Chapter 4 : Taehyung's Background

5K 865 251
                                    

Play Mulmed
(Børns - Electric Love)

...

"Ini rumahmu?" tanya Taehyung menatap sebuah rumah berbagunan sederhana yang tampak bersih dan dipenuhi bunga-bunga kecil pada halaman depan. Bunganya tampak segar setelah sempat disiram oleh air hujan yang sudah reda sejak lima menit yang lalu. Mengernyitkan dahinya, pria itu menggumam pelan, "Kecil sekali."

"Ini bukan rumahku, ini rumah sewaan," jawab Jennie melangkah lebih dulu untuk membukakan pintu. Untungnya ia tidak mendengar gumaman raja sombong satu itu. Bisa-bisa mereka akan perang mulut lagi.

"Kau tidak punya rumah sendiri?" tanya Taehyung terkejut. Pria itu mengekori langkah Jennie sambil sesekali menoleh pada sekitaran rumah wanita itu yang tampak lumayan sepi. "Jadi kau miskin?"

Pria ini benar-benar tahu caranya mematikkan api perkelahian! Pikir Jennie jengkel. Ingin sekali rasanya ia meneriaki pria itu berbagai macam kalimat makian dengan lantang. Sayangnya ia masih ingin menjaga nama baiknya di lingkungan tempatnya tinggal ini, jadi ia terpaksa mengurungkan niatnya tersebut. "Kau menyesal menyetubuhiku karena aku miskin?" tanyanya sinis.

"Bukan begitu," jawab Taehyung. "Aku hanya tidak menyangka saja. Jangan sakit hati ya?"

"Tidak kok. Memang kenyataannya aku miskin," balas Jennie ketus. "Bisa-bisanya seorang raja membiarkan rakyat miskin sepertiku semakin melarat karena harus menanggung kehidupanmu di sini. Hei, biaya makan itu mahal tahu!"

Taehyung mendecih, tapi tidak menyangkal. Keberadaannya di sini pastinya memang merepotkan Jennie, tapi dia tidak peduli juga sih. Kalau dia suka, ya dia bisa tinggal seberapa lama dia mau. Kurang ajar memang.

Setelah Jennie membuka pintunya, ia mengajak Taehyung masuk ke dalam dan memberi perintah bahwa pria itu harus melepas sepatunya. Taehyung sih menurut-menurut saja. Tidak baik seorang penumpang melawan pemilik rumah. Begini-begini, Taehyung—sedikit—taat aturan juga.

"Kau bilang kau punya ponsel. Mana?" tanya Jennie sesampainya mereka di dalam ruang tamu sederhana miliknya.

Taehyung yang tengah mendudukkan diri di atas sofa Jennie lantas dengan segera merogoh sakunya, mengeluarkan ponselnya, dan menyerahkannya pada wanita itu tanpa ragu. "Ini."

Jennie mengernyit aneh. Pria itu memang memilik ponsel sungguhan. Bentuknya sama seperti ponsel yang beredar di pasaran dunia saat ini, tapi sayangnya Jennie tidak pernah mengenal merk ponsel yang seperti itu. "Ini ponsel apa?"

"Ponsel di kerajaanku begitu semua, tapi punyaku tipe yang tertinggi," jawab Taehyung. "Kenapa? Ponsel di sini memangnya masih yang tekan-tekan tombol itu?"

"Enak saja! Kau pikir ini zaman apa?" sinis Jennie. Wanita itu kembali memperhatikan ponsel milik Taehyung dengan tatapan heran bercampur kagum. Ponsel Taehyung tampak sangat mewah dengan warna emas yang begitu mencolok. Jennie mulai penasaran, ini emas sungguhan atau hanya sekedar gaya saja?

"Itu emas sungguhan," ucap Taehyung seolah tahu apa yang tengah Jennie pikirkan. Menyadarkan diri pada sofa, Taehyung bertanya iseng pada Jennie, "Apa kau mau yang seperti itu? Nanti kalau kubawa ke sana aku belikan satu untukmu."

Jennie tersenyum remeh dan menyahut penuh sindiran, "Sebelum itu terjadi, tolong pikirkan dengan baik bagaimana cara agar kembali ya? Aku khawatir kau bahkan selamanya terjebak di sini."

Taehyung tertawa namun memilih acuh. Wanita ini memang paling jago soal menyindir, mengumpat, dan memarahinya. Tunggu saja sampai Jennie ia bawa ke kerajaannya nanti, Taehyung pastikan mulut wanita itu akan dia sumpal dengan ciuman yang banyak. Kalau melakukan itu di dunia ini, bisa-bisa dia dibunuh sekarang juga. Taehyung masih ingin hidup. Tapi kalaupun dia selamanya terjebak di sini, sepertinya dia senang-senang saja dan tidak keberatan juga.

My Last Queen [Complete (✔) | TERSEDIA VERSI LENGKAP PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang