Ekstra Part

564 26 3
                                    

Orang yang benar-benar peduli adalah orang yang menemani di saat kalian berada di titik terendah.
-----------------------------------------------------------

HAPPY READING!

"Kenapa Dera cepet banget ninggalin kita?" ucap Adel sembari memandangi nisan bertuliskan 'Adera Zalzabila A.'

"Devan, bunda sama ayah pamit pulang dulu ya, kalian jangan kecapekan habis ini jangan lupa makan," ucap Santi kepada mereka semua.

"Kita juga pamit pulang, Rafi nitip Adel nanti dianter pulang!" ujar Ageng -Papa Adel-.

"Kita sekalian," ucap Irna -Mama Rafa Rafi-.

"Iya hati-hati," ucap kelima remaja tersebut bersamaan.

Satu persatu orang yang berada di pemakaman tersebut pergi, cukup banyak yang mendatangi pemakaman tersebut. Namun, tidak ada satupun keluarga Dera yang datang.

"Papa sama adeknya si Dera ga dateng? Gaada satu pun keluarga yang dateng??" tanya Semi sambil meneliti orang yang tadi menghadiri pemakaman Dera.

"Ngga ada, Dera kuat banget ya?? Gue salut banget sama dia," ucap Adel memejamkan matanya, dia belum berhenti menangis padahal Rafi sudah menenangkannya.

"Dera pasti seneng udah bisa ketemu Mamanya, semoga mereka masuk surga ya," ucap Rafi sambil menepuk-nepuk bahu Adel.

Sedangkan Devan dan Rafa hanya menatap gundukan tanah tersebut dengan perasaan bersalah. Mereka merasa tidak becus dalam menjaga Dera, terutama Rafa.

"Aurora gimana?" tanya Semi tiba-tiba, memecahkan keheningan.

"Dia harus dapetin hukuman yang setimpal dengan apa yang dia lakuin," jawab Adel dengan suara yang masi terisak dan jawaban tersebut diangguki oleh Rafi dan Devan.

"Dera bilang, dia mau Aurora dibebasin. Karena dia udah maafin semua kesalahan Aurora dan dia anggep semua itu adalah takdir," ucap Rafa menjelaskan dengan suara lirih nya.

"Bangsat, lo bohong kan!?" ucap Devan emosi lalu menarik paksa kerah Rafa.

"Gue ga boong anjir, liat mata gue!" Rafa menjeda ucapan nya sebentar lalu melihat ke arah teman teman nya itu.

"Apa gue kelihatan boong? Gue cuma nyampein pesen Dera sebelum dia meninggal, terserah mau kalian lakuin apa ngga!" setelah mengatakan itu Rafa langsung pergi dari makam tersebut.

"Walaupun lo udah gaada tapi nama lo tetep ada di hati gue Der dan gue akan berusaha menjaganya," batin Rafa sebelum pergi.

"Gue rasa Rafa ngga bohong deh," ucap Semi mengutarakan pendapatnya.

"Gue rasa juga gitu, gue kembaran dia dan gue tau saat dia berbohong atau mengatakan yang sejujurnya." mereka semua diam sambil memikirkan jalan mana yang mereka ambil.

"Kita bebasin Aurora," ucap Adel dengan tiba-tiba.

"Yakin Del?" tanya Devan sedikit ragu.

"Secara logika aja ni ya, dia ngelakuin itu karna obsesinya sama Rafa dan sekarang Dera udah meninggal. Dera bilang sama kita jangan saling menyalahkan dan dia sendiri yang bilang kalo ini emang udah takdir," kata Adel menjelaskan panjang lebar.

"Oke kita ke kantor polisi!" setelah itu keempat remaja tersebut meninggalkan pemakaman.

"Tenang disana ya Der, gue akan sering sering main kesini," batin Adel.

"Gue Cinta sama lo Der, semoga lo bahagia disana. Gue akan ikhlasin lo," batin Devan.

Setelah itu mereka pergi menuju kantor polisi, tempat dimana Aurora di tahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DERAFA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang