2 ✔

1.4K 105 21
                                    

Aku selalu buruk ketika di cerita orang lain.
----------------------------------------------------------

HAPPY READING!

Kringggkringgkringgg... 

Akhirnya bel yang diinginkan pun datang. "Sekian pembelajaran saya pada hari ini, jangan lupa kerjakan pekerjaan rumah yang saya berikan, terima kasih," ucap bu Atika kemudian berjalan keluar kelas.

Hampir semua siswa berhamburan keluar kelas dan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Adel sangat senang ketika seorang lelaki yang berada persis di depannya menoleh kebelakang.

"Hai nama gue Rafi dan ini kembaran gue Rafa, salam kenal ya!" ucap Rafi memperkenalkan diri, sedangkan orang disebelahnya hanya memandang sekilas dan menyumpalkan earphone ke telinganya.

Sama hal nya dengan yang Dera lakukan menyibukkan diri dengan membaca novel yang sengaja ia bawa untuk menemaninya disaat-saat seperti ini.

"Eh Rafi kok lo ga ke kantin sih?" tanya Adel basa-basi.

"Ngga kembaran gue yang adem bin datar ini ga pernah mau pergi kalo lagi istirahat gini jadi ya ga kekantin deh," ucap Rafi menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Adel.

Dan pembicaraan antara Rafi dan Adel terus mengalir hingga ada dua orang yang memasuki kelas dengan suara lantang.

"RAFA YUHU, SEMI YANG GANTENG CETAR MEMBAHANA KEMBALI DENGAN SEJUTA KERINDUAN!" teriak siswa yang mengenakan seragam ber nametag 'Samuel', sedangkan yang diteriaki sama sekali tidak terganggu.

"Mampus kan lo dah treak-treak kek di hutan eh di kacangin, gulung aspal aja sana!"  ucap seseorang yang berada di samping nya, adel melihat name tag nya bertuliskan 'Devano Imanuel'. 

"Eh ada anak baru ni cantik bening pula, kenalan yuk neng!" ucap Semi yang hanya dibalas senyum canggung oleh Adel.

"Kenalin nama gue Samuel panggil aja Semi, ayang beb juga boleh kok," kata Samuel sambil cengar cengir tidak jelas.

"Nama gue Adel yang disamping gue namanya Dera," kata Adel sambil memandang dera, sedangkan yang sama sekali tak menengok.

"Aduh dinging bet cocok ama pak bos ni berasa lagi ada di kutub gue," celetuk Devano yang langsung mendapat tatapan tajam dari Rafa.

"Hehe ampun bos canda," ucap Devan dengan cengiran khasnya dan tangan yang membentuk huruf v.

"Kenalin nama gue Devano, panggil aja Devan kalo mau nomer handphone boleh kok masi jomblo nih," kata devan memperkenalkan diri nya dan hanya dibalas anggukan oleh Adel.

"Heh duo curut ribut aja lo berdua balik sana ke kelas lo bikin berisik aja disini dah mau bel masuk juga hush-hush," ucap Rafi mengusir kedua sahabatnya tersebut. Sebenarnya ada maksud terselubung, yaitu dia ingin ngobrol berdua lagi dengan Adel.

"Yaudah yuk Dep balik kelas kita udah diusir nih mau ada yang pdkt ni," ucap Semi menekan kata-kata terakhirnya dan langsung kabur keluar kelas sambil tertawa dengan sangat keras.

"HEH KURANG AJAR LO SEM AWAS AJA LO!" teriak Rafi yang merasa tersindir.

Sedangkan Adel hanya geleng-geleng melihat tingkah mereka. Jangan lupakan dua orang yang masih tak bergerak ataupun berbicara dari tadi yaitu Dera dan Rafa.

"Dah pacaran ae kalian berdua, cocok nanti anaknya kagak ngomong keturunan orang tua nya es semua," celetuk Rafi yang bosan melihat mereka dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari dua manusia es itu.

"Hehe peace, becanda Raf Der biar ga sepi sepi amat gitu," ucap rafi yang merasa bersalah dan suasana berubah menjadi sangat canggung. Aura dingin yang dikeluarkan oleh Rafa dan Dera membuat suasana semakin tidak enak.

"Udah-udah abis ini bel masuk," ucap Adel lerai mereka sekaligus mencairkan suasana yang sangat tidak enak itu.

Kringggkringggkringgg

Tak lama setelah bel masuk berbunyi banyak siswa siswi yang memasuki ruang kelas. Kelas yang tadinya sepi seketika menjadi ramai. Setelah semua siswa masuk ke kelas, datanglah guru matematika yang rumor nya sangat kiler bernama pak Budi.

Walaupun mereka anak IPA namun mereka sangat sangat malas dengan pelajaran matematika, karena guru yang sangat tidak mendukung itu. Mereka tidak suka dengan pak Budi, hampir semua siswa Pelita Bangsa mengatakan bahwa cara menjelaskan pak Budi itu membuat mereka mengantuk. Udah gitu galaknya gaada obat.

3 jam pelajaran telah berhasil mereka lewati, mereka semua menghela nafas lega. "Terimakasih atas perhatiannya, semoga yang saya sampaikan bermanfaat. Jangan lupa tetap belajar walaupun saya tidak memberi tugas atau pekerjaan rumah." setelah mengatakan hal tersebut, pak Budi keluar dari kelas dan kelas kembali ramai. Karena jam pergantian pelajaran dan guru mata pelajaran berikutnya belum masuk.

"Hah gila tu guru, udah neranginnya kaga jelas mana bikin ngantuk lagi, tapi kalo tidur diusir. Untung gak ada tugas yang bejibun," ucap Rafi ngedumel lalu setelah itu menoleh ke arah Adel.

"Btw kenapa lo bisa punya sifat yang beda sih sama kembaran lo?" tanya Adel penasaran sekaligus dia binggung karena tidak ada topik yang bisa dibahas.

"Oh kata temen mami papi gue sih, gue itu turunan mami jadi mudah bergaul banyak senyum dan ganteng pula. Kalo si kutub ini dia keturunan papi gue yang dingin bin datar ga pernah ngomong. Tapi ada faktor lain juga sih itu jadi privasi dia," jelas Rafi panjang lebar dan di akhiri senyum yang manis.

Dan dibalas dengan anggukan oleh Adel yang tandanya ia mengerti. Anggap saja dua remaja tersebut sedang PDKT karena mereka saling tertarik satu sama lain.

Rafi tertarik dengan paras cantik Adel dan Adel tertarik dengan senyum manis Rafi. Mereka sama-sama mudah menerima orang baru dan yang paling terpenting adalah mereka selalu memiliki topik untuk dibahas.

-🌻-

[SUDAH DIREVISI]
Mohon bantuannya memberi tanda ketika masih ada salah.
Jangan lupa Follow, Vote and comment!

Salam manis:)

DERAFA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang