tulisan yang gua tulis jam 3 malam.

"Nyanyi!" (menempuh revisi), 02:57 WIB

Kemarin kita mengobrol ngalor-ngidul mengenai tempat ngopi favorit kita. Apakah itu Kopi Kurang Lebih atau Dialoogi. Spesifikasinya berbeda-beda. Kamu lebih suka vibes-nya, sementara aku lebih suka rasanya. Tapi beberapa orang berpendapat di kota ini, rasa kopi tidak terlalu penting. Justru yang paling penting adalah, dengan siapa kita meminum kopi itu.

Sekarang cukup tidak adil jika kita membandingkan Tanamera dengan Baratimur. Karena tentu mereka sendiri menawarkan hal yang berbeda. Dua tempat tersebut sangat mengagumkan. Tapi semua itu kembali lagi kepada aksara yang keluar dari bibirmu.

Aku masih ingat ketika aku bernyanyi di atas motor di Soekarno-Hatta. Menyanyikan "Topik Semalam",  yang terngiang-ngiang di kepalaku. Kamu tidak mau kalah, ketika belok ke arah Pahlawan Trip, kamu mengambil ancang-ancang terlebih dahulu dan menyanyikan "Terpaut Oleh Waktu". Aku menoleh kearahmu, dan kamu bilang

"Nyanyi!"

Ketika sehari-hari, aku tidak kecanduan kehadiranmu. Aku tahu dirimu memiliki argumenmu sendiri dalam menyikapi realita. Kamu adalah seseorang yang sangat kuat. Itu membuatku tersenyum. Apakah sudah kukatakan kepadamu hari ini?

"Aku bersyukur karena memilikimu."

Semua ini sangat menyenangkan. Aku masih ingat tanganmu menyentuhku dengan anggun. Aku yakin sekarang kamu ragu kepadaku karena aksiku yang terkadang kasar. Atau bahkan aku yang kadang cuek ketika menanggapimu, atau bahkan aku mungkin terlalu ceroboh untuk menangani diriku sendiri. Tapi yang jelas, perlu kamu tahu bahwa mataku masih sama. Memandang jauh kedepan, imajinasi yang menggila, dan tentu saja rasio yang sangat dangkal.

Aku sangat senang. Gravitasi menciptakan dunia seperti ini. Aku begitu tenang, rasanya sekarang aku sudah mencapai Ohana. Jika kamu mencariku, aku berada di kedai kopi pojok itu. Tentu saja aku akan memesan "Strong".

Jika mau titip, aku tidak keberatan.