20. Sidak Berlanjut

4.2K 393 16
                                    

Hai... penggemar Via dan Bowo.

Juga yang baru nemu cerita ini.

Semoga masih betah dan makin suka sama pasangan ini ya.

Jangan lupa ikut event Best Reader Grass Media.

Aturan mainnya bisa lihat di IG. 

Saya tunggu post reviewnya.

Love....




Setelah Via kembali dari sentra oleh-oleh, Bowo memutuskan mereka kembali ke hotel. Besok dia akan melanjutkan pembahasan mengenai project-project mereka yang sedang berjalan di kawasan Timur Indonesia.

Tiba di hotel, Via mengatur oleh-oleh yang tadi dibelinya. Sebagian ke dalam tote bag untuk makanan, untuk souvenir dia masukkan ke koper, kemudian bergegas mandi. Udara panas kota ini benar-benar membuat tubuhnya terasa lengket. Keluar masuk sentra oleh-oleh tadi beberapa kali dia menyeka peluh di wajahnya. Ketika sedang asyik berendam di bathtub, Bowo masuk. Dia ingin ikut berendam bersama Via, tetapi dia tahu Via sedang capek. Matia-matian dia menekan hasratnya yang sudah menderanya kembali. Selalu seperti itu jika berdekatan dengan Via, apalagi ditambah dengan suasana yang mendukung.

"Makan malam di hotel aja atau mau di luar?"

"Di hotel aja." Kaki Via masih terasa pegal jadi setelah mandi dia ingin beristirahat.

"Oke." Bowo menutup pintu kamar mandi.

Tempat favorit mereka saat makan di kamar, di depan jendela sambil menikmati pemandangan pantai. Setengah hari ini sepertinya hanya akan dihabiskan di kamar saja.

"Aku rencana mau bangun hotel di kota ini. Peluang wisatawan ke kota ini cukup besar. Gimana menurut kamu?" Setelah melihat perkembangan kota ini yang cukup pesat, Bowo berencana akan membangun hotel.

"Boleh sih, tapi lokasinya cari yang dekat pantai ini. Buat yang agak berbeda dikit konsepnya agar lebih menarik. Area dekat pantai ini kan sudah banyak hotel juga, jadi harus buat yang beda."

"Besok aku diskusikan dengan Leo. Kamu juga ikut, biar kami bisa tahu input dari kamu."

Setelah makan dan berdiskusi sebentar, mereka menuju tempat tidur.

"Siniin kakinya, aku pijitin. Pasti pegal banget kan?" Via mengangguk. Bowo duduk sambil bersandar di headboard tempat tidur sementara Via berbaring di sampingnya. Bowo mengangkat kaki Via ke atas pahanya, kemudian mulai memijit betis Via.

"Besok pagi bareng ke kantor aja bahas rencana yang tadi Vi. Kamu ikut beri saran yang bisa dijadikan konsep untuk desainnya. Kita diskusikan dengan Leo. Setelah makan siang, kita jalan lihat-lihat lokasi yang cocok."

"Bisa kok. Tapi boleh mampir sebentar ke Gramedia? Aku mau beli buku sketsa. Kemarin lupa masukin koper." Via lebih senang membuat sketsa dengan media kertas daripada ipad. Baginya, menggoreskan ide-idenya di atas kertas membuat imajinasinya lebih berkembang dan terlihat natural.

"Boleh. Sebelum ke kantor, kita ke sana dulu."

Tangan Bowo sudah tidak memijit betis Via lagi, tetapi mulai naik ke atas, bagian paha Via yang terekspos. Via mulai melenguh. Bowo menarik tubuh Via lebih dekat, posisi Bowo sudah tidak bersandar tetapi sudah berbaring. Tangannya dia letakkan di bawah kepala Via, kemudian tangannya yang bebas mulai membelai bagian sensitif Via.

"Geli ih." Bowo paling suka menggesek wajahnya ke Via sehingga rambut yang berada di sekitar pipi dan dagunya menggelitik wajah mulus istrinya.

"Suka aja giniin kamu, gemesin." Tangan Bowo sudah mengarah ke bagian intim Via, tetapi agak kesulitan karena Via merapatkan kakinya. Bowo berdecak.

Pendar Melati (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang