15- Saingan

7.2K 633 13
                                    

Itachi memasuki ruangan kerja adiknya, melihat Sasuke yang sibuk dengan laptop membuat ia tersenyum tipis. Sepertinya Sasuke tak menyadari kehadirannya, lelaki itu berjalan pelan menuju sofa kemudian berdehem singkat.

"Sejak kapan kau di sini?" tanya Sasuke dingin.

"Hei santailah! Aku hanya ingin membicarakan sesuatu padamu," jawab Itachi sedikit bergurau agar suasana tak menjadi tegang.

Sasuke berdiri dari kursinya berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya di sofa yang berhadapan langsung dengan Itachi, pria berambut panjang itu memasang senyum manis.

"Aku akan membantumu menjalankan perusahaan, jika ada kendala apapun beri tahu saja padaku. Aku tahu kau menjual Apartemen karna kekurangan biaya bukan? Jangan sungkan meminta padaku Sasuke."

"Hn. Untuk kali ini biarkan aku melakukannya sendiri karna aku ingin membuktikan pada Ayah kalau tak sepayah itu."

Itachi menghela napas panjang dan menyandarkan tubuhnya di sofa, dia tahu pasti sang adik tidak mau menerima bantuannya. "Jangan terlalu memaksakan diri Sasuke."

"Terserah."

Pria itu berdiri kemudian melangkah keluar dari ruangan, meninggalkan Sasuke yang merebahkan tubuh di sofa sambil memejamkan mata.

*****

Pagi harinya Sakura sudah bergegas membersihkan rumah dan beberapa pakaian kotor miliknya dan Sasuke. Jujur saja akhir-akhir ini tubuhnya sangat kelelahan, bahkan pinggang dan punggungnya terasa sangat pegal. Sakura mendengus saat mengingat ucapan Sasuke yang mengatakan kalau dia bisa mencuci pakaiannya sendiri, nyatanya pakaian kotor itu malah membuat kamarnya berantakan.

Wanita berambut gulali tersebut tersenyum sendu saat mengingat kejadian dua hari lalu, di mana ia yang menggenggam tangan Sasuke bahkan meletakkan tangan pria itu ke perut buncitnya.

"Jangan khawatir Nak, jika Papa tak menyayangimu maka masih ada Mama di sini." Hibur Sakura sendiri sambil meletakkan piring yang baru saja ia cuci dirak.

Setelah dirasa semua pekerjaan rumah selesai dia memutuskan untuk mengganti pakaian, mengabaikan rasa mual yang sedikit ia rasakan. Sakura akan berangkat kerja saat Sasuke sudah tidak di rumah dan ia akan kembali sebelum pria itu pulang.

Tangan mungilnya mengunci pintu rumah kemudian berjalan menuju toko kue. Sakura lebih memilih berjalan kaki di banding harus menggunakan angkutan umum, selain untuk menghemat biaya dia juga bisa sekalian olahraga bukan?

Tak lama kemudian ia sampai di toko kue milik Gaara, mendorong pintu dan masuk ke dalam. Matanya menatap Gaara dan juga Matsuri yang sibuk berlalu lalang.

"Maaf aku baru datang."

"A-ah Sakura. Akhirnya kau sampai juga, kita mendapatkan pesanan kue yang banyak akhir pekan ini."

"Benarkah?"

"Iya Sakura. Apa kau mau menemaniku berbelanja?" tanya Matsuri.

"Baiklah."

"Kalian hati-hatilah!" teriak Gaara.

Matsuri sedikit terkekeh dengan tingkah suaminya itu, terkadang ia malu dengan Gaara yang sangat posesif hanya karna ia hamil.

For Now And Forever [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang