34

524 35 0
                                    

Mungkin dia hanya menghargai perjuangan, bukan membalas perasaan.
-----------------------------------------------------------

HAPPY READING!!

"Kamu mau makan apa Der?" tanya Rafa sesampainya di kantin.

"Samain aja sama kamu, kan kamu yang laper," sahut Dera sambil duduk di salah satu kursi.

"Oke tunggu ya sayang," kata Rafa yang langsung menuju ke salah satu penjual makanan. Sedangkan Dera mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi whatsapp.

Hanya men scroll room chat dan tidak ada hal penting lalu pindah ke bagian story whatsapp dan menemukan nomer adiknya yang sampai titik titik. Setelah dibuka semua isinya adalah foto yang menunjukan keluarga bahagia sedang berlibur dan tak merasa kehilangan karna tak adanya Dera.

"Ini Der," ucap Rafa menyodorkan nambar yang berisi dua mangkuk bakso dan dua gelas es teh.

"Makasi Rapa," sahut Dera lirih Rafa yang menyadari perubahan itu pun khawatir.

"Der kamu kenapa?" tanya Rafa.

"Gapapa," jawab Dera singkat.

"Ada yang sakit apa gimana??" tanya Rafa tambah khawatir karna jawaban nya adalah gapapa.

"Lain kali aku ceritain kalo udah siap ya sekarang gausa khawatir aku gapapa kamu percaya kan aku kuat," jawab Dera tak lupa tersenyum manis sambil mengelus tangan Rafa.

"Aih jangan senyum kek gitu ke cowo lain janji," sahut Rafa gemas sambil mengacak rambut Dera pelan.

"Kenapa emang kan tersera aku mau senyum ke siapa aja," jawab Dera sambil menggoda Rafa.

"Gabole!  Kamu kan punya aku senyumnya yang manis cuma boleh ke aku titik bodo amat ga boleh ngga!" seru Rafa dengan tingkah manjanya yang membuat Dera terkekeh.

"Dih nyebelin malah ketawa," kata Rafa pura pura marah.

"Becanda Rafa ngga kok aku gaakan kasi senyum manis ke cowo lain cuma buat Rafa tersayang," ucap Dera sambil tertawa.

"Gitu dong udah bisa panggil sayang jadi tambah sayang deh," kata Rafa tersenyum Indah.

"Udah katanya laper bakso nya dimakan ntar keburu dingin tu," ucap Dera mengomeli Rafa.

"Iya kamu juga di makan nanti kamu sakit siapa yang selalu ada di sisi aku," sahut Rafa dengan nada manja dan menggoda.

"Idih jijik dengernya," ucap Dera lalu tertawa.

"Udah di makan kalo ga dimakan aku cium," ancam Rafa.

"Bodo amat ga peduli," acuh Dera yang mulai menyuapkan bakso ke mulutnya.

Cup

Dera terdiam karena baru saja bibir Rafa baru menempel pada dahi nya. Dan mereka pun bertatapan.

"Rafa kok ngeselin sih," kesal Dera dengan menggembungkan pipinya, tak terima Rafa mencium dahi nya tanpa ijin.

"Kenapa kesel?  Minta nya di bibir ya sini sini," ucap Rafa sambil terkekeh dan mencubit kedua pipi Dera karena gemas sendiri.

"Aku marah bodo amat Rafa ngeselin," kata Dera merajuk seperti anak kecil.

"Uluh uluh iya maaf ya sayang, sekarang bakso nya dimakan nanti keburu dingin," ucap Rafa sambil mengelus rambut Dera secara halus.

"Kamu juga makan katanya laper, untung ni kantin sepi gada orang bisa jadi bahan gibah ni," sahut Dera dan melanjutkan nya dalam hati sambil terus bersyukur.

DERAFA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang