19 [All about Jisung]

804 76 4
                                    

Jisung berjalan menuju kamarnya dengan lesu. Lagi dan lagi, orang tuanya pergi tentunya dengan sang kakak.

Entah mereka pergi kemana Jisung tak tahu, mereka tak pernah memberi tahu Jisung. Dan Jisungpun tak pernah ingin mengetahuinya.

Pemuda itu merebahkan tubuhnya, menatap langit-langit dinding berwarna putih. 

Lagi, ingatan masa kecil bersama Liu datang. Membuat tangan Jisung mengepal kuat.

"Kamu jangan pernah main diluar sama abang kamu, nanti dia sakit."

"Jangan pernah samaain kamu sama abang kamu, kalian beda."

Jisung masih ingat, kata kata yang begitu menusuk untuk bocah berusia sembilan tahun kala itu.

Tok! Tok!

Ketukan pintu membuat Jisung bangkit untuk membukanya. Liu, kakaknya berada disana dengan tersenyum tipis.

"Muka kamu kenapa?" tanya Liu dengan menyentuh luka dipipi Jisung.

"Kenapa?" tanya Jisung dengan menepis pelan tangan Liu.

"Jadi bener kata Lucas kamu berantem, iya?"

"Nggak usah sok peduli. Langsung ngomong aja, kenapa?"

"Abang cuma mau ngasih ini," ucap Liu dengan menyerahkan sebuah kotak berwarna hitam pada Jisung.

"Nggak butuh," Jisung hendak menutup pintu kamarnya, namun tangan Liu lebih dulu menghalanginya.

"Belum, mungkin sekarang kamu belum butuh. Nggak tau nanti, jadi simpen aja ya? Buat kenang kenangan."

Liu meletakan kotak itu pada tangan Jisung, pemuda itu pergi dengan perasaan bersalah yang melingkupi dadanya.

Andai, andai Jisung tahu.

Sementara itu Jisung masih bingung dengan perkataan Liu.

"Kenang kenangan? Mau pergi kemana dia?"

Jisung hanya acuh lalu membawa kotak itu masuk dan meletakannya disembarang tempat.

Pemuda itu kemudian beranjak mengganti pakaiannya lalu pergi menuju rumah Teo.

"Mau kemana?" tanya Winwin pada putra bungsunya.

"Kerumah Pak Teo, kenapa?"

"Hati hati,"

"Hm."

Liu yang melihat itu hanya menghela nafasnya, adiknya pasti belum membuka kotak tersebut.

**

"JANGAN DONG MIN ELAH!"

Ruang tamu Teo sangat berisik apalagi ditambah dengan dua curut yang entah nyasar dari mana.

"Jin saudara lo ini amjinc!" Renjun mengadu pada Hyunjin yang kini tengah menyesap minumannya.

"Jan jin jan jin! Lo pikir gue jin iprit apa!?"

"Mirip sih,"

Hyunjin memberikan tatapan tajam pada Felix yang melontarkan kalimat tersebut.

"PERMISI PAKET!" teriak seseorang diluar rumah Teo.

"PAKET APA BANG?!"

"BH SELUSIN!!!"

"MASUK!!"

Haechan, Chenle dan Jisung masuk dengan menenteng dua kantong belanjaan yang berisi aneka cemilan.

"Wih siapa nih?" tanya Felix dengan merebut kantong belanjaan ditangan Haechan.

"Kenalin gue Bela," ucap Haechan dengan mengulurkan tangannya.

We Dream [Nct] Completed✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang