44. The day (FULL REVISI)

435 65 8
                                    

Happy reading!!

Hari ini adalah hari pernikahan Jovano dan Grace. Mereka akan mengikat janji suci di depan semua orang, dan seharusnya ini adalah hari bahagia Grace. Namun, wanita itu hanya duduk diam di depan cermin, memandangi dirinya yang sedang didandani secantik mungkin.

"kau sungguh sangat cantik, Nona Grace," ucap salah satu wanita yang sedang membantu dandanan Grace.

Grace hanya tersenyum kecil dan membalas dengan gumaman terima kasih.

"Kalian akan menjadi pasangan yang sangat serasi, Nona. Beruntung sekali mendapatkan Tuan Rajarendra —" ucapan wanita itu terhenti ketika seseorang memotongnya.

"Aku yang beruntung karena bisa mendapatkannya," kata Jovano yang tiba-tiba muncul. Dengan lembut, dia mengangkat dagu Grace agar menatapnya.

"Tuan," beberapa wanita itu menunduk sebentar sebagai tanda hormat.

"Aku ingin berbicara dengan calon istriku. Bisa kalian keluar sebentar?" pinta Jovano dengan nada tegas namun penuh perhatian.

" tentu saja, Tuan," jawab para wanita itu, serentak keluar dari ruangan, meninggalkan Jovano dan Grace berdua.

Dengan keadaan ruangan yang sepi, hanya tersisa Jovano dan Grace, suasana menjadi lebih intim.

" kau sangat cantik," kata Jovano, suaranya lembut dan penuh kekaguman.

"Apakah itu pujian?" tanya Grace, sedikit penasaran.

"Menurutmu?" Jovano membalas dengan senyuman lembut.

Grace tersenyum kecil. "Terima kasih," jawabnya, merasa dihargai.

Jovano lalu menarik kursi di sampingnya, menghadap Grace, dan duduk dengan posisi yang membuat mereka saling berhadapan. "Bagaimana perasaanmu?" tanyanya dengan perhatian.

"Baik-baik saja," jawab Grace dengan nada tenang, namun matanya tidak sepenuhnya menyiratkan ketenangan.

"Tetapi matamu mengatakan segalanya," ujar Jovano. "Ada kekhawatiran di dalam dirimu. Benar kan, Nona Grace?"

Grace dengan pelan bertanya, "Itu—"

"Apa kau benar-benar akan memberikan aku kepada Hendery nanti?" Grace melanjutkan dengan nada penuh keraguan.

Jovano menggeram pelan, merasa frustasi karena Grace masih meragukan niatnya. "Sudah berapa kali kukatakan, kau hanya perlu percaya padaku?" Nada bicara Jovano berubah menjadi dingin, mengekspresikan rasa kesalnya.

"Aku hanya bertanya saja," Grace menjelaskan, mencoba meredakan ketegangan.

Jovano menyadari ketegangan dalam suara Grace dan merespons dengan lembut. "Grace, lihat aku." Dia berkata sambil merapikan surai lembut milik Grace, berusaha memberikan ketenangan.

Dengan gugup, Grace akhirnya menatap mata Jovano. Mata pria di depannya penuh dengan ketulusan, membuat Grace merasa sedikit cemas. Jovano tampak tampan dan penuh perhatian, dan Grace seketika merasa pipinya memerah saat mereka saling bertatap.

Jovano menatap Grace dengan intensitas yang mendalam. "Aku memang membenci mu, benci dengan ulah dan perilaku selama ini, Grace. Namun, kau tahu kan kalau aku tidak akan kalah oleh siapapun. Jadi, tenang saja, urusan Hendery nanti akan ku urus. Karena bagaimanapun yang sudah menjadi milikku tidak akan bisa pergi kemanapun, Grace."

Setelah ucapan itu, Jovano mendaratkan kecupan kecil di bibir Grace. Ciuman itu singkat namun penuh makna, diakhiri dengan senyuman kecil yang mencoba menenangkan suasana.

Grace hanya bisa tersenyum miris mendengar ucapan Jovano. Ia menyadari betapa dia telah berharap terlalu banyak, berharap Jovano akan mengubah sikapnya menjadi lebih hangat dan penuh pengertian. Nyatanya, Jovano tetaplah Jovano—masih menyimpan sedikit amarah dan ketidakpuasan karena pengkhianatannya.

mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang