Dokter berambut pirang itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya, yaitu memeriksa keadaan Sakura beserta bayi yang ada di dalam perut nya, Tsunade menatap bungsu Uchiha itu kemudian kemudian tersenyum maklum mengingat kejadian beberapa menit yang lalu.
"Jangan khawatir Uchiha. Dia sedikit dehidrasi dan kelelahan," ujarnya sambil menyandarkan tubuh di kursi.
Sedangkan Sasuke mengikuti jejak Tsunade, mendudukkan diri pada kursi yang berhadapan langsung dengan dokter berambut pirang tersebut.
"Kau harus memastikan dia tidak kelelahan, harus memantau jam tidurnya. Aku akan memberikan vitamin dan kau juga harus memastikan dia meminum vitamin dan beberapa obat ini. Mengerti?" Wanita berambut pirang itu merogoh laci meja kemudian mengeluarkan sebuah botol berisi vitamin dan memberikannya pada Sasuke.
"Untuk obatnya kau bisa minta langsung pada apotik di depan sana." Sambung Tsunade. Dia memperhatikan Sakura yang juga ikut mendudukkan diri di samping Sasuke.
"Jangan terlalu banyak duduk atau berdiri jika tidak mau pinggang mu sakit. Kau harus tetap berolahraga untuk mengatasi itu semua, pilihlah posisi tidur yang benar disarankan miring ke samping, tekuk salah satu lutut dan jangan lupa tempatkan bantal di bawahnya," pesan Tsunade panjang lebar.
Wanita berambut merah muda itu mengangguk paham. "Baiklah terima kasih Nyonya."
"Mengenai bayimu, semuanya tampak normal. Di usia 4 bulan ini kau pasti sudah merasakan pergerakannya walaupun masih lemah. Baiklah, tunggu sebentar aku akan mencetak hasil USG tadi."
Wanita berambut pirang tadi menjauh dari mereka, Sakura melirik sang suami yang duduk tenang sambil menatap kedepan. Perasaan malu menyerang saat mengingat kejadian tadi, di mana ia menuduh Sasuke yang ingin melakukan tindakan jahat
Padahal lelaki tersebut berniat baik untuk memeriksakan keadaan Sakura dan bayinya, "Maaf sudah menuduhmu tadi dan juga terima kasih."
"Hn."
"Aku sangat takut tadi. Takut kalau kau memang ingin melakukan hal yang dari awal kau minta padaku."
Sasuke hanya diam tak berniat menjawab ucapan Sakura.
"Ini semuanya sudah ku cetak." Tsunade tiba sambil membawa beberapa foto, menyerahkan benda tersebut pada Sasuke, "Pastikan kau memperhatikan istrimu Uchiha."
Sasuke menatap wanita berambut pirang itu sebentar, "Hn. Kami pergi dulu."
"Baiklah hati-hati di jalan!" jawab Tsunade saat sosok Sasuke sudah hilang di balik pintu ruangannya menyusul Sakura yang menunggu di luar, "Bocah itu terlalu kaku."
*****
Akhir-akhir ini Sasuke lebih sering menghabiskan waktu di rumah, mengerjakan beberapa berkas penting perusahaan. Dia melirik Sakura yang berjalan dengan pakaian rapi menuju pintu depan.
"Mau kemana kau?"
Langkah kecil itu terhenti dan menengok ke ruang tengah, Sakura mempererat pegangan pada tali tas selempang nya. "Bekerja."
"Kemari!"
Mendengar perintah sang suami dengan ragu Sakura berjalan mendekat dan duduk di hadapannya, dia melipat kaki dengan susah payah agar perutnya tak tertekan.
Sasuke tampak merogoh saku celananya kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang dan satu kartu debit dari dalan dompetnya, tangan lelaki itu terulur memberikan benda tersebut pada Sakura.
"Pakai uang ini untuk keperluanmu. Mulai sekarang jangan bekerja lagi! Aku sudah mengatakan pada mereka kalau kau berhenti bekerja."
"Tapi aku ...."
"Jangan banyak komentar, ambil saja. Aku tak akan menuntutnya jika itu yang kau takutkan." Sasuke mengerakkan kepalanya seakan memberi kode pada Sakura agar segera mengambil uang itu.
Setelah mengatakan itu Sasuke kembali melanjutkan pekerjaannya, tak ingin membalas tatapan Sakura yang begitu heran. Jangankan wanita itu, dia saja juga heran dengan dirinya sekarang.
Wanita berambut merah muda tersebut meletakkan tasnya di atas meja kemudian tersenyum.
"Baiklah, Terimakasih Sasuke-kun."
*****
Bungsu Uchiha itu menarik napas lega setelah rapat selesai, dia bangkit dari kursinya dan berjabat tangan dengan seorang pemuda berambut merah.
"Terimakasih Uchiha-san, aku harap kita bisa menjadi rekan untuk kedepannya."
"Hn."
Seorang wanita berambut biru pendek mendekati atasannya, dia membungkukkan badan. "Sasori-sama setelah ini anda masih ada jadwal." Ujarnya.
Pemuda yang di panggil Sasori itu mengangguk paham, dia menatap Sasuke sebentar.
"Kalau begitu aku pamit undur diri Uchiha-san. Ayo Konan!" ajaknya pada sang sekretaris setelah mengucapkan kata perpisahan pada Sasuke.
Sedangkan bungsu Uchiha itu memandang jam di pergelangan tangan kirinya kemudian mengecek ponsel, ada beberapa pesan masuk.
"Apa jadwalku setelah ini Jugo?" tanyanya pada sang sekretaris yang berdiri tepat di sampingnya.
Pemuda berbadan besar dan memiliki rambut oranye itu berdehem, menyebutkan jadwal Sasuke yang memenuhi undangan makan malam bersama Pamannya, yaitu Uchiha Obito.
"Baiklah. Aku mengerti." Dia bergegas menuju ruangannya untuk mengambil tas kerja kemudian berjalan menuju parkir.
*****
Sakura meletakkan barang belanjaan nya di atas kursi taman, dia duduk di sana untuk mengistirahatkan kakinya yang terasa pegal.
Matanya menelusuri sekitar, melihat beberapa anak kecil yang bermain bersama. Senyuman manis tercipta saat ia membayangkan anaknya lahir dan tumbuh dengan baik.
"Mama tak sabar melihatmu Nak," ujarnya seraya mengelus perut buncitnya.
"Sakura?"
Kepala merah muda itu menoleh saat mendengar seseorang memanggil namanya, di sana Sasori berdiri sambil menatap tak percaya. Pemuda itu berjalan mendekat kemudian mendudukkan diri di samping Sakura.
"Ternyata yang di katakan oleh Matsuri itu benar." Dia tersenyum sambil melirik perut Sakura, "Kau berhenti bekerja karna sedang hamil rupanya."
"Iya begitulah Kak Sasori."
"Sayang sekali bukan? Padahal aku baru saja ingin menyampaikan sesuatu padamu," ucap pemuda itu dengan suara sendu.
Sakura mengernyitkan keningnya. Menoleh pada Sasori yang tersenyum paksa.
"Sebenarnya aku menyukaimu ...."
"A-apa?"
*****
Bersambung.
Kalau ga suka ga usah di baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Now And Forever [✓]
Short StoryNamanya Haruno Sakura. Gadis berusia 19 tahun yang tinggal di sebuah apartemen kecil, disana dia hanya sendirian karena orang tuanya telah meninggal saat Sakura berusia 15 tahun. Kehidupan Sakura berubah drastis ketika memasuki bangku kuliah, dia k...