29

502 40 2
                                    

Percayalah mungkin diam tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Namun setidaknya diam tidak akan menambah masalah.
-----------------------------------------------------------

HAPPY READING!!

Di lain sisi Rafa sedang berada di taman belakang sekolah. Mengingat masa masa dahulu perang dingin dengan seseorang yang mematahkan hati nya begitu saja.

"BANG**T," umpat Rafa ketika mengingat bagaimana bisa ia terlena dengan seseorang yang akhirnya hanya melukai hati nya saja.

Rafa berjalan menjauhi taman belakang sekolah karena jika di sana ia akan tetap mengingat kenangan nya bersama Dera.

Di lain sisi lagi Jesslyn, Adel, dan Rafi pun sedang berada di kantin mereka sedang makan.

"Eh gue ke toilet dulu ya," ucap Jesslyn pada Adel dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Adel.

Ketika Jesslyn hendak memasuki kamar mandi dia melihat Talitha and the geng baru saja keluar.

"Eh lo yang namanya Talitha ya?" tanya Jesslyn memastikan.

"Iya, lo murid baru XI IPA 2 kan?" tanya Talitha dan dibalas anggukan kepala.

"Gue denger lo benci sama Dera?" tanya Jesslyn dengan lirih.

"Iya, kenapa emang?" sahut Talitha dengan nada ngegas

"Bagus, kita kerja sama nanti pulang sekolah ketemu di cafe deket sekolah gue kasih tau," ucap Jesslyn dengan cepat dan langsung membalikkan badan nya.

"Bentar lo juga benci sama dia?" tanya Talitha mencekal tangan Jesslyn dengan cepat.

"Iya diem aja jangan sampe ada yang tau," kata Jesslyn yang langsung berjalan menjauhi toilet itu.

Jesslyn bejalan kembali menuju kantin dan saat dijalan dia melihat Rafa dengan kondisi yang sangat kacau.

"Rafa," panggil Jesslyn dengan cepat.

Rafa yang dipanggil hanya menoleh dan mengangkat alis nya.

"Mau bareng ga ke kantin?" tanya Jesslyn dengan nada sedikit menggoda.

"Gak," jawab Rafa singkat padat jelas karena mood nya sangat hancur sekarang.

"Eh nanti gue boleh nebeng ga supir lagi nganter nyokap jadi gada yang jemput deh," kata Jesslyn dengan nada dimanis manis kan dan muka yang di imut imut kan.

"Gak" jawab Rafa lagi, lagi, dan lagi dengan ekspresi sangat datar bin dingin.

"Dicariin ke mana mana ternyata disini berduaan hadeh," ucap Rafi yang datang dari arah kantin dan diikuti oleh Adel.

"Jes lo nanti pulang bareng Rafa aja," ucap Adel yang tadi sekilas mendengar pembicaraan antara Jesslyn dan Rafa.

"Nah iya main sekalian yuk," usul Rafi dan lagi lagi Rafa hanya bisa pasrah karna mau bagaimanapun dirinya akan tetap dipaksa.

Sedangkan Dina sedang kebingungan mencari Dera yang tak kunjung kembali. Padahal ijin nya hanya untuk ke toilet namun sampai sekarang belum menampakkan Batang hidung nya.

"Vin kok dera belum balik ya?" tanya Dina pada Vino.

"Yauda samperin aja yuk lama keburu sore ga sempet siap siap," usul Vino walaupun Vino melakukan hal yang memalukan kemarin tetapi ia melakukan itu karna sayang pada Dera.

"Masuk sana Din gue tunggu diluar," ucap Vino setelah mereka sampai de depan toilet.

Dengan langkah pasti pun Dina memasuki toilet tersebut. Dan Dina melihat jelas bagaimana kondisi dera yang sangat mengenaskan sekarang.

DERAFA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang