24. Kebangkitan (FULL REVISI)

1.5K 218 19
                                    

Wanita itu mengerutkan kening, mencoba mengenali sosok di depannya. "Siapa kau?" tanyanya dengan suara lemah.

"Aku adalah Dokter Han, Han Seungwoo. Aku yang telah merawatmu setelah kecelakaan itu," jawab lelaki itu dengan tenang.

"Kecelakaan?" Wanita itu mengulang kata tersebut, mencoba mengaitkan apa yang dikatakan dokter Han dengan ingatannya yang kabur.

"Kakamu, Kun, yang membawamu ke sini. Dia sangat khawatir," lanjut dokter Han.

"Kak Kun?" rintih wanita itu pelan. "Di mana dia sekarang?"

"Dia sudah kembali untuk menyelesaikan beberapa urusan. Kami sedang menjalankan misi penting, dan kami membutuhkan bantuanmu," jelas dokter Han.

"Misi?" tanya wanita itu bingung.

"Untuk membunuh Jovano Rajarendra," jawab dokter Han dengan tenang.

"Jovano Rajarendra?"

"Benar, Nona sherlyn."

Sherlyn mengerutkan kening, berusaha mengingat sesuatu, namun hanya mendapatkan fragmen-fragmen yang tidak jelas. "Kenapa aku tidak bisa mengingatnya dengan jelas? Semua ini terasa seperti mimpi."

"Itu karena kau masih dalam proses pemulihan. Efek obat dan cedera yang kau alami mempengaruhi ingatanmu," jawab dokter Han. "Tapi aku yakin, seiring waktu, ingatanmu akan kembali."

Sherlyn menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya. "Kalau begitu, apa yang harus aku lakukan?"

"Jinhyuk? Apa yang membuatmu kembali ke sini?" tanya Dokter Han, suaranya terdengar cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jinhyuk? Apa yang membuatmu kembali ke sini?" tanya Dokter Han, suaranya terdengar cemas. Jinhyuk menghela nafas panjang, lalu memperlihatkan pesan yang dikirimkan oleh asistennya di ponselnya.

"Grace diculik?!" teriak Dokter Han, matanya membelalak. Jinhyuk mengangguk pelan.

"Siapa yang menculiknya?" tanya Dokter Han, suaranya bergetar.

"Anakku," jawab Jinhyuk, suaranya berat dan penuh penyesalan. Kata-katanya membuat Dokter Han terkejut.

Tiandra yang sedang pusing dengan persiapan pernikahan Jovano dan Grace, memutuskan untuk mencari udara segar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiandra yang sedang pusing dengan persiapan pernikahan Jovano dan Grace, memutuskan untuk mencari udara segar. Dia berjalan perlahan di sekitar jembatan, merindukan Neo City yang dulu, yang tidak pernah bertengkar.

Dia sadar awal mereka bertengkar adalah karena dia dan Jovano. Saat dia membuang minuman kaleng sembarangan, seorang wanita memekik kesakitan.

Terkejut, Tiandra melihat seorang wanita duduk di atas jembatan. Awalnya dia berpikir ada hantu, tapi ini lebih menyeramkan daripada sekadar hantu.

"Heh, apa kau tidak punya etika?!" teriak wanita itu, membuat Tiandra tertawa kecil.

"Kau lagi?!" decak wanita itu, membuat Tiandra mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.

"Heh, Tuan Tiandra, apa benar Grace akan menikah dengan Jovano?"

"Menurutmu itu bohong?"

"Hmm, tidak juga. Tapi kenapa harus secepat ini?" tanya wanita itu, membuat Tiandra lagi-lagi mengangkat bahu acuh tak acuh.

"Apa kau ingin mati?" tanya Tiandra tiba-tiba.

"Kenapa bertanya seperti itu?"

"Kau duduk di atas jembatan ini, tandanya kau akan bunuh diri, kan?"

Pletak

Wanita itu menyetil dahi Tiandra. "Heh, kau kasar sekali."

"Aku hanya lelah dengan pekerjaan ini. Dia menitipkan perusahaannya kepadaku dan aku merasa terbebani. Bagaimana denganmu?"

"Aku? Aku hanya kelelahan mengatur pernikahan mereka."

Wanita itu hanya mengangguk dan menatap langit.

"Bagaimana kalau kita mati bersama saja, Liv?"

Benar, wanita itu Olivia.

"Tiandra gila!" Olivia tertawa kecil, tapi kemudian mendesah. "Tapi aku paham perasaanmu."

Tiandra menatap Olivia sejenak, lalu mendekat dan duduk di sebelahnya. "Kau tahu, Liv, terkadang aku merasa hidup ini terlalu rumit. Neo City yang dulu, semuanya berbeda sekarang."

Yuta dan Marva merasakan sinyal berbahaya dari Grace dan Desta, mereka langsung menelepon anak Neo City lainnya untuk datang ke rumah Jovano secepat mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yuta dan Marva merasakan sinyal berbahaya dari Grace dan Desta, mereka langsung menelepon anak Neo City lainnya untuk datang ke rumah Jovano secepat mungkin.

Semua sudah datang kecuali Tiandra, karena ponselnya susah dihubungi.

"Apa ini ulah Hendery lagi?" tanya Sadana yang membuat mereka semua terdiam.

"Aku tidak yakin, tapi mungkin saja."

"Di mana Tiandra?" tanya Jovano yang membuat semuanya mengedikkan bahu.

"Shit. Hendery belum menyerah juga."

"Yuta, Jason, ikut dengan ku. Yang lain cari keberadaan Tiandra dan lacak keberadaan Desta," perintah Jovano yang membuat mereka semua langsung bergegas.

Tidak lama kemudian mereka berhasil menemukan keberadaan Desta, hanya Desta. Grace tidak ada di sana. Mereka akhirnya bergerak untuk menyelamatkan Desta.

Sementara itu, Jovano, Yuta, dan Jason mulai mencari keberadaan Grace. Dengan pikiran yang membabi buta, Jovano membawa mobilnya dengan kecepatan sangat tinggi.

Mereka mendapatkan sinyal koordinat dan tentu saja itu adalah ulah Hendery. Grace sedang bersama Hendery.

"Bajingan," gumam Jovano.

Mereka sampai di depan rumah yang sangat sepi. Jovano langsung keluar dari mobil, sementara Yuta dan Jason bertanya-tanya rumah apa itu.

"Ini tempat apa?" bisik Jason.

"Ini tempat apa?" bisik Jason

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang