34. Kepribadian (FULL REVISI)

780 87 3
                                    



Livia menghela nafas  pelan dan menutup kembali ponsel nya setelah membaca berita tentang tiandra tadi.

"lalu bagaimana dengan jovano?"

"kita akan berbohong kepada media, kau tenang saja ka."ucap marva sambil mengusap bahu Livia.

"Marva bisakah kah aku berkunjung kerumah sakit agensi? Aku ingin melihat keadaan grace dan jovano."Marva mengangguk kecil mengiyakan ucapan wanita yang ada disamping nya ini.

"Sore nanti kita berangkat, hartigan kau bisa berjaga sebentar kan? Aku akan menelfon sadana untuk menemanimu."

"kau tenang saja."

Keadaan kembali hening bahkan sangat hening, hartigan yang mulai memejamkan matanya karena sudah berjaga semalaman.

"Hai." tanpa disadari terdapat wanita didepan sana yang memegang bahu marva pelan.

"kak shuan?"sedangkan yang lebih tua hanya tersenyum kecil dan memasukan kembali tangan nya ke kantong jas dokter miliknya.

Ya, itu aku," jawab Kak Shuan dengan senyum kecil sambil memasukkan tangannya ke dalam kantong jas dokter miliknya. "Maaf semalam meninggalkan kalian begitu saja. Aku harus menerima telepon mendadak saat itu."

"Tak masalah, Kak. Kami mengerti," balas Marva, sedikit merasa lega. 

 "Aku hanya ingin bertanya siapa yang ada didalam ruangan ini?"

"Kak tian."ucap marva pelan.

"Tiandra?" Kak Shuan tampak terkejut setelah mendengar nama itu. "Jadi, Tiandra ada di sini?"

Marva mengangguk pelan. "Ya, Tiandra saat ini sedang dirawat di rumah sakit ini. Kondisinya cukup kritis."

Kak Shuan mengerutkan dahi, tampak sangat khawatir mendengar kondisi yang dijelaskan Marva. "Jadi, Jovano tertembak, dan Tiandra juga dalam keadaan kritis?" tanyanya dengan nada cemas.

Marva mengangguk. "Ya, kondisi mereka sangat memprihatinkan. Kami harus membagi waktu untuk menjaga mereka."

Kak Shuan menghela napas, jelas tertekan dengan berita tersebut. "Ini semua sangat mengejutkan. Aku tidak menyangka bahwa semua ini akan terjadi. Aku harus segera menghubungi Winata dan memastikan dia datang ke sini. Jika tidak, aku akan membawanya ke rumah sakit dengan paksa."

Marva kembali berbicara."Kau masih ada utang penjelasan kepadaku ka shuan."

"aku akan menjelaskan nya nanti."

Livia sedaritadi hanya menguping saja lalu pundak itu ditepuk oleh wanita yang memakai pakaian dokter itu.

"Hei aku lupa kau wanita yang sehabis diculik itu kan?"livia mengerenyitkan dahi nya dan mengangguk pelan.

"apa kau melupakan ku? Aku yang memberikan mu minuman waktu itu."ah livia akhirnya ingat.

"terima kasih."

"Ka Shuan kenalkan dia kak Livia, maung nya kak Tian." ucap marva yang langsung dihadiahi pukulan dari livia sedangkan yang di pukul hanya meringis kecil dan mulai berbicara kembali.

mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang