"Sekali lagi gue tanya, ngapain lo disini?" tanya Yoshi dengan penuh penekanan.
"Biarin mereka masuk dulu, ayo Jen," ucap Hyunsuk yang baru saja keluar basecamp.
Baru dua langkah Jeno hendak memasuki basecamp mereka, langkahnya terhenti kemudian berbalik pada kedua orang yang masih membeku disana.
"Kalau ada masalah, bicarain baik baik."
Shotaro diam mendengar penuturan Jeno. Bukankah ini yang Shotaro inginkan? bertemu dengan Yoshi dan menceritakan segalanya? lantas mengapa ia membeku disini?
"Mama," lirih Shotaro yang langsung dihadiahi decihan dari mulut Yoshi.
"Kenapa sama mama lo? Pergi ninggalin lo sendiri? Nikah sama siapa tuh?" kata Yoshi pedas.
"Hemm, Mama ninggalin gue sendiri."
"Udah gue bilang ngikut Papa aja, nyesel kan lo?"
"Mama ninggalin gue sendiri, dia ninggalin gue. Dia ninggalin gue dan nggak mungkin balik lagi."
"M-maksud lo?" tanya Yoshi yang tak mengerti.
"Mama meninggal, sebelas tahun yang lalu," ucap Shotaro dengan tersenyum pedih.
Seakan dihantam badai, Yoshi langsung terduduk disana. Namun, senyum miring tercetak jelas dalam wajah tampannya.
"Lo bohongkan? Nggak lucu," tutur Yoshi.
"Gue nggak bohong. Selepas kalian pergi, setahun kemudian Mama meninggal."
"Tapi kenapa Mama minta cerai sama Papa? KENAPA?!!!" Yoshi berteriak dengan memegang erat dadanya yang terasa sakit
*****
11 Januari 2009
Yoshi dan Shotaro kini genap berusia 6 tahun. Mereka bersyukur dihadiahi keluarga yang harmonis dan begitu menyayangi mereka.
Namun, sebulan terakhir semuanya berubah. Orang tua mereka sering berdebat bahkan hanya dengan hal hal sepele.
Yoshi yang satu jam lebih tua dari Shotaro selalu memeluk bocah kecil itu ketika orang tua mereka bertengkar.
Beberapa hari yang lalu Shotaro menangis hingga tersedu sedu melihat ayahnya melempar sebuah guci.
"Kamu nggak usah nangis, ada abang yang bakal jaga kamu."
"Abang bakal jagain aku terus kan?"
"Iya."
"Janji?" Shotaro mengulurkan jari kelingkingnya yang kecil.
"Janji!" Yoshi menautkan kelingkingnya pada kelingking Shotaro .
Mulanya Shotaro yakin bahwa Yoshi akan menepati janji yang mereka buat bersama. Namun, janji tersebut Yoshi ingkari. Bocah itu pergi dengan ayah meninggalkan Shotaro dan ibunya sendiri.
Shotaro terus mencari Yoshi dan ayah. Namun setelah setahun kepergian mereka, Shotaro menyerah. Ia yakin ayah dan saudaranya telah meninggalkan kota bahkan negaranya saat ini.
"Bang, Shotaro butuh abang. Shotaro sendirian bang."
Dibawah pohon sakura yang tengah gugur, Shotaro menangis terisak disana sendirian.
Disebrang sana, Yuto merasakan sesak yang meredam didadanya. Setahun sudah ia dan Sakura resmi bercerai, tapi kenapa sesak kali ini terasa begitu menyakitkan dari sebelumnya?*****
"Gue sama sekali nggak nyesel milih Mama, karena didetik detik kepergiannya gue nemenin Mama."
Ucapan Shotaro membuat Yoshi semakin terisak, rasa bersalahnya semakin terasa.
"J-jangan bikin gue k-kayak gini," bisik Yoshi disela sela isakannya itu.
"Yang sepatutnya dibenci itu lo sama Papa."
Kenyataan memang begitu pahit, Yoshi.
"Tapi entah kenapa, gue nggak bisa benci sama kalian."
Yoshi terdiam kepalanya mengadah menatap Shotaro yang kini berjalan mendekat dengan senyum yang terpatri diwajah pemuda itu.
"Jangan nangis bang," ucap Shotaro dengan menitih Yoshi agar berdiri.
"Maaf." Yoshi memeluk Shotaro, menumpahkan tangisnya dalam bahu Shotaro.
"Yuk pulang." ajak Jeno yang baru saja keluar dari sana.
"Lo nggak ngerti suasana banget jing!" umpat Yoshi dengan menggeplak kepala Jeno.
"Sialan! Cepet balik!"
Shotaro mengangguk kemudian mengikuti Jeno.
"Lo nggak mau balik sama gue sama Papa?" pertanyaan Yoshi membuat langkah Shotaro dan Jeno terhenti.
"Ck! Sms bisa nggak sih? Gue laper nih!" cetus Jeno dengan wajah tak bersahabat.
"0856xxxxxxxx. Nih," Yoshi menyerahkan daun hijau yang telah pemuda itu tulis nomor ponselnya.
"Najis badah," gumam Jeno dengan meninggalkan tempat tersebut.
Senyum Jeno terbit saat melihat kedua saudara kembar itu menangis bersama. Mengingatkan Jeno akan kenangan indah bersama Eric.
Haha! Selucu itu mereka saat menangis bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Dream [Nct] Completed✅
FanfictionBukan kisah fantasi, bukan juga kisah benci jadi cinta, ini merupakan kisah perjalanan dari ke tujuh lelaki dengan segala perbedaan yang membuatnya menjadi satu, kisah dimana persahabatan mereka akan diuji, kisah dimana mereka dipandang rendah, kisa...