19- Hinaan

8.2K 729 30
                                    

Tak perlu memikirkan apa Sasuke akan memakan masakannya atau tidak, yang terpenting ia akan tetap menyiapkan sarapan di pagi hari.

Setelah selesai dengan ritual paginya Sakura bergegas menuju kamar, menatap keadaan wajahnya yang pucat. Ia mengabaikan rasa pusing serta mual yang kembali melanda, setelah menyisir rambutnya Sakura memutuskan untuk keluar kamar, di tangan kanannya ada tas kecil berisi gaun yang akan ia pakai untuk ke pesta pernikahan nanti.

Didepan sana Sasuke tampak sibuk dengan beberapa kertas dan juga laptop, Sakura mengabaikan keberadaan lelaki itu dan bergegas menuju pintu depan.

Helaan napas kasar keluar dari bibir Sasuke, ia menatap kepergian sang istri dengan pandangan tak terbaca.

*****

Setelah beberapa menit berjalan akhirnya Sakura sampai di toko kue milik Gaara. Langsung saja ia masuk dan melihat beberapa kue besar yang sepertinya akan di antar pagi ini juga.

"Sakura kau sudah datang? Beberapa urusan sudah selesai di sini, sekarang kita harus berdandan." Matsuri menarik tangan Sakura menuju belakang toko, sebuah tempat di mana Sakura biasa berganti pakaian.

"Apa aku harus berdandan?"

"Tentu saja Sakura. Kita harus menutup wajah pucatmu itu, tenang saja aku akan membantumu."

"Baiklah kalau begitu aku akan mengganti pakaian." Sakura mengambil kantong berisi gaun tadi kemudian memakainya.

Sedangkan Matsuri mengambil peralatan make up yang akan mereka pakai, dia mulai memoleskan sedikit bedak pada wajah Sakura di ikuti oleh kegiatan merias lainnya. Tangan lentik Matsuri mengikat rambut Sakura ke atas kemudian dengan sengaja membiarkan beberapa anak rambut membingkai wajah cantik Sakura.

"Kau cantik sekali!" pekik Matsuri puas melihat hasil kerjanya pada Sakura.

"Terima kasih Matsuri."

Dengan semangat pula Matsuri memilah baju yang akan ia pakai, kemudian merias wajahnya sendiri. "Aku terlihat cantik?" tanyanya saat sudah selesai.

"Sangat cantik." Keduanya terkekeh geli kemudian mulai merapikan alat make up beserta beberapa peralatan yang di pakai untuk berdandan tadi.

Matsuri menarik tangan Sakura, "Aku tak habis pikir kalau kita menghabiskan dua jam hanya untuk berdandan."

Sakura mengangguk mengikuti langkah Matsuri keluar dari ruangan. Gaara sudah menanti di depan toko, pria itu juga sudah rapi dengan jas hitamnya begitupun dengan seseorang yang berdiri di dekatnya.

"Kakak kau sudah datang?" tanya Matsuri saat melihat Sasori tadinya mengobrol ringan dengan sang adik ipar.

Lelaki berambut merah itu menoleh kan kepala ketika mendengar pertanyaan Matsuri, matanya terpaku pada sosok Sakura yang tampak cantik dengan gaun berwarna merah muda mengembang dari dada hingga betis.

"Hei aku bertanya padamu kakak! Kenapa malah menatap Sakura begitu!" tegur sang adik tak terima saat Sasori lebih memperhatikan Sakura daripada adiknya sendiri, perkataan Matsuri barusan membuat wanita berambut merah muda yang berdiri di sampingnya menunduk tak percaya diri.

"Maaf. Kalian berdua terlihat sangat cantik, benar begitu Gaara?"

"Hm istriku memang cantik begitupun dengan Sakura. Ayo kita bergegas, masih ada kue yang harus kita antar."

Semuanya mengangguk paham, Matsuri menarik tangan Sakura untuk masuk kedalam mobil Gaara akan tetapi Sasori menahan pergerakannya. "Sakura bersamaku saja," ujarnya saat sang adik menatap dengan pandangan bertanya.

For Now And Forever [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang