26. Awal Dari Segalanya

740 141 19
                                    

Zia melangkah maju mendekati Domble, yang justru membuat makhluk kecil tersebut berjalan mundur, menghindarinya.

Gadis itu berhenti. "Kenapa?" tanya Zia sambil menampakkan wajah kecewa.

"Yang pasti, aku tidak bisa!" seru Domble lalu berlari menjauh dari Zia.

"Hai! Kenapa kau berlari?!" teriak Zia, lalu ikut berlari mengejar makhluk tersebut.

Domble terus berlari kencang, sesekali menoleh ke belakang untuk melihat Zia yang ternyata mengejarnya.

Karena terlalu sibuk melihat ke belakang, Domble tidak menyadari jika ada sebuah lubang. Alhasil, makhluk kecil tersebut terpelosok dan masuk ke dalam lubang, yang gelap dan juga sempit.

Zia yang melihatnya pun, langsung berlari sekencang mungkin lalu menyelamatkan Domble. "Bertahanlah!" teriak gadis itu.

Tanpa berpikir panjang, Zia langsung menggunakan sihirnya untuk mengangkat Domble, membuat makhluk tersebut melayang keluar dari lubang, dan sampai di depannya dengan keadaan baik-baik saja.

Namun, wajah ketakutannya masih terlihat begitu jelas.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Zia, sambil menatap Domble khawatir.

Domble hanya diam. Tak lama suaranya lucunya kembali terdengar. "Kenapa kau menyelamatkanku?"

Zia mengernyitkan dahinya, merasa cukup bingung dengan pertanyaan Domble. "Karena kau temanku," jawabnya sambil tersenyum gugup.

Keadaan kembali sunyi, Domble terus menatap Zia, membuat gadis tersebut salah tingkah. Makhluk kecil tersebut melanglah maju mendekati Zia, melihat dengan dalam delima putih yang tergantung cantik di leher kecil gadis tersebut.

"Kau mempunyainya?" tanya Domble sambil memegang liontin delima putih tersebut.

"Aku mencarinya, untuk sampai ke kerjaan tuan, Grodle," jawab Zia tenang.

Domble melirik ke arah Zia, lalu kembali melirik ke arah liontin cantik di leher gadis itu. Tiba-tiba makhluk tersebut menggeret tangan Zia cepat. Menuntunnya pada salah satu tempat.

"Kau akan membawaku ke mana?" tanya Zia panik.

Domble tidak menjawab pertanyaan Zia, justru makhluk tersebut lebih mempercepat langkahnya.

Ketika sampai di depan rumah tua, Domble melepaskan tangan Zia. Rumah tua yang tidak terlalu menakutkan, tapi cukup kecil untuk sekedar rumah tua.

"Apa ini ru-"

Ucapan Zia terpotong oleh ucapan, Domble yang tiba-tiba menyelanya.

"Masuklah!" perintah Domble, sambil membuka lebar pintu rumahnya.

Setelah masuk, mata hitam milik Zia, di manjakan oleh furnitur-furnitur lucu dan beberapa tanaman segar yang berada di setiap sudut ruangan.

Domble mengajak Zia untuk duduk di salah satu kursi kayu, lalu makhluk tersebut berdiri di depan Zia.

"Dengarkan aku. Grodle adalah makhluk mengerikan dan juga makhluk paling jahat yang pernah aku kenal. Kau bisa mati jika mengunjungi kerjaannya!" jelas Domble, sambil menatap mata Zia dalam-dalam.

"Apa kau pernah mengun-"

Domble menyela ucapan Zia lagi. "Saudaraku berada di sana, dia terkurung! Dan aku tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak!" seru Domble dengan wajah sedihnya.

Zia tersenyum menang, ia bisa memanfaatkan situasi ini, untuk sampai ke kerjaan Grodle.

"Kita harus ke sana! Untuk membawa kembali saudaramu," saran Zia dengan nada semangat.

LUIZIA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang