23

582 41 1
                                    

Tidak apa apa sendiri, karena syarat untuk bahagia tidak harus berdua.
-----------------------------------------------------------

HAPPY READING!!

Setelah sampai di depan rumah dera, dera pun memutuskan untuk langsung turun dari motor vino lalu mengucapkan terimakasih dan langsung memasuki rumah nya karena sekarang pukul 7 malam.

Ketika membuka pintu rumah dera lalu mengucapkan salam.

"Assalamualaikum" ucap dera sedikit lirih memang sengaja dia mengucapkan lirih bahkan biasanya hanya di dalam hati.

"BAGUS ANAK PERAWAN PULANG MALEM DIANTER LAKI LAKI DASAR GAPUNYA HARGA DIRI" teriak Satria dari ruang tamu setelah dera mengucapkan salam.

"Lagi lagi dan lagi" batin dera yang jengah akan suasana ini yang telah ia alami berkali kali

"Apasi pa triak triak" kata anis yang berada di belakan Satria dan diikuti oleh fara yang membawa pisau entah apa yang dilakukan

"Iya mama lagi masak ni" sahut fara menimbrungi ucapan anis.

"Ini ada anak ga tau diuntung siapa yang ga marah" kata Satria dengan nada menyindir

Sedangkan dera sendiri tadi hanya diam karena malas sangat malas sekali menanggapi perkataan mereka yang akhirnya tetap dirinya yang bersalah.

"Kasi pelajaran aja biar sadar diri" usul fara dengan santai nya

"Iya juga, sini pisau nya itu" minta Satria pada fara yang melihat fara membawa pisau dapur

Dengan sangat teramat santai fara memberikan pisau itu pada Satria dan selalu pergi entah kemana. Dan diikuti oleh bisa lalu tinggal lah tersisa dera dan Satria.

"Ikuti saya atau kamu mendapatkan yang lebih dari ini" kata Satria menatap dera tajam sedangkan dera hanya diam dan mengikuti langkah Satria yang berakhir di kamar dera.

"Ini untuk kamu yang tak tau diri" kata Satria sambil menggoreskan ujung pisau ke tangan kanan mulus milik dera.

"Ini untuk kesalahan kamu yang pulang malam diantar laki laki seperti wanita penghibur" tambah Satria menggoreskan ujung pisau nya di tangan kiri dera melihat cukup Satria pun langsung keluar dari kamar dera tanpa sepatah kata.

"Semangat dera kamu pasti bisa mereka kaya gitu nereka sayang kamu" monolog dera menyemangati dirinya sendiri karena kedua tangan nya terasa sangat perih.

Tiba tiba pintu kamar dera pun kembali terbuka menampilkan nisa yang menatap dera sangat tajam.

"Lo tau ga kak kenapa mama papa benci banget sama lo?" tanya nisa dengan nada tajam dan menatap dera dengan tatapan mengintimidasi

"Kenapa? " tanya dera yang masih menahan rasa perih di tangan nya

"KARENA LO ITU GA BISA KAYA GUE. GUE LEBIH SEGALA GALA NYA DARI LO KAK, ASAL LO TAU KALO MAMA PAPA GA PUNYA PERASAAN SAMA LO MUNGKIN LO UDAH DI BUANG DI USIR DARI RUMAH INI, DAN TUNGGU AJA WAKTU ITU AKAN TIBA" kata nisa dengan nada yang sengaja ditinggikan dan lantang itu

"Gue emang ga sempurna dan ga bisa sama kaya lo" sahut dera dengan suara lirih nya itu

"Itu lo sadar dan sekarang gue ga akan bertele tele lagi gue akan nambahin ketidak sempurnaan lo kak dengan ini" kata nisa dan mengeluarkan jeruk nipis lalu memeraskan nya pada bekas luka dera yang tadi di lakukan papa nya.

Dera hanya diam menahan betapa perih nya luka itu dan nisa tertawa melihat wajah kakak nya yang sangat pucat itu. Setelah itu nisa berlalu keluar dan memutus kabel lampu kamar dera.

DERAFA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang