Sesuai kesepakatan kemarin 127 Squad memutuskan untuk berkumpul dicafe tongkrongan saat mereka muda dulu. Mengulang masa lalu katanya.
Semuanya telah berkumpul, hanya saja mereka masih belum melihat guru yang akan melatih vocal anak anak mereka.
"Mana sih Yong orangnya?" tanya Yuta dengan melahap siomay yang dipesannya sesaat lalu.
"Jangan panggil itu, nama Indonesia gue Teo," ucap Teo kemudian tersenyum dan melambaikan tangannya pada seseorang.
Semua lalu menoleh pada sumber yang dituju Teo. Mata mereka membelak, bahkan Teil hampir saja menyemburkan kopi yang berada didalam mulutnya.
"DOYOUNG KIM!" teriak mereka bersamaan bak paduan suara yang telah diberi aba aba.
Doyoung tersenyum lebar kemudian berjalan mendekat dengan gadis kecil dalam gendongannya.
"Annyeong yeorobun!"
Sapaan Doyoung tak dihiraukan oleh mereka, kening Doyoung berkerut saat melihat tatapan mereka jatuh pada putrinya.
"Eh ini anak gue ya! Jangan pedofil! Inget anak istri dirumah!"
"Bukan gitu amjink! Ini anak lo sama siapa?" tanya Yuta dengan memandang Doyoung curiga.
"Sama istri gue lah, ayo kak perkenalkan dirimu."
Gadis kecil itu turun dan tersenyum lebar.
"Hallo om, aku Kim Hyeoje!"
"Haaaalllllloooooo!" Semua menjawab dengan serempak membuat Hyeoje tertawa riang.
"Bener bener jiplakan Doyoung," ucap Teil dengan menggelengkan kepalanya.
"Dek, mau nggak sama anak om?" tanya Winwin pada Hyeoje.
"Untung elu Win yang tanya, nggak jadi gue gabang," ucap Doyoung dengan membawa Hyeoje kedalam pangkuannya.
"Eh sumpret lo nikah sama siapa sih?!" tanya Ten.
"Sejeong?" tebak Kun yang dibalas gelengan oleh Doyoung.
"Gue nikah sama---"
"DADDY JEJE MAU PUP!" teriak Hyeoje yang membuat Doyoung segera beranjak dan membawanya menuju kamar mandi.
Jaeffry yang tengah melahap makanannya sontak terbatuk.
"HUAHUK!" Teo yang berada disamping Jaeffry segera membantu menepuk punggungnya.
"Gila dih buset, anak sama bapak sama aja," gerutu Jaeffry.
"Doy udah punya anak, lu kapan nyusul jep?" tanya Yuta pada Jaeffry.
"Lah? Gue kan udah punya anak, lu pikir Mark anak siapa hah?!"
"Maksudnya cewe gitu, masa anak kita semua cewo kecuali anak si Doy," gerutu Kun yang membuat mereka mengangkat sebelah alis serempak.
"Gue kan juga pengin gitu anak perempuan, tapi kasian Dejun udah gede,"
"Yo ndak papa toh? Banyak anak banyak rezeki," ucap Teil.
"Banyak pengeluaran iya," tambah Ten.
"Yeu! Katanya sultan," ucap Yuta dengan melempar kulit kacang pada Ten.
"Ya gimana ya, si Chenle kalau minta nggak tanggung tanggung. Masa kemarin minta helikopter buat sekolah, katanya bosen naik mobil terus."
"Terus lu beliin?"
"Iyalah, untung harganya murah."
"Berapaan emang?"
"Cuma 2,4 M. Murah kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
We Dream [Nct] Completed✅
FanfictionBukan kisah fantasi, bukan juga kisah benci jadi cinta, ini merupakan kisah perjalanan dari ke tujuh lelaki dengan segala perbedaan yang membuatnya menjadi satu, kisah dimana persahabatan mereka akan diuji, kisah dimana mereka dipandang rendah, kisa...