beri harapan, 16:54 WIB

324 27 0
                                    

Kamu bisa melantunkan dunia dengan bibirmu.
Mengecupnya dengan manis tanpa riwayat kalbu.
Sebuah kemurnian yang candu.
Ingin kunyanyikan sebongkah tangis di bahu.

Aku tidak tahu bagaimana kamu menggapai rasa.
Aku selalu siap jika aku yang kamu rasa.
Lagipula dari dahulu aku uring-uringan ketika merasa.
Lebih dari indra pengecap jika saling merasa.
Kamu muncul di balik kelopak mata.
Imajinasi semakin liar, kamu yang aku puja.
Mungkin ini lebih dari sebuah penanda.

Aku semakin memahami ketika kemarin terpeleset.
Mengapa aku memberi harapan kepada hal yang meleset.
Padahal aku sudah lusuh seperti keset.
Kamu juga sudah menulis disebuah letraset.
Kenapa berlari kepada mantra yang terekam di kaset?

Kamu memiliki tatapan itu.
Seolah-olah kamu yang ditakdirkan mematahkan hatiku.
Kamu tahu?
Aku setuju.

tulisan yang gua tulis jam 3 malam.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang