57. Pengkhianatan (FULL REVISI)

164 27 3
                                    

Jovano membuka matanya perlahan, disambut oleh pening yang menyiksanya. Dia berusaha mengingat apa yang terjadi semalam, tapi ingatannya buram seperti kabut. Dia menggosok pelan pelipisnya, mencoba meredakan sakit kepala yang masih tersisa.

Saat pandangannya melintas di sekeliling kamar, sesuatu terasa tidak wajar. Bingkai foto besar di meja samping tempat tidurnya menarik perhatiannya. Di dalamnya terpampang foto pernikahannya dengan Grace. Jovano memandang foto itu dengan campuran perasaan aneh dan tidak nyaman. Rasanya seperti ada yang tidak sesuai.

"Kenapa rasanya aneh seperti ini?" gumam Jovano pelan sambil mencoba meraih kenangan-kenangan yang seharusnya lebih dekat dengan hatinya. Namun, semuanya terasa jauh dan kabur.

Dia mencoba memusatkan pikirannya pada wajah Grace dalam foto tersebut, mencari titik terang dalam kebingungannya. Namun, semakin dia mencoba, semakin terasa bahwa ingatannya tidak sepenuhnya tepat.

Jovano keluar dari ruangan itu dengan langkah cepat, hatinya berdebar keras mendengar teriakan dari luar. Begitu keluar, dia melihat sekelompok orang yang berkumpul di lorong, banyak di antaranya tampak marah dan terlihat seorang lelaki dengan wajah yang sudah memar parah.

Desta mengambil berkas itu lalu tersenyum kecil. "kalian sudah tau rupanya.. "

Tiandra berdiri di hadapan Desta dengan tatapan penuh kekecewaan yang sulit ditutupi. Rasa amarahnya hampir melampaui batas ketika dia menahan diri untuk tidak mengulangi pukulan pada Desta.

"Jadi benar, ada pengkhianat di antara kita—tetapi aku tidak pernah menyangka bahwa ini semua ulahmu," desis Tiandra dengan suara penuh kekecewaan. Dia merasa seperti segala kepercayaan yang telah diberikan pada Desta hancur berkeping-keping.

Sebelum Desta bisa menjawab, Yuta, yang sebelumnya diam, akhirnya melepaskan kebisingan dengan suara tegasnya yang menggelegar, "Brengsek!"

Kata itu memecah keheningan yang tegang di ruangan itu. Desta menundukkan kepalanya, merasa seperti segala sesuatu yang dia bangun selama ini runtuh di depan matanya. Dia tahu bahwa tidak ada kata yang bisa mengubah apa yang telah terjadi. Kesalahannya telah membawa dampak yang tidak hanya merugikan mereka secara pribadi, tetapi juga misi besar yang mereka emban.

Tiandra masih berdiri di hadapannya, napasnya tersengal-sengal karena emosi yang bergelora di dalam dirinya. Matanya masih menatap tajam Desta, mencari jawaban atas pengkhianatan yang telah terungkap.

Tiandra berjalan dengan langkah pasti menuju Desta, menggenggam erat kerah pria itu. Desta terdiam, matanya memancarkan kebingungan dan ketakutan akan apa yang akan diucapkan Tiandra.

"Tuan Adrian, pemilik AdrianVision ternyata," desis Tiandra dengan suara yang penuh dengan rasa kecewa dan amarah yang mendalam. "Kau bekerja sama dengan Kun dan memberikan perusahaan serta nama Adrian kepadanya, dengan sengaja merancang untuk menghancurkan Neo Culture tanpa menyentuhmu."

Marva dan Hartigan membulatkan matanya, wajah mereka mencerminkan kejutan yang mendalam atas pengakuan keras Tiandra. Mereka tidak bisa percaya bahwa seseorang di dalam tim mereka telah bersekongkol untuk mengkhianati tujuan mereka sendiri.

Rahang tiandra mengeras lalu kembali memukul desta. "apa yang sedang kau inginkan?!"

Ketika Desta terdiam tanpa memberikan balasan, Tiandra yang merasa terhina dan marah kembali melepaskan pukulan ke arahnya. Tangan Tiandra menghantam dengan kekuatan penuh, memenuhi ruangan dengan suara gemuruh pukulan yang menyakitkan.

Anggota lainnya, meskipun khawatir melihat Desta yang telah terluka parah, tidak bisa menahan Tiandra karena mereka sadar bahwa ini adalah salah satu risiko dari pengkhianatan yang telah terjadi. Mereka tahu bahwa dalam situasi seperti ini, emosi bisa mengambil alih kendali, terlepas dari konsekuensi fisik yang mungkin terjadi.

mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang