Sequel of Hanahaki desease
______________________________________
~Zei yi pov
Beberapa bulan telah berlalu sejak kejadian Adha dan Xinlong yang membuat kejutan menyatukan aku dan Zeyu. Kini Ming Fei sudah sadar dan kami berteman akrab, tapi beberapa minggu setelah kejadian itu, Adha pindah ke Korea dan membuatku sendirian, ah dasar gadis itu, ditinggal tidak mau tapi meninggalkanku."Hei baby apa yang kau pikirkan?" tanya Zeyu yang ada di sampingku.
Kini kami sedang berada di cafe, tidak hanya berdua sih, ada Xinlong yang sibuk main game dan Ming Fei yang sibuk makan. Aku baru tau kalau Ming Fei hobi makan.
"Aku memikirkan Adha" jawabku seadanya.
"Kenapa memikirkan si berisik itu sih tidak ada gunanya" sahut Xinlong.
"Hei tuan He Xinlong, kau mengatakan hal itu tapi kau juga selalu memikirkannya sampai-sampai menangis di kamarmu" timpal Ming Fei membuat Xinlong terdiam dan kami yang lainnya tertawa.
"Aish diamlah jangan tertawa lagi kalian membuatku kalah tau tidak" protes Xinlong.
"Kau kalah game atau kalah bicara?" goda Ming Fei lagi.
Saat kami tengah asik tertawa dari pintu masuk seorang yang sangat kami kenal dengan pria yang lebih tua beberapa tahun darinya.
"Bukankah itu Adha?" tanya Zeyu membuat atensi dua orang lainnya ikut menatap kearah pintu masuk.
"Iya tapi dengan siapa dan kenapa mereka terlihat mesra? lagipula bukankah seharusnya Adha di Korea bukan di Beijing?" tanya Ming Fei.
Sesaat kami semya tetap menatap ke arahnya, dia mulai berjalan dari meja kasir menuju bangku cafe, tepatnya di bangku kosong samping tempat kami.
Sekilas kulihat Xinlong menatap tidak suka pada gadis itu, apa Xinlong masih benci Adha ya? tapi dia pernah menangis untuk sahabatku itu.
"Eh hai" sapa Adha begitu sadar kami juga ada di cafe ini.
"Kalian tidak melupakan ku kan? kenapa tidak membalas sapaan ku?" tanyanya pada kami semua.
"A...ah maaf, hai juga Adha, tapi bukankah kau seharusnya ada di Korea? kenapa ada disini" tanyaku.
"Ouh aku disini hanya sementara, mungkin hanya beberapa hari atau mungkin minggu" jawab Adha.
"Oh begitu"
"Yah sudah kami akan duduk disitu" katanya lalu beralih ke bangku yang ditunjuknya.
Samar ku dengar mereka berbicara menggunkan bahasa Korea yang aku tidak paham.
Tak lama pesanan mereka telah tiba dan mereka menikmatinya dengan khidmat, kami juga kembali keaktivitas kami semula.
"Zei yi!" panggil Adha padaku.
"I... iya, ada apa"
"Tidak ada kulihat kau sudah baik-baik saja sekarang, kau terlihat lebih bahagia daripada dulu" katanya dengan senyum, walau kulihat ada sedikit kesedihan di matanya.
"Tetaplah bahagia walau tanpa aku Zei yi, aku pergi dulu, ayo oppa" katanya lagi lalu pergi dengan pria yang bersamanya.
Tidak taukah dia aku ingin bahagia bersamanya, aku tidak ingin hanya membagi duka ku saja, aku juga ingin membagi suka ku juga dengan Adha. Dia adalah bahagia ku, keberadaannya adalah yang kubutuhkan untuk bahagia, tapi dia malah pergi menjauh dariku bersama duka nya, dia selalu seperti itu, memberikan suka nya pada orang lain, tapi membawa duka nya pergi bersamanya. Dasar Zhang Adha menyebalkan, aku menyayangimu.
______________________________________
~_END_~
KAMU SEDANG MEMBACA
boy story | love story (oneshoot)
RandomBerisikan oneshoot fanfiction dari boygrup termuda JYPentertaiment, Boy Story dg segala romansa manis atau pahit dari sebuah hubungan. ~Hiatus sampai dapat inspirasi