19.jisung (FULL REVISI)

1.6K 238 8
                                    

"Cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan!" teriak Jovano sambil menahan amarahnya yang mulai memuncak.

Dari atas tangga, terdengar kekehan yang sangat familiar. "Aku hanya ingin mengobrol dengan sahabat lama ku. Apakah itu salah?" tanya Hendery dengan nada sarkastik, sambil menuruni tangga satu per satu.

"Jadi, kau ternyata, Hendery."

"Kau masih mengingatku, ternyata."

"Brengsek," umpat Jovano dengan kesal, membuat Hendery tertawa sinis.

"Ah, ayolah, Tuan Rajarendra. Aku sedang tidak ingin bertengkar hari ini. Aku berniat baik memberikanmu informasi tentang kekasihmu. Gracia, bukan namanya?" Hendery mengulurkan tangannya dengan nada meremehkan.

Jovano langsung berdiri dari tempatnya, wajahnya berubah tegang mendengar nama Gracia. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan nada dingin, matanya menatap Hendery tajam.

Hendery tersenyum lebar, menikmati ketegangan yang tercipta. "Kau tahu, Jovano, tidak semua hal seperti yang terlihat di permukaan. Ada banyak hal yang perlu kau ketahui tentang wanita itu. Bukankah itu menarik?" Hendery memandang Jovano dengan tatapan penuh tantangan.

Grace terjaga dari pingsannya, matanya menyipit kebingungan saat melihat sekeliling

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Grace terjaga dari pingsannya, matanya menyipit kebingungan saat melihat sekeliling. Ruangan yang gelap dan luas ini memiliki lampu redup yang menambah kesan menakutkan. Usahanya untuk membuka pintu yang terkunci dan berteriak meminta tolong sia-sia. Ruangan ini kedap suara, membuat teriakan Grace tidak terdengar di luar.

Dia mencoba tetap tenang meskipun ketakutan membuat lututnya lemas. Tiba-tiba, terdengar langkah kaki mendekat dari arah pintu. Pintu perlahan terbuka, dan seseorang memasuki ruangan dengan masker di wajahnya.

"Jadi, kau sudah sadar ternyata," kata orang itu sambil melepas masker yang menutupi wajahnya.

"Siapa disana?!" teriak Grace, suaranya penuh ketegangan. Orang itu hanya tertawa pelan, seolah menikmati ketidakberdayaan Grace.

Hendery tampak puas melihat ekspresi terkejut di wajah Grace. Dia berjalan ke arah kursi dan duduk dengan santai, seolah-olah mereka sedang dalam pertemuan bisnis biasa.

"hendery?"

"Benar sekali, aku Hendery. Mungkin namaku tidak begitu dikenal di televisi, tetapi aku memiliki beberapa urusan yang perlu diselesaikan," ujar Hendery dengan nada santai.

Grace berusaha menenangkan dirinya dan berfokus pada situasi yang ada. "Apa sebenarnya yang kau inginkan dari aku?"

Hendery tersenyum penuh teka-teki. "Sebenarnya, aku tidak begitu peduli tentangmu. Yang penting adalah reaksi orang-orang yang peduli padamu. Seperti tuan Jovano, misalnya."

Grace mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"

Hendery berdiri dan berjalan mendekat, memperlihatkan raut wajah serius. "Kita hanya ingin melihat seberapa jauh tuan Jovano akan pergi untuk menyelamatkanmu. Bagaimana reaksinya saat mengetahui kamu hilang? Apakah dia benar-benar peduli atau hanya berpura-pura?"

mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang