20.ketahuan (FULL REVISI)

1.5K 215 8
                                    

Begitu tiba di depan pintu, Grace mengetuk dengan keras. "Jovano! Tolong buka pintunya!" Namun tidak ada jawaban akhirnya grace menendang pintu itu dengan keras, oh ternyata tidak di kunci. 

Grace sudah berteriak sekencang mungkin dan mencari di lantai bawah namun tidak ada jisung sama sekali. 

Jovano menyaksikan semuanya di atas sana, Jovano menuruni tangga dengan langkah lambat, tatapannya kosong dan tidak menunjukkan emosi apapun. Melihat Grace yang terkulai di lantai dan menangis, hatinya terasa kaku.

"Jovano, tolong," isak Grace, suaranya bergetar penuh kesedihan. "Jangan lakukan ini. Aku mohon, lepaskan adikku."

Jovano berhenti di tengah tangga dan menatap Grace dengan tatapan datar. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan," ucapnya dengan nada datar.

"Jovano, ini bukan waktunya untuk main-main!" teriak Grace, mengangkat wajahnya yang basah oleh air mata. "Jisung ada di sini, kan? Aku bisa merasakannya."

"Dia ada di sini," jawab Jovano perlahan, masih tidak menunjukkan rasa empati. "Tapi kau harus memahami situasinya."

"jovano apa masalahmu dengan jisung?!"teriak grace dengan suara yang sudah parau.

"Bukan dengan jisung melainkan dengan mu nona grace."ucapnya yang membuat grace langsung menenggakkan kepala.

"apa maksud mu?"

" aku membenci penghianat!"teriak nya yang langsung membanting vas bunga disebelah nya yang membuat grace terkejut.

Jovano berteriak, membanting semua barang yang ada di sekelilingnya dengan amarah yang tidak tertahan. Pecahan kaca dan barang-barang yang hancur berserakan di lantai, menciptakan suasana yang penuh kekacauan dan ketegangan.

Grace mundur perlahan, menghindari pecahan kaca yang berserakan. Air mata mengalir di pipinya, ketakutan dan kebingungan menyelimuti dirinya. Kakinya terluka karena pecahan, tetapi dia tidak peduli. Yang terpenting baginya adalah keluar dari situasi berbahaya ini.

"Jovano, tolong hentikan!" teriak Grace, suaranya pecah karena ketakutan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku tidak ingin melihatmu seperti ini."

Jovano berhenti sejenak, napasnya terengah-engah, tatapannya penuh amarah dan kebingungan. "Kau tidak mengerti, Grace! Aku merasa terkhianati! Aku sudah memberikan segalanya, dan ini balasannya?"

Grace merasa napasnya tercekat saat Jovano memegang pipinya dengan keras. Rasa sakit yang ia rasakan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rasa terkejut dan ketakutan yang melanda hatinya. Suara Jovano terdengar parau dan penuh kemarahan, menambah ketegangan yang sudah sangat tinggi.

"Jovano, aku..." Grace mencoba berbicara, tetapi kata-katanya terhenti karena cengkraman Jovano yang semakin kuat. "Aku tidak tahu apa yang kau dengar atau apa yang kau ketahui, tapi—"

"Jangan coba-coba berbohong, Grace!" teriak Jovano, matanya penuh dengan amarah dan rasa sakit. "Aku tahu siapa kau sebenarnya. "Kau adalah agen rahasia Adrianvision, agen wanita yang ditakuti di kalangan mafia. Dan kau telah menangkap banyak orang dari kelompok kami!"

Grace terdiam sejenak, berusaha mengumpulkan keberanian. "Ya, aku seorang agen rahasia. Tapi itu bukan alasan aku ingin melukai atau mengkhianatimu. Aku melakukan pekerjaan itu karena aku ingin keadilan dan kebenaran."

Jovano menatapnya dengan tajam, rasa amarahnya masih jelas terlihat di wajahnya. "Dan sekarang kau datang ke hidupku dengan wajah yang manis, mencoba membuatku percaya bahwa semuanya baik-baik saja? Kau memang sudah merencanakan semua ini dari awal kan?"

Grace berusaha meredakan rasa sakit di pipinya, berusaha untuk tetap tenang. "Aku tidak pernah berniat untuk mengkhianatimu, Jovano. Aku tahu jika aku melakukan pekerjaan ini, ada risiko dan konsekuensi. Tapi saat aku bersamamu, aku benar-benar merasa—"

mr. dangerous (FULL REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang