31

521 38 4
                                    

Semua yang hilang mungkin akan kembali entah dalam wujud yang sama atau berbeda.
-----------------------------------------------------------

HAPPY READING!!

Rafi dan Adel mendengar pembicaraan antara Jesslyn dan Talitha. Adel yang mengetahui itu semua direncanakan oleh orang yang baru mereka kenal pun emosi, dan hendak menghampiri meja yang Jesslyn tempati.

"Sayang tunggu dulu siapa tau mereka ngomongin sesuatu lagi," ucap Rafi mencekal tangan Adel yang hendak menghampiri Jesslyn san Talitha.

"Serius itu semua rencana lo?" tanya Talitha tak percaya.

"Iya, gue emang sengaja bikin Dera itu menderita," kata Jesslyn dengan teramat santai.

Adel yang sudah tidak tahan mendengar pembicaraan mereka pun melepas cekalan tangan Rafi.

Brak

Adel menggebrak meja yang ditempati oleh Jesslyn dan Talitha. Jesslyn yang terkejut ada Adel pun hanya bisa terdiam.

"Oh jadi ini ulah lo? Bodoh banget ya gue bisa percaya sama orang baru kayak lo. Munafik banget lo sok polos tapi aslinya gada bedanya sama penghianat. Oh iya lupa emang lo penghianat sih cocoknya emang temenan sama cewek murahan juga," ucap Adel mengata ngatai Jesslyn dan juga Talitha.

"Heh sembarangan lo ngomong di filter dulu napa dasar mulut ga pernah di sekolahin," sahut Talitha dengan penuh emosi.

"HEH NGACA, UPS APA GAPUNYA KACA YA. LO AJA BISANYA MAIN DI BELAKANG PAKE ACARA BULLY LO KIRA BAGUS GITU SOK BANGET SIAPA YANG GA PERNAH DI SEKOLAHIN!" bentak Adel yang sudah kehabisan kesabaran menghadapi tinggah Talitha.

"Lo diem atau gue bikin sahabat lo makin menderita," ucap Jesslyn yang sendiri tadi diam.

"Emang lo siapa bisa ngancem kaya gitu," sahut Adel dengan nada meremehkan.

"Gue anak donatur terbesar di SMA Pelita Bangsa dan gue berkuasa, lo tau kan Talitha bully Dera sampe masuk rumah sakit tapi kasus ini ga di proses sama sekali itu karna gue," kata Jesslyn menyombongkan dirinya dan mengungkap tentang kasus Dera.

"Untung gue belum percayain lo buat Rafa, ternyata lo anak baru yang polos polos bang**t sok polos munafik banget sumpah, " kata Rafi dan langsung melenggang pergi.

Adel mengangkat tangan nya dan hendak menampar Jesslyn namun kalah cepat dengan tangan jesslyn menahan tangan Adel.

"Mau ngapain lo?  Mau nampar cih jijik banget muka gue kena tangan sampah," Adel yang sudah sangat kesal pun melepas cekalan Jesslyn dan berbalik menjauh dari kedua orang itu.

"Sayang kamu gapapa?" tanya Rafi yang melihat Adel dengan wajah pucat nya.

"Aku merasa bersalah banget sama Dera, gimana keadaan nya sekarang. Aku sahabat yang buruk banget ya fi sampe benci, jauhin sahabat sendiri cuma gara gara orang baru," lirih Adel dan tangis nya pun pecah.

"Udah udah gapapa," ucap Rafi menenangkan Adel. Dan menarik Adel ke dalam pelukannya sambil menepuk nepuk pelan punggung Adel.

"Fi ke Rumah Sakit yuk," kata Adel lirih dan masih sesegukan akibat menangis.

"Mending ke rumah aku dulu jelasin semuanya ke Rafa terus ke rumah sakit bareng bareng, gimana?" ucap Rafi memberi saran dan diangguki pelan oleh Adel.

***

Sesampai nya di pekarangan rumah Rafi Adel pun turun dari motor dan melpas helm yang ia kenakan.

"Ayo del masuk gausa grogi mama ga galak kok Dera dulu sering kesini," ucap Rafi lalu merangkul Adel memasuki rumah nya.

"Assalamualaikum," kata Adel dan Rafi bersamaan ketika memasuki rumah.

DERAFA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang