52. Misi selanjutnya (FULL REVISI)

410 58 28
                                    

Jovano, melihat Grace sedang gelisah, akhirnya bertanya, "Grace, ada apa?" Semua perhatian langsung mengarah ke arahnya.

Grace menghela nafas pelan lalu mengarahkan laptop ke hadapan mereka semua. "Aku berhasil menangkap beberapa video dari kamera itu, tapi hampir saja mereka berhasil meretasnya. Beberapa video sudah mereka hapus, tapi untungnya aku berhasil menyelamatkan sebagian sisanya," ucap Grace, sambil menunjukkan layar laptop yang memperlihatkan beberapa rekaman.

Wajah mereka semua memperlihatkan ekspresi tidak percaya.

Livia bisa melihat situasinya dengan jelas, begitu juga Tiandra yang terkejut karena tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Hendery ternyata cukup canggih dalam meretas sistem keamanan.

Sementara itu, Desta memperhatikan layar laptop dengan ekspresi khawatir, tampaknya terdapat ketakutan yang mendalam dalam dirinya.

"Ternyata agen Lavina benar, Kun ada di balik semua ini," ucap Livia dengan wajah datarnya. Aura seram Livia kembali terpancar, setelah bertahun-tahun menghilang.

Lavina tahu bahwa sisi kakaknya yang asli sedang muncul, sisi yang selama ini selalu ditahannya—sisi yang sangat kejam.

"Kendalikan dirimu, Kak," ucapnya dengan lembut. Satu kalimat itu cukup membuat Livia menarik nafas pelan, lalu ia pamit ke kamarnya seperti dulu.

Para anggota merasa sedikit aneh, tetapi Marva dan Hartigan berusaha membuat suasana kembali cair.

Suasana semakin larut, dan satu per satu para anggota pergi ke kamar masing-masing.

Tiandra yang hendak menyusul Livia langsung ditahan oleh Lavina.

"Sisi gelap Kak Livia sedang muncul, biar aku yang mengurusnya. Jika dia sudah tenang, kau boleh menyusulnya," jelas Lavina, sambil memasang raut wajah kebingungan.

"Apa yang dimaksud dengan sisi gelap?" tanya Taeyong, dengan ekspresi kebingungan.

"Sisi Kak Livia yang mungkin belum banyak yang tahu. Jika suatu saat kau mengetahuinya, aku harap kau tidak akan meninggalkan kakakku seperti si brengsek itu," sarkas Lavina, lalu pergi dengan ekspresi yang menunjukkan kebingungannya.

 Jika suatu saat kau mengetahuinya, aku harap kau tidak akan meninggalkan kakakku seperti si brengsek itu," sarkas Lavina, lalu pergi dengan ekspresi yang menunjukkan kebingungannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Livia mencoba untuk memenangkan dirinya, agar bisa tetap fokus dan mengendalikan diri. Dia mengetik sesuatu di ponselnya dan tersenyum kecil, lebih tepatnya seringai kecil. Kejahatan harus dibalas dengan kejahatan, bukan?

"Tunggu, rencana apalagi yang akan kau lakukan?" Tiba-tiba, Lavina muncul di kamar Livia dengan tatapan tajam.

"Membalas dendam untuk orang yang mengkhianatiku," jawab Lavina sambil terkekeh kecil, lalu mengangguk pelan.

Lavina menepuk bahu Livia dengan kekehan pelan. "Kau memang Choi Olivia." Livia hanya menyunggingkan senyumnya dan berjalan menuju sofa di kamarnya.

"Livia, kau belum memberitahu Kak Tiandra tentang sisi aslimu, ya?" tanya Lavina, membuat Livia menggeleng. Dirinya tidak memiliki keberanian untuk melakukannya.

mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang