My Last Queen [Complete (✔) | TERSEDIA VERSI LENGKAP PDF]

Chapter 7 : Would You Be My Queen?

Play Mulmed
(Why Don't We - What Am I)

...

Setelah berbelanja pakaian, pasangan—cinta satu malam—Kim itu memilih untuk tidak langsung kembali ke rumah. Sebenarnya sih Jennie sudah ingin pulang, tapi Taehyung dengan sifat pemaksa dan menyebalkannya itu merengek-rengek seperti anak kecil agar mereka bisa tetap tinggal sedikit lebih lama. Jadi karena tidak ingin dibuat malu di depan banyak orang, akhirnya Jennie pun menyetujui keinginan raja itu.

Mereka berkeliling tempat yang Jennie kenalkan pada Taehyung dengan nama Hongdae itu sambil menikmati es krim yang dipegang oleh tangan mereka yang bebas—karena Taehyung sejak awal tidak mau melepaskan tangan Jennie, takut kembali kehilangan jejak seperti tadi.

"Boleh tidak mampir sebentar ke dalam sana?" tanya Taehyung menunjuk salah satu toko pakaian mode pria. "Lihat-lihat saja."

Maka jadilah keempat tungkai mereka berjalan melewati orang-orang dan mulai melangkah memasuki toko tersebut. Melewati rak-rak berisi pakaian mahal, Jennie bahkan tak sanggup untuk melirik harga yang tertera pada baju-baju tersebut. Mungkin bisa pingsan di tempat kalau berani coba-coba. Beralih pada rak topi, Taehyung tiba-tiba saja melepaskan tangan Jennie dan berjalan cepat menuju salah satu topi. Dengan senyum merekah sempurna, ia mengenakan topi itu dengan bangga. Kekanakan sekali, tapi lucu juga.

Saat Taehyung sibuk berkaca pada cermin yang tersedia, Jennie dengan iseng berdiri di sebelah pria itu dan mengarahkan ponselnya ke depan mereka. "Aku tidak mampu membeli, jadi supaya kau punya kenangan sudah memakai topi mahal itu, ayo ambil gambar!" ajaknya.

Taehyung tertawa kecil ketika mendengar itu, tapi tidak menolak juga. 1-2-3... Gambar diambil!

"Bagaimana? Senang tidak?" tanya Jennie.

Taehyung mengangguk lalu melepaskan topinya. "Di kerajaan, aku jarang mengenakan topi semacam itu."

"Kenapa?"

"Karena di atas kepalaku diletakkan mahkota, berat dan sejujurnya aku tidak suka," ungkapnya lalu melipat bibirnya ke dalam. Rasanya hidup menjadi raja itu seperti sebuah kepalsuan yang memuakkan. "Maka dari itu, ada sedikit rasa senang selama aku berada di sini. Setidaknya, aku tidak terbebani urusan kerajaan untuk beberapa saat. Ya sekaligus mengajarkan Jungkook untuk lebih mandiri."

"Memangnya adikmu kenapa?" tanya Jennie. "Dia pemalas?"

"Tidak pemalas, tapi sifatnya sangat kerakyatan. Dia tidak berniat menjadi raja karena sudah ada aku. Katanya, dia tidak suka berpikir keras dan menjadi sasaran ancaman pemberontakan. Dia masih ingin hidup lama." Taehyung tanpa sadar terkekeh sendiri mengingat watak sang adik. Jujur, ia jadi sedikit rindu. "Jungkook itu agak ceroboh. Kekhawatiranku selama di sini hanya dia."