Bowo menerima info dari Via, jika Firga mengizinkannya mengambil cuti. Memang selama ini Via tidak pernah cuti. Baginya dengan adanya libur Nasional, dia menganggap itu sudah termasuk cuti. Bowo memerintahkan sekretarisnya untuk mengurus semua perjalanannya ke kantor cabang. Bowo harus bertindak cepat sebelum nantinya Via berubah pikiran. Hanya mengantisipasi saja. Sampai sekarang kadang Bowo masih belum bisa menebak jalan pikiran Via. Asal Via tidak diam saja, Bowo sudah bahagia.
Nina, sekretaris Bowo sibuk mengurus dokumen yang akan dibawa Bowo ke kantor cabang. Juga memesan tiket pesawat, hotel serta mengatur schedule bosnya. Nina merasa aneh saja, tiba-tiba saja bosnya memintanya mengatur perjalanannya ke kantor cabang. Nina yakin jika kantor cabang tahu akan kedatangan bos besar mereka, dipastikan akan terjadi huru hara di sana. Bowo sangat jarang berkunjung ke kantor cabang, kecuali jika ada yang urgent. Yang ditugaskan biasanya jajaran direksinya saja, seperti Direktur Teknik, Operasional atau Keuangan. Kali ini dia sendiri yang akan datang. Satu lagi, kedatangannya tidak boleh diketahui. Hanya dipersiapkan dalam dua hari pula. Ini namanya sidak! Nina menghela napas. Terlihat wara wiri, telepon sana sini untuk menyiapkan semuanya dalam waktu singkat. Kakinya jadi pegal. Dia duduk sebentar, kemudian mulai wara wiri lagi. Di sela kesibukan itu Nina masih menerima telepon dari kantor cabang yang menanyakan kebenaran akan kedatangan dirut mereka. Nina sampai harus mengumpat, karena kunjungan ini benar-benar di keep, tetapi masih ada saja info yang lolos. Apa sudah ada akun lambe turah di kantor ini? pikirnya.
"Sibuk amat Nin?"
Aria, Direktur Teknik, yang akan masuk ke ruang Bowo, mengerutkan kening melihat Nina yang tidak melihatnya saat berjalan. Nina saat itu tertunduk serius memperhatikan schedule yang sedang dibuatnya sampai tidak melihat kedatangan Aria.
"Ehh, maaf Pak Aria. Saya lagi buat schedule Pak Bowo, jadi nggak lihat Bapak tadi."
"Bos ada kan?"
"Ada kok Pak. Silakan, masuk saja."
Mungkin bos-bosnya ini sudah tahu jika Direktur Utama mereka akan berkunjung ke kantor cabang, pikir Nina. Setelah Direktur Keuangan selesai bertemu dengan Bowo, kali ini Direktur Teknik yang dipanggil ke ruangannya. Sebentar lagi, direksi yang lain akan bergantian datang.
Nina sudah menyelesaikan pemesanan tiket dan hotel. Schedule juga sudah selesai dan akan diberikan ke Bowo untuk di cek. Setelah Direktur Teknik keluar dari ruangan Bowo, Nina kemudian masuk.
"Pak, ini schedule yang saya susun sesuai permintaan Bapak," ucap Nina sambil menyerahkan kertas yang tadi sudah dicetaknya. Jika oke, dia akan mengirim ke email bosnya.
"Nin, kosongkan schedule saya untuk hari Sabtu dan Minggu. Untuk yang lainnya, sudah oke."
"Baik Pak." Nina bergegas kembali ke tempatnya untuk merevisi schedule. Setelah selesai tanpa menunda, dia langsung mengirim ke email bosnya. Selesai sudah tugasnya. Nina menarik napas lega. Berharap semoga perjalanan bosnya bersama istri bisa berjalan dengan lancar. Ini juga merupakan perjalanan honeymoon mereka. Honeymoon sambil melihat kinerja kantor cabang. Bosnya memang anti mainstream.
Hari Jumat, Via sudah mulai cuti. Karena besok mereka akan berangkat, hari ini Via menyusun pakaian ke travel luggage. Travel luggage miliknya sudak selesai, punya Bowo yang belum. Via kemudian membuka lemari tempat pakaian Bowo. Sedikit ragu, tetapi kemudian mulai mengambil pakaian Bowo. Beberapa kemeja dan celana bahan untuk kegiatannya di kantor dan pakaian kasual. Di tempat pakaian dalam Bowo, dia berhenti. Masih saja Via canggung di area ini, area yang sangat jarang atau bahkan nyaris tak pernah disentuhnya. Via kemudian mengambil beberapa lalu dengan cepat memasukkannya ke dalam travel luggage. Astaga, kenapa juga malu ya, isinya aja dia sudah pegang, memenuhi miliknya bahkan sudah pula merasakan pada rongga mulutnya. Via jengah, wajahnya tiba-tiba memanas, kemudian duduk sebentar di tepi tempat tidur mengatur napasnya yang mendadak menderu. Ponselnya berbunyi di atas meja rias mengaburkan segala imajinasi yang berkelebat di kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendar Melati (complete)
RomanceTulisan ini diikutkan dalam GMG Hunting Writers 2021 ~*~ Via sama sekali tidak menyangka jika alur kehidupan mengharuskan dia menjalani pernikahan dengan Bowo. Pernikahan yang tidak didasari rasa cinta sedikit pun. Ayahnya hanya meyakinkan Via, jik...