Chapter 26 : Dear Moon, Can You Tell Him That I Miss Him?

2.7K 588 146
                                    

Play Mulmed
(Sungjae - I'm Missing You)

...

"Jennie, kau sudah akan kembali?"

Sang pemilik nama menoleh, memberikan satu anggukan disertai senyuman, lalu menjawab, "Iya. Hari ini aku akan menenangkan diri seperti biasanya."

"Ke club lagi?" tanya Hanbin sembari mengatur ulang mesin penghitung uang-atas permintaan Minseo. Melihat adanya anggukan dari Jennie, pria itu pun berdecak pelan. "Sampai kapan kau akan menyisihkan waktu untuk ke tempat semacam itu? Hei, sebaiknya uang itu kau tabung untung biaya pernikahan."

Jennie tertawa dan mendekatkan dirinya pada meja kasir untuk berbisik, "Entahlah. Aku bahkan tidak berpikir untuk menikah."

"Yena, kau jangan ikut-ikutan mencontoh wanita muda ini ya!" peringat Hanbin pada salah satu pegawai paruh waktu mereka yang masih baru akan menginjakkan kaki di bangku kuliahnya tahun ini. "Kau fokus saja kuliah, jangan pikirkan untuk bersenang-senang di tempat semacam itum"

"Jennie ke club juga bukan untuk mabuk-mabukan sampai tidur dengan pria lain. Kenapa bicaramu begitu?" Protesan yang baru saja dilayangkan Minseo berhasil membuat Jennie yang tengah minum tersedak hingga terbatuk keras berkali-kali. "Kau tidak apa-apa? Responmu mencurigakan sekali. Kau tidak melakukan hal yang kukatakan itu, 'kan?"

Memangnya siapa yang tidak terkejut jika perkataan tentangnya yang dilontarkan secara asal oleh orang lain ternyata benar adanya? Tapi untuk menutupi hal itu, Jennie memberikan lirikan tajam yang berhasil membuat Minseo buru-buru mangatupkan mulut.

"Semakin lama pembahasan ini semakin negatif," ucap Jennie agak sebal. "Dengar ya, aku ke sana hanya untuk duduk dan melihat-lihat, memesan tiga atau empat sloki minuman alkohol, lalu pulang."

Hanbin memilih mendecih dan menyahut, "Ya, ya, ya, terserahmu saja. Tapi ingat, besok pagi jangan sampai terlambat masuk kerja karena kita harus menyulap tempat ini menjadi kerajaan untuk acara ulang tahun anak pemilik restoran besok."

Jennie mengacungkan kedua jempolnya sebelum akhirnya berjalan menjauh menuju ruang ganti. Setelah selesai dengan pakaiannya, wanita Kim itu pun keluar dari restoran dan mengendarai motornya menuju rumah. Rencananya ia akan bersiap selama beberapa saat sebelum menghabiskan malamnya di club. Setibanya di pekarangan, wanita itu sedikit terkejut mendapati ada seseorang yang berdiri di depan pintu rumahnya. Orang itu tampak menoleh saat mendengar deru mesin motornya, lalu tersenyum tipis saat menemukan Jennie-lah yang baru saja datang.

"Nyonya Zhang, selamat malam!" sapa Jennie setelah ia turun dari motornya.

Nyonya Zhang adalah pemilik rumah yang ia sewa saat ini. Jennie tidak ingat kapan terakhir kali ia bertemu dengan wanita paruh baya yang menetap di Incheon itu, mungkin sekitar empat bulan lalu. Jennie jelas bertanya-tanya, ada apa gerangan hingga wanita itu mendatanginya malam-malam begini? Mempersilakan sang tamu masuk dan duduk di ruang tamu sederhananya, Jennie tak lupa menyediakan minuman berupa teh untuk Nyonya Zhang.

"Sudah berapa lama waktu berlalu sejak terakhir kita bertemu?" tanya Nyonya Zhang membuka pembicaraan.

Jennie yang tengah mendudukkan dirinya di atas sofa lantas menjawab, "Kalau tidak salah sekitar empat bulan yang lalu, Nyonya Zhang."

"Kau masih mengurus rumah ini dengan baik," komentar wanita itu dengan senyum tulus. Ia tampak memperhatikan sekeliling dengan seksama lalu bertanya, "Kau pasti bingung mengapa aku mendadak datang, bukan?"

Anggukan menjadi jawaban dari Jennie. "Aku agak heran mengapa Nyonya sampai jauh-jauh datang kemari. Apa ada hal sebegitu yang pentingnya untuk disampaikan?"

My Last Queen [Complete (✔) | TERSEDIA VERSI LENGKAP PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang