27- Kebohongan

5K 534 55
                                    

Wanita musim semi itu mengucapkan terima kasih ketika Sasori membukakan pintu mobil. Ia juga ikut membantu membawa beberapa barang belanjaan di tangannya.

"Maaf merepotkan mu kak." Lagi-lagi Sakura tak enak hati ketika Sasori bertingkah terlalu baik begini. Ia sangat tersanjung karenanya.

"Jangan bilang begitu Sakura. Kau ini kenapa sih? Memangnya salah kalau aku membantu? Tidak kan."

Sakura mengangguk dan tertawa setelahnya, begitu pun dengan Sasori yang ikut tertawa. Pemuda itu mengernyit saat mendapati Sakura yang tiba-tiba berhenti melangkah, wajahnya juga tampak terkejut seperti melihat sesuatu yang menyeramkan.

Sasori mengikuti arah pandang Sakura. Melihat sosok Uchiha Sasuke yang berdiri di depan pintu. Tapi tak lama kemudian pria itu langsung saja berjalan dan menarik Sakura ke belakang tubuhnya.

"Masuk!" perintahnya tegas yang langsung diangguki oleh Sakura.

Wanita itu menatap Sasori sebentar kemudian mengucapkan terimakasih, dia berjalan tergesa memasuki rumah.

Sasori tersenyum pada Sasuke seraya memberikan kantong belanja pada lelaki itu, "Kau membuatnya takut."

"Lalu apa urusannya denganmu?"

Sasori mengernyit tak suka mendengar nada bicara Sasuke yang terkesan begitu cuek dan angkuh. Dia melipat tangan di depan dada kemudian menyeringai. "Apapun itu jika berurusan dengan Sakura maka aku akan peduli."

Bungsu Uchiha itu ikut menyeringai. Dia tampak suka dengan respon yang diberikan oleh Sasori. "Jadi kau menyukainya?"

"Menurutmu?"

"Kau bisa mengambilnya dalam beberapa bulan ke depan. Itupun jika kau mampu melakukannya, karena kau tahu perempuan itu sungguh mengemis cinta padaku," lanjut Sasuke tersenyum puas.

Sasori tampak menahan amarahnya. Ia menarik kerah baju Sasuke dan menatapnya tajam.

"Kau pikir kau itu siapa? Aku bisa merebut Sakura darimu dan aku juga bisa membuatnya lebih bahagia dibandingkan dengan dirimu. Hanya karena kau dicintai bukan berarti kau bisa seenaknya mempermainkan perasaan orang lain. Camkan itu!" ancam Sasori melepaskan cengkeramannya. "Jangan menyesal jika suatu hari Sakura jatuh ke dalam pelukan ku."

Setelah mengatakan itu langsung saja Sasori pergi dari sana meninggalkan Sasuke yang terdiam sambil menahan amarahnya. Ia menendang barang belanjaan yang diberikan oleh Sasori tadi kemudian bergegas masuk ke dalam rumah, langkahnya terhenti tatkala melihat sosok Sakura yang berdiam diri di dekat pintu dengan pipi basah.

"Apa aku menyuruhmu untuk menguping?" tanya Sasuke menutup pintu dia berjalan melewati wanita itu begitu saja.

Hingga langkahnya terhenti ketika merasakan sesuatu yang keras mengenai belakang kepala, Sakura melemparnya dengan kantong belanjaan. Wanita musim semi itu menatap Sasuke kecewa bahkan air mata kembali jatuh ke pipinya.

"Kau mempermainkan perasaanku?"

Sasuke terdiam.

"Kau pikir aku ini apa? Tidak cukup dengan semua yang kau lakukan padaku Sasuke. Aku pikir sikapmu beberapa hari ini memang berubah, aku beranggapan kalau kau mulai menyukai ku juga," imbuhnya sambil menatap mata hitam Sasuke penuh harap. Dia sangat ingin kalau ini semua hanya mimpi buruk dan ia akan baik-baik saja ketika bangun.

Tapi perkataan Sasuke setelahnya membuat ia bagai tersambar petir. "Aku tak menyukaimu." ucapnya tanpa dosa.

"Kau bajingan! Kenapa kau melakukan itu semua? Tak cukup mempermalukan dan membuatku kehilangan masa depan?!" bentak Sakura dengan suara tinggi, tangannya kembali melempar kantong belanja pada Sasuke. Mengabaikan kalau lelaki itu akan marah karena Sakura juga ingin melampiaskan rasa kecewanya.

Pergerakannya terhenti tatkala sosok Sasuke mencengkeram pergelangan tangan Sakura, menyatukannya di atas kepala. Manik onyx itu tampak begitu tajam seakan bisa membunuh Sakura kapan saja.

"Seharusnya kau yang sadar diri. Apa alasan aku harus menyukai wanita rendahan sepertimu? Walaupun kau terlihat begitu menolak dan ketakutan tapi nyatanya kau tetap menikmati setiap ciuman dan sentuhan yang aku berikan bukan?" Sasuke berbisik tepat ditelinga Sakura, lidahnya mulai bergerak menjilati daun telinga hingga leher Sakura.

Kegiatannya terhenti ketika mendengar suara isak tangis Sakura semakin keras. Dia melepaskan cengkraman di tangan wanita itu dan menjauhkan diri, "Kau terlihat menyedihkan."

Plak!

"Sudah cukup Sasuke!" teriak Sakura lantang, dia menundukkan kepala. Tangannya naik hingga dada kemudian menekan sesuatu di sana.

"Kau yang membuatku terlihat menyedihkan begini. Rasanya sangat sakit di sini ...," lirihnya mengusap dada berulang kali. Wanita musim semi tersebut menghapus air mata dengan kasar. "Aku benci kenapa takdir harus mengikatku bersamamu? Kenapa aku harus jatuh cinta pada orang tak berperasaan sepertimu."

Pria berambut raven itu hanya diam melihat semua hal yang dilakukan Sakura, dia cukup mendengar dan tidak harus membalas ucapan wanita tersebut. Bahkan ia mengabaikan denyutan di pipi yang baru saja di tampar Sakura.

"Kalau bisa memilih aku tidak seharusnya jatuh cinta padamu Sasuke. Aku tak ingin dipermainkan lagi, kalau pada akhirnya aku tetap terjebak pada harapan semu. Aku menyerah Sasuke. Ini sangat menyakitkan," gumam Sakura pelan. Dia mendongak melihat reaksi pria itu yang hanya biasa saja.

Memejamkan mata sebentar kemudian menghela napas kasar. Sakura membuka matanya kemudian berjalan pelan menuju kamar.

"Aku akan pergi dari sini Sasuke. Aku minta maaf kalau kehadiranku dan anak ini membawa kesialan bagimu, aku akan tetap merawat anak yang kau anggap kesalahan ini dengan baik jadi kau tak perlu khawatir. Dan terima kasih untuk perhatian palsu yang kau berikan beberapa hari ini."

Bungsu Uchiha itu hanya diam menatap punggung mungil Sakura yang hilang di balik pintu kamar. Kepalanya kembali menoleh ketika mendengar suara benda yang beradu dengan lantai, di depan sana Sakura menarik kopernya dengan pelan.

Tarikan dipergelangan tangannya membuat wanita itu berhenti. Dia berniat akan memukul Sasuke jika pria tersebut melakukan hal aneh lagi.

"Pergi kemanapun kau mau! Tapi kau harus ingat kalau kau sudah menandatangani perjanjian yang diajukan oleh Ayah. Bersedia menerima semua konsekuensinya?"









*****

Bersambung.
Vote?

For Now And Forever [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang