Tidak ada yang istimewa di hari ini. Suasana drom yang sepi, cuaca panas, kamar berantakan, serta sebuah presensi pemuda yang nampak duduk di pinggiran ranjang lengkap dengan sebuah ponsel di dalam genggamannya.
Entahlah, sepertinya pemuda itu tengah menunggu sesuatu.
Sesekali helaan nafas terdengar dari pemuda yang duduk termenung itu. Wajahnya nampak kusut namun sepertinya ia tak peduli sama sekali.
Cklek..
"Jung.."
Pemuda itu --Jeon Jungkook-- seketika mendongak mengalihkan atensinya pada seseorang yang ada di ambang pintu kamarnya. Park Jimin.
"Kau tidak makan?" Tanya Jimin kembali.
"Aku sudah makan sereal." Jawab Jungkook.
Jimin menghela nafas. Selanjutnya, pemuda bermata sipit itu mulai melangkah masuk dan mendudukkan dirinya di sisi Jungkook.
"Sedang memikirkan Lisa?"Mendengar ucapan Jimin, Jungkook menunduk. Raut wajah pemuda itu berubah sendu.
"Lisa tak menghubungiku sama sekali dari semalam. Aku hanya merindukannya." Ucap Jungkook lirih.Jimin kembali menghela nafas. Salah satu tangan pemuda itu terulur dan mendarat pelan di salah satu pundak Jungkook.
"Kau bilang Lisa sedang berada di Indonesia bukan? Mungkin dia sedang sibuk Jung.."Jungkook diam, tak menjawab apapun. Kedua matanya masih setia memandang layar ponsel yang bahkan layarnya tak menyala sama sekali.
"Mandilah, nanti sore kita akan ada latihan koreo baru. Soal Lisa, dia pasti akan menghubungimu."
Jungkook menghela nafas pelan. Ah benar juga, Lisa telah bekerja keras jadi ia pun harus melakukan hal yang sama bukan?
Jungkook mendongak, menatap Jimin. "Baiklah, sepertinya guyuran air akan membuat badan dan pikiran ku menjadi lebih segar Hyung."
"Oh, tentu saja." Jawab Jimin seraya terkekeh pelan.
Sekejap berikutnya Jungkook berdiri dan meletakkan benda pilihnya di atas nakas. Pemuda itu merenggangkan tubuhnya sejenak dan mulai melangkah keluar kamar, meninggalkan Jimin sendirian.
Presensi Jungkook kini telah menghilang di balik pintu. Jimin kembali menghela nafas dan kemudian berdiri. Namun saat akan melangkah, sebuah bunyi notifikasi seketika mengalihkan atensinya.
Jimin menoleh, kedua mata pemuda itu menangkap sebuah notifikasi pesan yang terpampang di layar ponsel Jungkook.
Jimin tersenyum, dalam diam pemuda itu melangkah keluar tanpa menyentuh ponsel Jungkook sedikitpun. Sepertinya ikatan batin mereka berdua kuat, itu yang ada di dalam pikiran Jimin.
Bagaimana tidak? Jelas jelas Jimin sempat membaca pesan itu yang berbunyi :
"Bunny kau sedang apa? Aku merindukan mu." ~ Lichagii :*
•••
Hari berganti sore, di sebuah studio latihan tampak ketujuh pemuda dengan peluh yang membasahi tubuh mereka.
Sepertinya ketujuh pemuda itu baru saja menyelesaikan latihannya. Itu terlihat dari botol minuman dan handuk kecil yang masing masing ada di tangan mereka.
"Menurut kalian, bagaimana dengan Comeback kita kali ini?" Ucap Namjoon sang leader memecah keheningan.
"Yang pasti kita harus bisa menorehkan prestasi baru. Kita tak boleh membuat Army kecewa." Ucap Suga menimpali.
Ucapan Suga di jawab anggukan oleh para member. Suasana kembali hening, hanya ada beberapa yang saling mengobrol. Dan seperti tersadar sesuatu, Jungkook mulai berdiri dan melangkah menuju ponselnya. Meraih benda pipih miliknya itu dan tersenyum kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Goddess || Lizkook .
Fanfic[ SLOW UPDATE ] Mungkin di depan kamera, mereka terlihat tidak saling mengenal. Tidak pernah terlihat berinteraksi satu sama lain dan menjadi orang asing. Namun, siapa sangka jika ternyata di balik layar mereka berdua saling mencintai? Mengesampingk...