latihan ternyata tetap bisa memberikan yang terbaik di samping Gita. Dengan bantuan lighting panggung dan video yang ditampilkan di layar LED, penampilan Acoupella sore itu tampak dramatis. Penonton yang memenuhi venue mulai memenuhi area depan panggung yang sebelumnya masih sepi.
Lagu Location Unknown dari HONNE yang Acoupella pilih sebagai lagu kedua juga tetap membuat penonton hanyut dalam suasana. Berbeda dengan lagu pertama yang terkesan menonjolkan instrumen musik yang dimainkan, Location Unknown menonjolkan emosi dalam lagu yang disampaikan melalui lirik dan instrumen. Di lagu ini, Gita sama-sama duduk di atas kursi seperti Ezra yang memegang gitar. Ekspresi putus asa Gita dan Ezra yang ditampilkan pada layar di samping panggung mampu membuat penonton terpukau. Keduanya benar-benar bernyanyi dengan hati dalam alunan musik yang lambat dan pelan itu.
"Sore semuanya! Gue Gita, vokalis Acoupella, bakal memperkenalkan personil Acoupella yang lainnya." sapa Gita sebelum Acoupella membawakan lagu terakhir, "Temen duet gue ini namanya Ezra. Coba nyanyi dikit sambil main gitar, dong, Zra."
Ezra pun menyanyikan satu bait lagu I Like Me Better milik Lauv yang langsung mengundang sorak dari penonton, "Salam kenal, gue Ezra!" lanjutnya.
Gita pun lanjut memperkenalkan pernsonil Acoupella yang lainnya. Adrian, Faza, Gio, Mada, Bianca, dan Giselle pun menunjukkan kebolehannya masing-masing. Tak sedikit penonton yang berdecak kagum dengan kemampuan mereka.
"Dan untuk lagu terakhir," kalimat Ezra terpotong karena sorak kecewa dari penonton, "Acoupella bakal bawain lagu ciptaan kami sendiri. Lagu ini untuk kalian yang merasa putus asa dengan mimpi kalian. So please enjoy, this is Gelapmu Telah Usai."
Ternyata, menghibur orang lain memang jauh lebih mudah dibandingkan mencari tahu apa yang diri ini mau. Dengan visualisasi lirik lagu pada layar LED di belakang mereka, Acoupella kembali memanjakan penonton. Mereka sangat berterima kasih pada divisi visual dan stage yang turut memberikan tenaga dan pikiran untuk penampilan Acoupella sore itu. Selesai dengan lagu terakhir, mereka bergandengan tangan dan membukukkan badan sebelum meninggalkan panggung.
Melihat Ezra yang langsung meninggalkan backstage, Gita berseru "Ezra!"
Ezra menghentikan langkahnya tanpa menoleh. Kedua tangan lelaki itu dimasukkan ke dalam saku celana.
"Makasih!" seru Gita pada Ezra yang kemudian melanjutkan langkah meninggalkan backstage.
A few chapters left.
Enjoy!
Love, Sha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Acoupella
Teen FictionCharets Love Story #3 [COMPLETED] Menggabungkan beberapa kepala menjadi satu bukanlah perkara yang mudah. Berkat guru seni musik mereka, Gita, Ezra, Faza, Adrian, Mada, Gio, dan Alfa harus bisa berdamai pada satu sama lain. Acoupella, tempat di mana...