Sudah dua bulan setelah kejadian itu, Sakura kembali menjalani hidup seperti biasanya. Namun, beberapa hari belakangan Sakura merasa banyak keanehan pada tubuhnya, sering mual di pagi hari, wajah pucat pasi serta tubuh yang mudah lelah. Bahkan hari ini ia harus mengambil cuti dari pekerjaan.
Seperti saatnya sekarang, di mana ia memilih duduk di kursi taman mengabaikan Ino yang sedari tadi berceloteh tanpa ada hambatan.
Sakura menoleh ke kanan. Menghentikan ucapan sahabat pirangnya, "Ino apa kau bisa membelikanku makanan? Kepalaku pusing."
"Lagi? Ayolah Sakura. Aku malas berjalan sendiri ke kantin, bagaimana kalau kau ikut?"
"Kepalaku benar-benar pusing Ino." Sakura meremas kedua tangan, keringat dingin memenuhi wajah cantiknya.
Gadis berambut pirang tersebut menatap Sakura keheranan, tangannya di letakkan di atas dahi. "Kau demam? Wajahmu sangat pucat."
"Pusing."
"Tunggu di sini aku akan membeli makanan, jangan ke mana-mana!" Setelah mengatakan hal itu langsung saja Ino berlari menuju kantin. Meninggalkan Sakura yang merebahkan tubuh di atas kursi taman.
Naruto yang kebetulan lewat mengernyit heran, dia menarik tangan Sasuke yang berada di depannya kemudian menunjuk ke arah bangku taman. "Dia Sakura bukan?"
Pria berambut raven tersebut mengikuti arah telunjuk Naruto. Dia mendengus, "Lalu?"
"Apa dia pingsan? Tubuhnya tak bergerak sejak tadi," ujar pemuda berambut pirang itu berlari sambil menarik lengan baju Sasuke. Dia bahkan tak mengindahkan protes yang Sasuke berikan.
"Sialan! Kenapa menarikku?!"
Naruto mengabaikan ucapan Sasuke, tangannya sibuk menepuk pipi Sakura. "Hei bangunlah! Kau tak apa?"
Perlahan manik emerald itu terbuka, Sakura mendudukkan dirinya dan menatap sekitar. Matanya terpaku pada sosok Sasuke yang memasukkan tangan ke dalam saku, entah kenapa jantungnya memompa cepat.
"Kau tak apa?" tanya Naruto lagi. Dia membantu Sakura yang ingin berdiri.
"Hm. Aku tak apa," jawab wanita itu lirih, dia tersenyum dan berniat pergi dari sana sebelum rasa pusing itu kembali mendera. Semuanya terlihat berputar dan tubuhnya ambruk seketika, untung saja Sasuke langsung menangkapnya.
Pria itu mendengus kasar, "Hei! Kau sengaja mencari perhatianku? Bangunlah!"
"Dia pingsan Teme, apa yang harus kita lakukan?!" Naruto panik bukan main.
Suara derap kaki terdengar mendekat, sosok Ino datang sambil membawa satu bungkus roti dan air mineral.
"Apa yang terjadi Naruto? Kenapa Sakura bisa pingsan?" tanya Ino cemas.
Sasuke menghela napas kasar mendengar suara nyaring Ino dan Naruto, tanpa pikir panjang ia menggendong Sakura dan membawanya menuju parkiran.
"Kalian berdua sangat berisik. Ayo cepat!"
*****
Di sinilah mereka sekarang, menunggu sosok Dokter yang memeriksa Sakura dengan cemas. Sesekali Ino akan mengintip dan kembali duduk di samping Naruto.
Sedangkan Sasuke menyandarkan tubuhnya pada dinding, pria itu menghela napas kasar, tak mengerti dengan rasa khawatir yang tiba-tiba menyerang.
Ceklek!
Mereka menoleh saat pintu ruangan terbuka, seorang wanita berjas putih keluar di ikuti oleh beberapa suster di belakangnya.
"Bagaimana keadaan Sakura dokter?" tanya Ino yang langsung menghadang.
Wanita berjas putih tersebut menarik sudut bibirnya, "Dia hanya dehidrasi dan kelelahan."
"Syukurlah." Ino menghela napas lega. Dia tersenyum dan berniat melangkah masuk, akan tetapi langkahnya terhenti saat wanita tadi menarik tangannya. "Iya Dokter?"
"Di mana suami temanmu? Aku perlu bicara dengannya."
"Suami?" Gadis berambut pirang itu tak habis pikir, dia melirik ke arah Naruto dan Sasuke yang juga bingung.
Dokter tersebut menganggukkan kepala pelan, "Temanmu itu sedang mengandung."
"Apa?!" teriak Ino lantang, Naruto yang berdiri di sampingnya juga ikut terkejut.
"Jadi dia belum menikah? Baiklah. Bisakah salah satu dari kalian ikut denganku?"
"Aku saja." Sasuke langsung menawarkan diri, entahlah dia juga tak mengerti dengan dirinya sekarang. "Kalian temani dia. Aku akan ikut dengan Dokter ini."
Mereka berdua berjalan menuju ruangan sang Dokter, meninggalkan Naruto dan Ino yang memasang wajah cengo.
Setelah mempersilakan Sasuke duduk, wanita berjas putih tersebut tampak menulis sesuatu di sebuah kertas.
"Kau bisa memberikannya vitamin dan jangan membuatnya stres. Usia kandungannya baru enam minggu dan kau harus menjaganya, mengerti?"
"Hn. Hanya itu?"
"Iya."
"Baiklah." Setelah mendengar ucapan sang Dokter. Sasuke pamit undur diri berjalan menuju ruang tempat Sakura di rawat.
*****
Pria berambut raven tersebut memasuki kamar rawat Sakura, di sana dia tak melihat sosok Ino maupun Naruto. Hanya ada Sakura yang sibuk melamun sambil menatap keluar jendela.
Sasuke berdehem membuat perhatian wanita berambut merah muda itu terfokus padanya. Perlahan langkah pria tersebut mendekat pada Sakura dan berhenti tepat di sampingnya.
"Apa lagi sekarang?"
Kepala merah muda itu menggeleng pelan.
"Anak siapa itu?"
Sakura mendongak dan menatap manik onyx pria itu takut-takut, "Hanya kau pria yang meniduriku. Jangan suruh aku menggugurkannya Sasuke, anak ini tak bersalah sedikitpun."
"Lalu kau ingin aku bertanggung jawab begitu?!"
"Jika kau tak mau, biarkan aku yang membesarkannya sendiri." Sakura menghapus air mata yang jatuh membasahi pipinya.
Bungsu Uchiha itu tersenyum miring, tangannya menarik dagu Sakura. "Terserah padamu, tapi ...."
"Jadi kau Ayah dari anak itu?!" potong Ino yang berdiri di depan pintu masuk bersama Naruto, gadis pirang itu baru saja kembali dari toilet dan tak sengaja bertemu dengan Naruto yang tadinya pamit untuk menerima panggilan telpon.
Ino berjalan dengan tergesa, menarik tangan Sasuke dan menampar pria itu keras. "Setelah apa yang kau lakukan, sekarang kau ingin Sakura mengugurkan anaknya?!"
"Beraninya kau!"
"Apa? Kau mau memukulku juga? Ayo lakukan saja!" teriak Ino tak takut sama sekali, dia mendorong tubuh Sasuke dan memeluk sahabatnya yang diam-diam menangis.
Naruto melihat semuanya dengan diam, matanya menatap Sasuke yang memegangi sudut bibirnya. Pria itu langsung pergi begitu saja, meninggalkan Naruto yang masih mematung.
"Kalian jangan khawatir, aku akan melakukan apapun agar Sasuke mau bertanggung jawab." Setelah mengatakan hal tersebut Naruto berlari menyusul langkah Sasuke.
*****
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
For Now And Forever [✓]
Cerita PendekNamanya Haruno Sakura. Gadis berusia 19 tahun yang tinggal di sebuah apartemen kecil, disana dia hanya sendirian karena orang tuanya telah meninggal saat Sakura berusia 15 tahun. Kehidupan Sakura berubah drastis ketika memasuki bangku kuliah, dia k...