32- Undangan

4.8K 453 24
                                    

Salahkan Itachi yang menyuruh untuk menggantikan dirinya dalam pertemuan, Sasuke berjalan dengan wajah tak bersemangat menuju sebuah meja yang sudah di pesan. Dia berhenti melangkah saat melihat dengan siapa dirinya akan bertemu.

"Oh, hai Uchiha!" sapa pemuda berambut merah itu ramah. Dia berdiri dari duduknya kemudian melemparkan senyuman. "Duduklah."

Bungsu Uchiha tersebut mencoba bersikap sesantai mungkin, dia berusaha untuk tidak menatap wajah Sasori. Bahkan terkesan begitu menyesal datang kemari.

"Wajahmu begitu tertekuk, kau tidak ingin bertemu denganku?" tanya Sasori.

"Hn."

Sasori tertawa melihatnya, pemuda itu mengulurkan buku menu pada Sasuke. Membiarkan lelaki berambut raven tersebut memesan apa yang dia mau, namun keningnya malah mengernyit saat Sasuke tak beraksi apapun.

"Kau tidak mau memesan sesuatu?"

"Tidak." Sasuke kembali mendorong buku menu itu ke arah Sasori.

"Sepertinya kau terburu-buru, katakan pada Itachi kalau aku akan menyelesaikan proyek itu setelah menikah. Jangan khawatir, aku tidak akan melalaikan tugasku."

Mendengar kata menikah membuat Sasuke terkejut, akan tetapi dengan cepat ia menutupi dengan wajah datar andalannya. Lelaki itu berdehem ringan dan mengangguk.

"Baiklah, hanya itu saja yang ingin aku beritahu." Sasori menarik cangkir kopi, meminum dengan pelan kemudian kembali menatap pria di hadapannya. "Aku dengar kau mengejar Sakura, apa kali ini kau serius?"

"Hn."

"Sudah di usir tapi tetap tak mau pergi, kau tidak punya malu untuk menemui Sakura lagi?"

Sasuke mengepalkan tangan, "Apapun yang aku lakukan, itu bukan urusanmu."

Sasori tersenyum mengejek, dia menumpu dagu dengan kedua tangan. "Baiklah, lupakan. Apa kau tidak ingin tahu dengan siapa aku akan menikah? Calon istriku itu sangat cantik dan juga baik."

Bungsu Uchiha tersebut membuang muka tak mau melihat wajah Sasori yang begitu mengejeknya.

"Karena Sakura sudah memberikan surat cerai padamu, itu berarti kau bisa menebak siapa yang akan menjadi calon istriku bukan?"

Tangan Sasuke terkepal, dia menatap tajam Sasori yang masih menyunggingkan senyum manis. Bahkan pemuda berambut merah itu mengeluarkan sebuah undangan dari saku jasnya.

"Akhir bulan. Datanglah di pernikahanku, jika kau ingin tahu siapa yang menjadi istriku. Menerka-nerka itu tidak baik, akan lebih bagus jika kau menghadiri dan melihat secara langsung." Sasori berdiri dari duduknya.

Setelah membayar makanan ia langsung pergi meninggalkan Sasuke yang masih berdiam diri, pria berambut raven tersebut tampak merobek undangan pernikahan Sasori tadi.

*****

Suara dering ponsel membuat fokus Sasuke teralihkan, dia memandang malas benda pipih itu dan mengabaikannya begitu saja. Namun, suara berisik itu tak kunjung berhenti membuat dia kesal seketika.

"Sasuke, kau sudah mendapat undangan dari Sasori? Hari ini adalah pernikahannya." Suara nyaring Naruto langsung menyapu indera pendengarannya.

"Hn."

"Dia akan menikah dengan ...."

Bungsu Uchiha itu mendesahkan napas panjang. "Aku tahu."

"Tidak-tidak, kau harus mendengarkan ku. Ini tidak seperti yang ...."

Tanpa pikir panjang dia langsung menutup telpon, dia kembali menatap langit-langit kamar. Tak sadar air mata jatuh membasahi melewati wajahnya. Sasuke tertawa sumbang dan menghapus cairan bening itu pelan.

"Sasuke bodoh!" umpatnya pelan.

Suara pintu kamar yang dibuka secara kasar membuat ia tersentak, di sana berdiri Naruto dengan wajah yang berkeringat. Pemuda Uzumaki itu berjalan cepat dan menarik tangan Sasuke.

Dia berjalan menuju lemari mencari pakaian yang cocok untuk sahabat ravennya, "Pakai ini."

"Aku tidak ...."

Naruto menatap tajam, dia mendorong tubuh Sasuke menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian. Tak menunggu lama sampai pria itu selesai, Naruto tak tanggung-tanggung menarik tangan Sasuke menuju mobil dan pergi dari rumah pria tersebut.

"Apa yang kau lakukan, sialan?!" teriak Sasuke lantang ketika tahu kemana Naruto itu membawa dirinya. "Turunkan aku sekarang. Aku tidak akan menghadiri acara itu!"

"Tidak. Untuk kali ini kau harus mematuhi ku, Sasuke."

Dekorasi mewah itu sudah tampak di depan mata, pria berambut raven tersebut tampak tak suka ketika Naruto kembali menarik tangannya untuk masuk ke dalam. Melihat banyak orang yang sudah duduk menunggu pengantin.

Semua tamu undangan mengalihkan pandang ketika suara pendeta bergema, pintu utama yang awalnya tertutup kini terbuka menampakkan sosok perempuan yang begitu cantik.

Semua orang terpana melihatnya, akan tetapi hal itu tak berlaku bagi Sasuke. Wajahnya tampak terpaku dengan mata yang sudah memerah.

"Sakura ...," lirihnya tak percaya, tanpa pikir panjang dia berlari keluar dari sana, menghiraukan Naruto yang memanggil namanya lantang, membuat beberapa orang menatap dirinya penuh heran.









*****

Bersambung.
Menuju ending :))

For Now And Forever [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang