Luiz membawa Zia ke tengah hutan dan mulai meninggalkan kawasan kerajaan Grodle. Namun, di tengah perjalanan mereka, Luiz tiba-tiba menghentikan lariannya hingga hampir membuat Zia terjatuh.
"Kenapa berhenti secara mendadak?" tanya Zia kesal.
"Domble masih berada di sana," ucap manusia serigala tersebut yang berhasil membuat Zia menoleh ke arah belakang secara refleks.
"Kita sudah meninggalkannya cukup jauh." Zia begitu merasa bersalah karena sampai melupakan makhluk kecil tersebut.
Lalu, bagaimana dengan saudara Domble? Zia semakin merasa bersalah ketika mengingat hal tersebut.
"Turunlah, Zia."
"Kenapa?" tanya Zia bingung, tapi tetap turun dari punggung manusia serigala tersebut.
"Tetaplah di sini. Aku akan menjemput Domble, aku akan segera kembali."
Tubuh besar dengan bulu lebat itu mulai berlari menjauh dari, gadis yang kini terduduk lemas akibat lelahnya mengikuti alur hidupnya sendiri.
Sambil bersembunyi dibalik semak-semak yang entah berjenis tumbuhan apa. Zia bersandar dengan tenang dan memutar kejadian di mana ia melihat Grodle untuk pertama kali.
Gadis itu sempat menjerit hebat ketika membuka matanya. Sosok berkepala singa di depannya memang terlihat begitu mengerikan dari apa yang pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Grodle," gumam Zia dengan tatapan kosongnya yang menatap lurus ke depan.
Waktu terus berjalan dan berputar. Zia sama sekali belum mendengar pergerakan Luiz yang berlari menuju tempat persembunyiannya.
Semakin lama menunggu membuat Zia akhirnya memutuskan untuk menyusul mereka. Dengan langkah gontai dan pergerakan yang begitu pelan, Zia mulai melangkah menuju ke arah kerajaan.
Srek!
"Zia!" Tiba-tiba terdengar suara Domble dari arah belakang.
Zia memutar tubuhnya, terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat. Bukan! Ia bukan terkejut karena Domble yang keluar dari jalur yang membuatnya bertanya-tanya, bagaimana dia bisa berada di sana?
Namun, terkejut ketika melihat bagaimana Luiz yang terluka dengan tubuhnya yang sudah kembali menjadi normal. "Luiz," gumam Zia tidak percaya.
"Luiz!" teriak Zia dengan air matanya yang mulai turun.
Terlihat begitu mengenaskan dan menyakitkan ketika, melihat seseorang yang teramat ia sayangi tergeletak tak berdaya di tanah cokelat yang terpenuhi oleh darah.
"Apa yang terjadi?" tanya Zia sambil menatap wajah Luiz yang terlumuri darah.
"Aku tidak tahu. Waktu perjalanan tadi Luiz memang sempat terjatuh, tapi aku tidak tahu jika akan terjadi sesuatu pada dirinya," jelas Domble yang ikut tidak percaya dengan apa yang terjadi pada manusia serigala itu.
Zia berusaha memikirkan apa yang membuat Luiz hingga seperti ini. Tubuh manusia serigala itu seolah terluka hebat dengan darah yang mengguyur tubuhnya, termasuk bagian kepalanya.
"Hah!" Zia membulatkan matanya ketika menyadari apa yang membuat Luiz seperti ini.
Luiz mendobrak jeruji besi menggunakan kepala serigalanya!
Zia merasakan tubuhnya melemas dengan seiring air matanya yang mulai turun. Satu persatu rasa bersalah mulai menggrogoti hatinya.
"Zia, cepatlah berlari, aku mencium para pasukan Grodle yang menuju arah hutan ini," gumam Luiz dengan suaranya yang melemah.
"Aku tidak peduli," jawab Zia, sambil menatap lekat kedua netra mata yang selalu menjadi sebuah keindahan sempurna bagi dirinya.
"Pergilah Zia. Kau harus menemukan keluargamu secepatnya, Grodle tidak akan membiarkanmu lolos untuk kedua kalianya," jelas Luiz yang kembali memaksa gadis di atasnya itu.
Setelah merubah dirinya menjadi manusia normal, Luiz memang langsung tergeletak tidak berdaya di atas tanah, luka di bagian kepalanya memang cukup serius hingga membuatnya merasakan sakit di bagian kepala.
Cukup lama Zia terdiam, sebelum akhirnya mengatakan, "Ayo kita pergi bersama-sama."
Ia tidak mungkin meninggalkan misinya untuk bertemu keluarganya, tapi ia juga tidak bisa meninggalkan Luiz tergeletak tidak berdaya di hutan seperti ini. Mereka harus selalu bersama-sama!
Sambil berusaha dan Domble yang menyingkirkan ranting-ranting yang berada di belakang Zia, gadis tersebut menyeret tubuh Luiz untuk pergi dari tempat ini secepatnya.
Namun, suara langkah kuda dan juga cahaya yang samar-samar terlihat semakin mendekat ke arah mereka. Semakin tipis harapan untuk lolos.
"Domble, bersembunyilah!" seru Zia sambil mendorong tubuh makhluk tersebut hingga terjatuh ke arah semak-semak yang berhasil menyembunyikan tubuhnya kecilnya.
Domble tidak melakukan apa pun dan tidak menolak ketika Zia menyuruhnya bersembunyi. Ia harus menyelamatkan dirinya terlebih dahulu.
Alih-alih ingin menyeret tubuh Luiz pergi dari sana, gadis tersebut justru mengalami kesulitan pada ranting yang menghalangi jalannya.
Cahaya samar itu kini terlihat begitu jelas di depan mata Zia yang berwarna hitam pekat. Tubuhnya kaku dengan tatapannya yang mulai sayu.
"Biarkan kami pergi, Grodle. Kami tidak mempunyai hutang kepadamu, bukankah kau sudah ku beri delima yang selama ini kau incar?" Luiz mengeraskan nada ucapannya sambil berusaha tetap membuka matanya.
Grodle tertawa keras, lalu makhluk tersebut mengambil delima putih yang tersimpan di dalam bajunya dan menggenggam dengan kuat hingga membuat delima tersebut hancur berkeping-keping.
Luiz membulatkan matanya terkejut. Napasnya tidak beraturan ketika melihat delima tersebut kini hanya tersisa abu yang hilang dibawa udara malam.
"Apa kau gila!" seru Luiz sambil berusaha berdiri.
Emosi yang hebat mampu mengalahkan rasa sakit di kepalanya. Luiz dengan berani menatap Grodle setajam itu sekarang.
"Aku tidak membutuhkan delima itu lagi sekarang, aku lebih membutuhkan." Grodle menunjuk Zia dengan tangannya yang besar dan juga terlihat begitu kasar.
Zia membulatkan matanya, apa yang Grodle cari dalam tubuhnya?
Luiz mengeraskan rahangnya ketika mendengar ucapan Grodle barusan. Dirinya ingin sekali merubah tubuhnya menjadi serigala dan mencakar tubuh Grodle dengan cakar beracunnya.
Namun, tubuhnya seolah terlalu lemah hanya untuk merasakan kejangan ketika berubah nanti.
"Bawa gadis itu ke penjara!" seru Grodle pada anak buahnya.
Zia menggelengkan kepalanya sambil langkahnya yang terus bergerak mundur. "Ku mohon jangan," ucap Zia dengan tatapan sayunya.
Namun, para penjaga seolah tuli, mereka terus mendekat ke arah Zia dan akhirnya menggenggam erat pergelangan tangan gadis tersebut.
Zia membrontak dan menjeritkan nama Luiz ketika ia terus dipaksa untuk berjalan menuju kerajaan Grodle.
Luiz yang melihatnya pun tidak mampu bergerak ataupun melangkahkan kakinya barang sejengkal untuk mengejar Zia. Ia begitu lemas hingga terjatuh kembali dengan mata yang sudah tertutup sempurna.
"Luiz!" seru Domble sambil keluar dari persembunyiannya.
Untuk sekarang, bertahan bersama Luiz adalah pilihan terbaik. Dengan air mata yang perlahan turun, Domble menggenggam lemas sebuah kertas lusuh di tangannya.
.
.
.Sampai di sini dulu ya, tunggu kelanjutan partnya dan jangan lupa vote dan comment dan masukkan di perpustakaan kalian 😄.
![](https://img.wattpad.com/cover/222571771-288-k756392.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LUIZIA [SUDAH TERBIT]
FantasyNOVEL LUIZIA SUDAH TERSEDIA DI SHOPEE R A N K I N G 🎖 # berkali-kali peringkat 1 in mengerikan. # berkali-kali peringkat 1 in menegangkan, 4.12.20 # peringkat 2 in siluman, 25.8.20 # peringkat 2 in ajaib, 4.12.20 # peringkat 2 in zia, 4.12.20 # pe...