40. boss (FULL REVISI)

515 75 12
                                    

Jovano mengamati reaksi anggota Neo City yang berkumpul di ruang tamunya tengah malam. Para anggota terlihat kelelahan dan sebagian besar menguap atau menggosok mata mereka. Yuta, terutama, tampak sangat tidak sabar.

"Maaf jika aku mengganggu tidur kalian," jawab Jovano dengan nada yang serius. "Namun, ada hal penting yang tidak bisa menunggu. Situasi kita saat ini sangat genting, dan aku perlu memastikan bahwa kita semua berada di halaman yang sama."

"Ya, ya, kami mengerti. Tapi, aku tidak tahu kau akan melakukan ini di tengah malam," balas Yuta sambil mencoba menghilangkan rasa kantuknya.

"Jangan khawatir, Yuta. Aku akan menggantikan mobilmu setelah pertemuan ini. Anggap saja sebagai permintaan maafku." Jovano memberikan tawaran ini dengan nada yang lebih lembut, mencoba meringankan suasana.

"Deal," jawab Yuta, setuju dengan tawaran itu, meski tetap terlihat kesal.

"Jadi, ada apa sampai kau mengumpulkan kita pukul segini?" tanya Sadana, nada suaranya menunjukkan keheranan.

" Aku dengar ada penyerangan kemarin?" jawab Jovano dengan nada tegas, sambil memandang satu per satu anggota timnya.

"Kami sudah membereskan hal itu. Kau tidak perlu khawatir," Jason merespons dengan nada menenangkan, mencoba meredakan ketegangan Jovano yang tampak jelas.

"Kenapa kalian tidak langsung membunuh anggota District saja?" Jovano bertanya dengan nada yang rendah namun penuh tekanan.

"Ini hanya kesalahpahaman di masa lalu, Kak," balas Marva, suaranya mulai kehilangan kekuatan karena ketidaknyamanan yang dirasakannya. Marva tampak tidak dalam kondisi terbaiknya, mungkin karena sesuatu yang lebih dalam dan emosional yang sedang bergolak di dalam dirinya.

Jovano menghela napas pelan dan menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Kelelahan terlihat jelas di wajahnya, dan dia memandang anggota timnya dengan keletihan yang mendalam.

"Bagaimana dengan Grace, Jo?" tanya Sadana, suaranya terdengar penuh perhatian. Semua anggota tim mengalihkan perhatian mereka pada Jovano.

"Dia tinggal di rumahku yang ada di daerah Jeju," jawab Jovano sambil mengatur ulang posisinya di sofa. "Di sana ada banyak agen dan para maid yang akan menjaganya. Dia harus tinggal di sana untuk menghindari Hendery melacak keberadaannya."

Sadana tampak memikirkan kata-kata Jovano. "Bagaimana kau bisa yakin Hendery tidak akan bisa melacak keberadaan Grace?"

Jovano menatapnya dengan serius. "Semua alat komunikasi atau apapun yang berhubungan dengan Grace sudah aku singkirkan. Jadi, Hendery tidak akan bisa melacaknya dengan mudah."

Winata, yang tampak lebih tenang daripada yang lain, menyunggingkan senyum tipis. "Kau benar-benar Rajarendra," ucapnya dengan nada penuh kekaguman.

Jovano baru menyadari keberadaan Winata yang kini sudah kembali ke Korea dan berada di sana. Dia menatap Winata dengan sedikit kekehan.

"Tck. Apa kau baru ingat dengan kita, Winata?" tanya Jovano sambil tersenyum kecil.

"Keadaannya cukup sibuk saat itu," balas Winata dengan kekehan kecil. "Ada banyak hal yang harus diurus."

Jovano menggelengkan kepala sambil tertawa pelan. "Bagaimana dengan tunanganmu itu?"

Winata tersenyum kecil. "Shuan sekarang tinggal bersamaku. Dia belum menemukan apartemen yang cocok untuk saat ini. Jadi aku mengajaknya untuk tinggal sementara. Ternyata dia tidak seburuk yang dipikirkan ku."

"Kak Shuan memang sangat baik, kau saja tidak pernah membuka matamu apalagi hatimu untuknya. Kak winata."ucap marva dengan seringai kecil dibibirnya.

Winata sedikit terkejut mendengar ucapan Marva. "Apa maksudmu, Marva?" tanya Winata dengan nada bingung.

mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang