Selama 21 tahun aku hidup, perlahan tapi pasti, aku semakin mengenal diriku sendiri. Ternyata aku begitu rumit. Satu sisi, aku ingin bermain seperti orang lain pada umumnya, tapi sekaligus aku lebih baik sendirian di kamarku. Kata beberapa orang, aku perlu sedikit terbuka, dan tertutup sekaligus. Semua itu tentang keseimbangan.
Aku melihat sekitarku, seperti orang polos. Ketika aku sudah menginjak kepala 2, pasti yang aku pikirkan hanyalah bertahan hidup. Semua gelar kuliahku, pada akhirnya tidak akan penting lagi. Hanya tersisa "apa yang aku bisa letakkan di atas meja makan". Teman-temanku ada yang sangat menggebu, ingin menyelesaikan skripsi secepatnya. Ada yang membuat tempat ngopi, atau bahkan membuka gym. Lalu, diriku berkata dengan lirih, mencoba untuk merangkai hipotesa 20 tahun kemudian, melepaskan imajinas keluar kandang.
"Aku kapan?"
Seperti yang aku bilang tadi, perlahan aku semakin mengenal diriku sendiri. Mungkin bisa aku ceritakan kepada anak-anakku nanti, bahwa diriku merupakan orang yang gemar menyendiri dan mengetik di bawah lampu hangat berwarna kuning. Tapi perlu aku tekankan ini sangat relatif. Orang yang paling mengenal dirimu adalah dirimu sendiri. Mungkin dirimu merupakan seseorang yang tidak bisa hidup tanpa orang lain, atau mungkin dirimu merupakan seseorang yang menikmati whiskey tengah malam, atau bahkan dirimu merupakan seseorang yang saat ini kecanduan marijuana.
Kemana ya aku selama ini? Mengapa aku baru sadar, aku belum sepenuhnya mengenal diriku sendiri?
Mungkin.. karena aku kesepian?
KAMU SEDANG MEMBACA
tulisan yang gua tulis jam 3 malam.
De Todofull random. mungkin ini bisa tentang apa yang aku rasain sekarang, atau hal yang aku pengen omongin bersamamu. i'm speaking to you, and you could tell me your stories as well.