42

443 32 3
                                    

Sebuah perjuangan akan membuahkan hasil, namun mengapa aku selalu berjuang tanpa mendapatkan hasil yang seperti ku harapkan?
-Adera Zalzabila-
-----------------------------------------------------------

HAPPY READING!

"Assalamualaikum," ucap Dera sambil membuka pintu.

Dan yang pertama kali ia lihat adalah tatapan tajam dari Satria.

"Bagus!  Mama sendiri baru aja meninggal malah keluyuran sama cowo ya, gapunya hati apa gimana kamu??" ucap Satria dengan nada tajam nya.

"Ngga pa, tadi Dera cuma nenangin diri ditemenin sama Rafa," ucap Dera menatap mata tajam milik Satria.

Tiba-tiba dari belakang Satria muncul Anis dengan wajah yang menatap remeh ke arah Dera. "Alah banyak alasan lo kak!" seru Anis menatap sengit Dera.

"Dasar jadi anak gak ada terima kasih nya, sudah diurus, di sekolahkan tapi apa yang kamu balaskan dengan mama mu?  Sampai sampai dia meninggal kamu malah keluyuran. Oh iya bahkan Fara meninggal gara gara dia peduli sama kamu ya!?. Coba aja dia ga peduli sama kamu semua akan baik baik aja memang kamu anak pembawa sial di keluarga ini!" ucap Satria penuh dengan kebencian.

"Coba kalo mama ga jemput lo ke rumah sakit kak, semua gak akan terjadi. Bahkan gue lebih pengen lo yang meninggal dan keluarga gue bisa bahagia!" sahut Anis menimplai ucapan Satria.

Sakit sangat sakit.

Rasanya hati Dera sudah hancur mendengar perkataan adik dan papanya sendiri. Sekuat tenaga Dera menahan air matanya agar tidak jatuh.

"YANG PERTAMA DERA NGGA KELUYURAN BARUSAN DERA CUMA BUTUH NENANGIN DIRI KARNA KEHILANGAN MAMA YANG BARU MULAI SAYANG SAMA DERA. YANG KEDUA BUAT PAPA YANG BILANG SELALU NGURUS DERA?!  MANA YANG BILANG SELALU NGURUS, HAH?  DERA SELALU DI SIKSA ITU YANG NAMANYA DI URUS?? DAN BUAT KALIAN YANG NYALAHIN DERA KARNA KEMATIAN MAMA, DERA GA PERNAH NYURUH MAMA BUAT PERHATIAN SAMA DERA TAPI MAMA YANG MAU NGASI KASIH SAYANG ITU BUAT DERA. DAN ITU SEMUA SUDAH TAKDIR, DERA. BUKAN. ANAK. PEMBAWA. SIAL!" ucap Dera dengan lantang dan setelah itu air matanya luruh. Dia telah mengungkapkan segalanya, mungkin bisa dibilang ini berlebihan. Namun rasanya Dera sudah tak kuat menanggung ini semua.

Plakk

"ANAK KURANG AJAR. BERANI NYA KAMU MEMBENTAK SAYA! SEKARANG JUGA KAMU KELUAR DARI RUMAH SAYA!!" ucap Satria terbawa emosi.

"Apa hak anda mengusir saya? Ini juga rumah mama saya. Dan saya juga berhak tinggal disini!" sahut Dera penuh penekanan.

"Alah banyak bacot lo kak!  Lo gaakan kita anggep keluarga. Lo itu cuma anak yang datang dari kesalahan dan sekarang jadi anak pembawa kesialan di keluarga gue!" tutur Anis sambil memain kan kuku kuku tangan nya.

"Jaga omongan lo!" bentak Dera yang stok kesabaran nya sudah habis ketika dikatai seperti itu.

"Gue ngomong nya berdasarkan fakta ya!" sahut Anis tak mau kalah.

Plak

"DERA!  BERANINYA KAMU MENAMPAR ANAK SAYA! KELUAR KAMU DARI RUMAH SAYA SEKARANG JUGA!" ucap Satria sambil mengarahkan telunjuknya ke arah pintu rumah.

"Oke, Dera akan pergi dari sini!" sahut Dera tanpa pikir panjang dan berjalan menuju kamarnya. Untuk membereskan baju baju dan barang-barang nya.

Tak lama kemudian Dera keluar dari kamarnya membawa 1 tas ransel dan 1 koper besar.

"Selamat tinggal adek dan papa tanpa perasaan dan jiwa kemanusiaan, semoga kalian bahagia!" kata Dera laku setelah itu dia memutuskan untuk benar benar dari rumah itu.

DERAFA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang