Selesai makan malam, Wiryatama, Bowo dan Via melanjutkan mengobrol di ruang baca. Wiryatama senang melihat anak dan menantunya sudah seperti pasangan suami istri lazimnya. Dia hanya berharap hubungan keduanya bisa berjalan dengan baik, tidak seperti pernikahannya. Seharusnya pernikahannya bisa dia pertahankan jika saja tidak ada campur tangan orang ke tiga di dalamnya.
Hubungan Wiryatama dan Hesti tidak disetujui oleh ayah mertuanya. Tetapi Hesti yang punya sikap keras kepala, tetap meneruskan hubungannya dengan Wiryatama sampai mereka menikah. Setelah Hesti mengandung, sikap ayah mertuanya agak melunak, tetapi itu hanya berlaku untuk putrinya, tidak kepada menantunya. Sejak awal Wiryatama tahu, ayah mertuanya punya kriteria yang sangat tinggi untuk calon menantunya. Dan dia berencana menjodohkan Hesti dengan anak temannya yang kebetulan juga teman kuliah Hesti di luar negeri. Namun sayangnya, anak temannya itu telah mempunyai calon juga sehingga rencana perjodohan pun gagal.
Sekuat apa pun Wiryatama menunjukkan usahanya, di mata ayah Hesti, dia tetap dianggap tidak sederajat dengan keluarga mereka. Hubungan itu semakin meruncing ketika Herviana lahir. Ayah mertuanya yang sangat mengharapkan cucu laki-laki yang nantinya akan dia didik sebagai pewaris kerajaan bisnisnya, kecewa ketika tahu Hesti melahirkan anak perempuan.
Saat masih kecil, Via kadang dibawa Hesti ke rumah kakeknya. Tetapi kakeknya tidak pernah menegur cucunya, alih-alih menggendongnya. Sering Wiryatama mendapati Via menangis jika kembali dari rumah kakeknya. Mulai saat itu, dia melarang Hesti membawa Via jika ke rumah ayahnya. Wiryatama tahu, Hesti sangat menyayangi Via. Namun kegiatannya di luar rumah yang begitu menyita waktunya sehingga perhatiannya sangat berkurang. Saat Via butuh ibunya, Hesti tidak ada di sampingnya. Via lebih banyak menghabiskan waktu dengan Wiryatama. Terkadang dia membawa Via ke kantor. Sambil menyelesaikan kerjaan, dia mendampinginya Via menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Wiryatama sering meminta Hesti untuk mengurangi kegiatannya di luar rumah. Hesti memang mulai mengurangi, tetapi karena dia juga ikut terjun mengurus bisnis ayahnya, mau tidak mau Hesti tetap sibuk. Wiryatama dilema. Jika dia mengambil tindakan tegas, yang ada dia akan menghancurkan hubungan Hesti dan ayahnya. Dan akhirnya, puncak dari semua kekisruhan berakhir dengan Hesti meminta cerai.
"Pa, Via besok pulang ya?" Mendengar Via ingin pulang, hati Bowo menghangat. Akhirnya, mereka bisa serumah lagi.
"Oke Vi. Kalian rukun-rukun ya."
"Papa nggak apa-apa kan Via tinggal?"
"Nggak usah khawatir, papa baik-baik aja kok. Hanya kaki ini aja yang belum normal kalau papa jalan."
"Kalau ada apa-apa, Papa cepat telepon Via ya?"
"Iya. Kalian jangan terlalu khawatir pikirin papa. Papa ini masih kuat kok." Bowo dan Via tertawa mendengar jawaban Wiryatama.
Via izin lebih dahulu masuk kamar. Masih terasa lelah di sekujur tubuhya. Sementara Bowo melanjutkan obrolan sebentar dengan Wiryatama.
"Nak Bowo, papa titip Via ya. Tolong jaga dia. Via memang kadang acuh tak acuh, tapi Papa tahu dia menyayangi kamu."
"Baik Pa. Bowo akan selalu menyayangi dan melindungi Via."
"Oh, ya, Yuda kapan bisa pegang penuh perusahaan?"
"Secepatnya ya Pa. Tetapi mohon, Papa tetap membimbing Yuda ya?"
"Jangan khawatir, papa pasti akan selalu membantu."
Wiryatama bukannya tidak tahu keluarga Radibowo Hadipratomo. Sebelum memutuskan untuk melepas sahamnya, dia mencari tahu latar belakang Bowo. Hal yang mengejutkan ketika Wiryatama membaca nama ayahnya, Reynald Hadipratomo Suryaatmaja. Kejutan yang sangat luar biasa. Dan ketika Bowo datang menemuinya, wajahnya sangat mirip dengan Reynald. Hampir saja dia membatalkan penjualan saham. Tetapi melihat kesungguhan Bowo dan juga keberhasilannya dalam pekerjaan, Wiryatama tidak ingin mencampuradukkan masalah pribadi dengan pekerjaan. Selain itu, kondisi perusahaan yang benar-benar di ujung tanduk, memaksa dia memutuskan menerima tawaran tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendar Melati (complete)
RomanceTulisan ini diikutkan dalam GMG Hunting Writers 2021 ~*~ Via sama sekali tidak menyangka jika alur kehidupan mengharuskan dia menjalani pernikahan dengan Bowo. Pernikahan yang tidak didasari rasa cinta sedikit pun. Ayahnya hanya meyakinkan Via, jik...