20- Penyelamat

7.9K 722 39
                                    

Suasana pesta yang ramai membuat Sasuke tak nyaman, dia menatap bosan saat teman-temannya yang lain asik dengan dunia mereka sendiri.

Hingga pandangan matanya terpaku pada sosok wanita berambut merah muda yang duduk di sebuah meja setelah memberikan selamat pada Temari.

Dia melihat Sakura yang berdiri kemudian berjalan toilet, matanya tak lepas dari pintu tempat wanita itu keluar. Sudah lewat seperempat jam dan Sakura tak jua kunjung kembali.

Manik hitamnya melihat Hinata yang berlari kecil menghampiri, mengambil napas sebanyak-banyaknya kemudian menatap dengan cemas.

"Sasuke-san baru saja aku melihat Sakura di siram oleh gadis itu, aku sangat takut untuk mendekati mereka." Tunjuk Hinata pada seorang gadis berambut merah terang yang baru saja memasuki ruangan.

"Lalu di mana dia sekarang?"

"Sakura-chan? Aku tidak tahu karna langsung berlari ke sini tadi."

"Baiklah terima kasih." Tanpa pikir panjang Sasuke berjalan menuju gadis berambut merah tadi, dengan sengaja menarik gelas yang ia pegang kemudian menyiram tepat di depan wajahnya.

Hal itu membuat teman-teman gadis tersebut menatap tak percaya, decihan Sasuke terdengar setelah melihat wajah sok suci gadis itu.

"Jangan pernah mendekati Sakura, jika kau tak mau berurusan denganku."

"Apa yang ...."

"Kau mendengar ucapanku?! Jika kau mendekati nya lagi maka kau berurusan langsung denganku!" bentak lelaki itu tepat di depan wajah gadis tersebut kemudian segera pergi dari sana.

Langkah kaki panjangnya menuju area parkir, memasuki mobil tergesa dan melesat pergi dari sana. Sasuke melihat kiri dan kanan untuk mencari sosok Sakura, karna dapat di pastikan wanita itu akan pulang. Tidak mungkin dia kembali ke pesta dengan pakaian basah bukan?

Mobilnya melambat saat melihat sosok Sakura yang duduk kedinginan di halte bus, rambutnya berantakan begitupun dengan riasan wajahnya. Sasuke berlari keluar ketika Sakura akan pingsan, menangkap tubuh itu kemudian membawanya masuk ke dalam mobil.

Helaan napas terdengar saat lelaki berambut raven itu menatap wajah pucat Sakura, dia melepas jas hitam miliknya kemudian memakaikan benda tersebut pada tubuh sang istri.

*****

Hal pertama yang Sakura lihat saat membuka mata adalah langit-langit kamar berwarna gelap. Dia merubah posisi menjadi duduk dengan hati-hati, mengedarkan pandangan dan tersentak saat menyadari bahwa dirinya sudah di rumah, belum lagi dengan pakaian yang ia kenakan juga sudah di ganti.

"Bagaimana aku bisa di rumah? Ini kamar Sasuke dan siapa juga yang sudah mengganti pakaianku?" tanyanya beruntun sambil menggenggam ujung selimut yang masih menutupi kakinya.

Kepalanya menoleh saat mendengar pintu kamar mandi terbuka, menampakkan sosok lelaki berambut raven yang keluar menggunakan celana tidur tanpa atasan. Sasuke berjalan santai sambil mengusap rambutnya tak mempedulikan Sakura yang sudah menundukkan kepala.

Keadaan kamar menjadi hening seketika, sampai sosok lelaki itu hilang di balik pintu kamar. Namun, tak lama kemudian ia kembali dengan membawa laptop dan beberapa berkas di tangan. Mendudukkan diri di sofa yang ada dan sibuk membolak-balik berkas tersebut.

"Sasuke-kun, apa kau yang membawaku pulang? Dan apakah kau juga yang mengganti pakaian ku?" tanya wanita berambut merah muda itu pelan.

Bungsu Uchiha tersebut melirik wajah Sakura sebentar kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya, "Hn."

"Terima kasih."

"Kenapa kau tidak melawan saat mereka melakukan itu?"

Sakura menengok ke arah Sasuke. Awalnya tak mengerti kemana pembicaraan lelaki itu tapi sedetik kemudian ia paham.

"Aku tidak mau membahayakan bayiku," jawabnya sambil mengelus perut buncitnya lembut. "Tak apa jika mereka menghina atau menyiksaku, yang terpenting mereka tidak menyentuh anakku. Dia bagian penting dari hidup dan aku akan menjaganya sebaik mungkin." Sambung Sakura.

Gerakan membolak-balik berkas Sasuke terhenti saat mendengar ucapan Sakura, dia menatap wanita berambut merah muda itu yang tersenyum sambil mengelus perutnya. Bahkan Sasuke melihat ada setetes air mata yang keluar dari manik emerald nya.

"Hn."

Wanita musim semi itu menghentikan kegiatannya, "Dan terimakasih sudah mengganti pakaianku juga. Setidaknya kau masih punya perasaan iba padaku."

Sakura bangkit dari ranjang. Dia meneliti pakaian yang Sasuke kenakan padanya, sebuah piyama berwarna dark blue yang tampak kebesaran di tubuh mungil miliknya, Sakura tersenyum tipis kemudian berjalan sempoyongan menuju pintu kamar, membuka pintu tersebut dengan pelan.

"Selamat malam Sasuke-kun. Sekali lagi aku berterima kasih padamu."

Dan pintu bercat hitam itu tertutup setelahnya, meninggalkan keheningan yang membuat Sasuke tak nyaman.

*****

Pagi cerah membuat orang bersemangat, Sasuke memakan roti panggang yang ia buat sendiri. Matanya menatap pintu kamar Sakura yang masih tertutup rapat.

Ceklek!

Di depan sana wanita berambut merah muda itu berdiri sambil membenahi baju yang ia pakai, berjalan mendekati Sasuke dengan langkah pelan. "Maaf aku terlambat menyiapkan sarapan."

"Hn. Ikut denganku."

"Kemana?"

Lelaki tampan itu tetap melanjutkan jalan, "Ikut saja."

"Baiklah." Sakura mengangguk patuh. Mengikuti langkah sang suami yang keluar dari rumah, tangan besar itu tampak mengunci pintu kemudian berjalan mendahului Sakura.

Tak mau menghabiskan energi untuk bertanya, wanita berambut merah muda tersebut menurut saja pada Sasuke yang membawanya entah kemana.

Matanya melotot kaget ketika mobil milik Sasuke berhenti di rumah sakit.

"Mau apa ke sini?"

"Turun."

Sakura menggeleng. Napasnya tampak memburu dengan wajah yang begitu ketakutan, "Apa kau ingin menyuruhku untuk ...."

"Buang pikiran itu dan turunlah sekarang!"

Pintu mobil di sebelah Sakura dibuka dengan paksa, tangan Sasuke menyelip masuk mengangkat tubuh wanita berambut merah muda itu yang memberontak.

"Aku tak akan membiarkan mu melakukan itu Sasuke! Lepaskan!" teriaknya keras bahkan berkali-kali memukul bahu tegap lelaki tersebut akan tetapi tak memberi efek apapun.

Hingga mereka berdua sampai di sebuah ruangan khusus, seorang wanita berambut pirang tampak terkekeh melihat kehadiran Sasuke.

"Kau posesif juga ya," ejeknya sambil menuntun lelaki berambut raven itu ke sebuah ranjang yang ada di sana.

Dengan hati-hati Sasuke meletakkan tubuh Sakura di atas ranjang kemudian mundur beberapa langkah, "Seperti yang aku ucapkan ditelpon."

Wanita berambut merah muda itu menatap takut pada keduanya, dia berniat kabur akan tetapi terhenti saat tangan Tsunade memegangi lengannya.

"Tenang sayang. Aku tidak akan menyakitimu."

"K-kalian mau menyakiti anakku bukan?! Lepaskan aku!" teriak Sakura keras. Dia menyentak tangan Tsunade kemudian bergegas turun dari ranjang.

Namun, dengan cepat pula Sasuke menghentikan pergerakannya. Bungsu Uchiha itu memeluk pinggang Sakura dari samping, tatapan matanya tampak begitu datar.

"Sasuke ... Lepaskan aku! Jangan lakukan itu ...," pintanya dengan wajah penuh air mata.









*****

Bersambung.

For Now And Forever [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang