4.Jov (FULL REVISI)

3.7K 520 23
                                    

Setelah kesepakatan kemarin, Grace segera menyiapkan diri untuk bekerja di rumah Jovano hari ini. Ia merapikan penampilannya, tetapi rasa cemas menggelayuti pikirannya. Menghadapi Neo City kali ini terasa berbeda—biasanya, target yang ia tangkap adalah pria gendut dan tua, bukan seperti mereka yang tampaknya seumuran dengannya. Ketegangan dan rasa ingin tahunya bercampur, membuat Grace tidak sabar menanti apa yang akan terjadi di rumah Jovano.

Grace hanya membawa kamera pengintai yang dipasangkan di kancing bajunya dan DNA capturing pens untuk berjaga-jaga. Cukup itu saja yang ia bawa, merasa sudah cukup untuk menghadapi situasi yang tidak terduga.

Setelah selesai berkemas, Grace bergegas pergi ke rumah Jovano, mengikuti alamat yang pria itu berikan kemarin. Dengan langkah mantap, ia melangkah menuju petualangan baru, harap-harap cemas menyelimuti pikirannya.

Grace terkejut melihat rumah Jovano yang begitu mewah, jauh dari kesan seorang mafia. Eksteriornya dipenuhi dengan pepohonan rimbun dan taman yang terawat, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Kontras dengan gambaran yang selama ini ada di pikirannya, rumah ini seolah menyembunyikan rahasia di balik kemewahannya. Dengan rasa ingin tahu yang membara, Grace melangkah maju, siap untuk menghadapi apa pun yang ada di dalam.

"Ternyata kamu cepat juga," ucap seseorang dari arah kolam renang.

"Tunggu apa lagi? Cepat masuk," pria itu menjawab dengan suara dingin, menatap Grace tajam.

Sebelum Grace mulai bekerja seperti biasa, ia melakukan inspeksi cepat di sekitar rumah untuk memeriksa apakah ada hal yang mencurigakan. Mata Grace melirik setiap sudut, memperhatikan detail yang mungkin terlewatkan. Suasana di sekitar kolam renang tampak tenang, tetapi ia tahu, di dunia yang ia masuki, segala sesuatu bisa menjadi berbahaya dengan cepat.

Rumahnya tampak seperti rumah biasa pada umumnya, namun ada sebuah foto wanita yang menarik perhatian Grace. Tanpa berpikir panjang, Grace langsung mengambil foto tersebut menggunakan kamera yang tersembunyi di kancing bajunya.

Setelah menelusuri seluruh rumah, ia tidak menemukan hal mencurigakan atau tanda-tanda keberadaan pemiliknya. Ruangan-ruangan itu terasa sepi dan teratur, menunjukkan bahwa rumah ini nampaknya jarang sekali ditempati. Rasa penasaran Grace semakin menggebu, membuatnya merasa bahwa ada sesuatu yang lebih dalam di balik kesan biasa dari rumah ini.

"Sudah puas melihat-lihat?" tanya Jovano yang tiba-tiba muncul di belakang Grace.

"Rumahmu sudah bersih, tidak ada pakaian kotor, tidak ada piring kotor. Jadi, apa yang harus ku kerjakan?" balas Grace dengan nada kesal.

"Sebentar lagi aku akan pergi ke kantor, lebih baik kau sekarang bersiap-siap," jawab Jovano sambil memainkan ponsel miliknya. Rasa penasaran Grace semakin membara, sementara Jovano tampak santai, seolah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Maksudmu?" tanya Grace, merasakan ketegangan di udara.

"Ikutlah bersamaku ke kantor. Kamu sudah menyetujui perjanjian kemarin," jawab Jovano dengan santai.

"Tapi aku setuju untuk bekerja di rumah, bukan sebagai asisten Tuan Jovano yang terhormat," protes Grace, berusaha menunjukkan ketidaksetujuannya.

Jovano hanya mengangkat bahu acuh, menatap Grace dengan tatapan yang menggoda. "Tidak ada bedanya. Jadi, siap-siap atau—"

"Atau?" tanya Grace dengan nada menantang, menunggu jawaban yang lebih pasti.

"Aku akan menjual organ tubuhmu itu," bisiknya dengan nada nakal sebelum pergi meninggalkan Grace begitu saja. Rasa tegang dan humor gelap bercampur, meninggalkan Grace dalam kebingungan dan rasa ingin tahu yang semakin mendalam.

mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang