diam-diam, 00:41 WIB

249 16 0
                                    

Kamu mengalir di arteriku.
"Tidak percaya" adalah hak kamu.

Menyebalkan, bukan?
Berulang kali  berusaha melampaui rasa.

Malah terjun ke lubang yang sama.
Playlist Spotify yang sama,
Kacamata yang sama,
Senyum yang sama,
Kulit yang sama,
Hati yang sama,
Orang yang sama,
Harapan yang semula.

Beberapa malam kita berdansa dengan tangis yang berlinang.
Menyadari selimut yang kita bagi, akan tersisa untuk seorang.

Berulang kali aku menciptakan prosa secara diam-diam.
Ku bisikkan lagi dan lagi,
Dicerna telinga dan khususnya hati, sebelum tidur.

Aku iri kepada mereka yang jatuh hati dengan cepat.
Bisa saja tersenyum kepada matahari yang lain.

Mungkin mencintai dalam bentuk murni,
Hanya menciptakan siasat sakit hati.
Seperti halnya sejarah yang aku ukir.

Apa yang kamu lakukan sebelum tidur?
Apakah kamu mendengarkan "Sewindu" setelah sikat gigi?
Menonton Blue is the Warmest Color berkali-kali?
Minum teh manis padahal sudah sikat gigi?
Atau mungkin menonton debat ILC tanpa orang ketahui?
Kamu sadar nggak, Haris Azhar mirip dengan Profesor-nya Money Heist?

Begitu banyak yang ingin aku ketahui lagi tentangmu.
Terlalu banyak yang ingin aku ceritakan.
Terlalu banyak harapan yang ingin aku raih denganmu.
Tapi ya, begitu.

Kalender hari besar yang kita ciptakan,
Sekarang sudah luntur karena air hujan.


tulisan yang gua tulis jam 3 malam.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang